Media Bawean, 29 Februari 2012
Lomba Menulis Berita & Opini Tahun 2012
Kategori Umum
Alumnus MA Mambaus Sholihin, Suci, Gresik Tahun 1996
Alamat Asal :Desa Pakalongan Kec. Tambak Bawean,
Alamat Sekarang : Balongpanggang Gresik
Alamat Sekarang : Balongpanggang Gresik
HP : 081230228141
Pulau Puteri merupakan nama kecil dari pulau Bawean, mendapat predikat Pulau Puteri karena populasi penduduk di pulau Bawean lebih didominasi perempuan daripada laki-laki. Letak georafis yang jauh dari daratan pulau Jawa serta sarana transportasi yang kurang memadai menyebabkan roda perekonomian di Bawean berjalan lambat. Faktor itulah yang memotifasi suami sebagai kepala keluarga dan kebanyakan laki-laki dewasa untuk memperbaiki taraf hidup keluarganya dengan cara merantau atau bermigrasi mencari nafkah. Sementara isteri sebagai ibu rumah tangga lebih memilih menetap di Bawean dan menjadi single parent dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya.
Peranan ibu yang lebih dominan dalam mendidik anak, khususunya anak perempuan telah membuat wanita-wanita Bawean lebih cekatan dan mandiri. Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan terhadap anak merupakan amanah yang diemban oleh setiap orang tua. Dalam hal ini ibu merupakan orang pertama yang memberikan sentuhan pendidikan terhadap anaknya, mulai dari dalam kandungan hingga tumbuh dewasa. Rasulullah SAW pernah bersabda, Annisa Madrosatul Awlad, “Wanita (ibu) adalah sekolah pertama bagi anak”. Namun demikian berhubung pada waktu itu akses informasi dan sarana pendidikan di pulau Bawean masih kurang memadai, menyebabkan kaum ibu masih terisolasi dari pengetahuan akan pentingnya pendidikan umum terhadap puteri-puterinya. Penekanan pendidikan hanya sebatas pada pendidikan agama semata sementara pendidikan umum belum diprioritaskan.
Semenjak berdirinya SMP dan SMA Negeri serta program wajib pendidikan sembilan tahun yang dicanangkan pemerintah belakangan ini, telah membuka wawasan orang tua di Bawean untuk menyekolahkan anak-anak puterinya ke jenjang yang lebih formal. Beberapa dari mereka bahkan ada yang melanjutkan studi pasca sarjana sampai ke luar negeri. Wanita- wanita Bawean kini sudah mulai banyak yang meniti karir di instansi-instansi pemerintah maupun swasta. Posisi-posisi yang selama ini masih terhalang tabir transgender kini sudah bisa diduduki, seperti kepala dusun, lurah, anggota dewan, dokter, dan sebagainya.
Dengan Pendidikan ilmu agama serta ilmu pendidikan umum yang mumpuni berada dimanapun wanita Bawean akan dapat memposisikan diri. Ketika mendampingi suami selalu berusaha mendapat ridho suami karena tahu bahwa ridho suami adalah ridho Allah SWT. Saat suaminya berada ditampuk kekuasaan tidak memjerumuskan untuk berbuat korupsi melainkan berperan penting membantu suami meraih prestasi. Seperti sebuah ungkapan, dibalik pria sukses ada wanita hebat dibelakangnya. Emansipasi wanita yang dicetuskan R.A. Kartini juga bisa diterapkan secara proporsional, berkarir dan memegang jabatan dengan amanah serta dapat bekerja dengan profesional tanpa meninggalkan kodrat sebagai ibu rumah tangga. Adapun yang tak kalah penting adalah bekerja di sektor informal sudah bisa ditinggalkan karena telah memiliki skill dengan pendidikan umum yang ditempuh.
Pengetahuan dan wawasan yang luas merupakan input untuk membentuk wanita berkarakter dan berprinsip. Wanita yang berprinsip tentu bukan wanita yang lemah, yang tidak bisa menjaga kehormatan dan harga dirinya. Wanita berprinsip itu bagai bunga teratai, indah dipandang tapi tak mudah dipegang. Wanita-wanita mulia berprinsip yang menjadi panutan dapat dikaji dalam sejarah dunia Islam. Mempelajari dan mengambil hikmah dari tindak tanduk Fatimah binti Muhammad, Khadijah binti Khuwalid, Maryam binti Imran, Asiyah binti Muza, dan lain sebagainya. Sedangkan di dunia modern sekarang ini referensi wanita-wanita hebat dapat dilihat salah satunya dari biografi Margaret Thatcher. Perdana menteri wanita pertama di kerajaan Inggris, dengan kekerasan hati dan ketegaran yang luar biasa dalam mempertahankan idealismenya hingga dijuliki si iron lady. Begitupun dengan Aung San Suu Kyi pemimpin demokrasi dari Myanmar, dikenal dimata dunia internasional sebagai simbol kepahlawanan dalam membela bangsanya dari tirani. Segigih apapun militer menangkalnya dengan senjata, wanita ini lebih gigih mempertahankan ideologi politiknya. Ada juga Indira Gandhi dari india dan masih banyak yang lain yang bisa menjadi inspirasi bagi wanita Bawean.
Wanita adalah tiang agama, jika rusak wanita maka rusak pulalah negara. Pendidikan agama sejak dini dan pendidikan umum yang tinggi akan menambah kematangan intelektual seorang wanita. Pola fikir wanita intelek cenderung sanggup memfilter segala bentuk budaya negatif dan dampak-dampak negatif lain dari kemajuan teknologi. Peristiwa beberapa bulan yang lalu tentang pembuangan bayi oleh seorang ibu muda di Bawean menunjukkan bahwa tanpa pendidikan agama dan umum yang memadai seorang wanita itu mudah rapuh. Kejadian seperti itu semestinya tidak perlu terjadi di bumi Bawean, sejarah telah menceritakan bagaimana Maryam membesarkan Isa a.s. seorang diri ditengah cacian dan hujatan masyarakat. Syurga ditelapak kaki ibu, seorang ibu seharusnya memberikan suri tauladan yang baik bagi anaknya bukan sebaliknya. Kasih sang ibu sepanjang masa dan tak lekang oleh waktu, walau ibu hanya dapat memegang tangan anaknya untuk sementara saja tapi ibu hendaknya dapat menggenggam hati anaknya untuk selamanya.
Kesholehaan seorang wanita diibarat perhiasan yang terindah, demikianlah wanita dikiaskan. Perpaduan ilmu agama dan ilmu pendidikan umum akan mengesankan kecantikan wanita Bawean tidak hanya terpancar dari aura fisik saja tetapi juga dari inner beauty. Bersama euforia bulan Maulid ini mari kita implementasikan bahwa wanita Bawean adalah wanita yang sholeha, agar perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekedar ritual belaka. Menjelang hari pendidikan nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, mari kita aktualisasikan bahwa wanita Bawean adalah wanita yang beredukasi, agar perspsektif yang selama ini melekat di dapur dan di sumur tak tampak lagi. Melanjutkan cita-cita R.A. Kartini mari kita tingkatkan derajat kaum wanita di Bawean, supaya tidak hanya terekspos pada keanggunan wajahnya saja tetapi juga dari sisi-sisi positif lainnya, yang bisa membawa harum nama bangsa dan pulau Bawean pada khususnya. Apabila demikian maka wanita Bawean akan mampu menjadi trend setter, buah bibir dan idaman, bak bidadari yang dinanti dan permata yang dirindu.