Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Kenakalan Remaja Bawean
Akibat Modernisasi & Globalisasi

Kenakalan Remaja Bawean
Akibat Modernisasi & Globalisasi

Posted by Media Bawean on Kamis, 16 Februari 2012

Media Bawean, 16 Februari 2012

Lomba Menulis Berita & Opini Tahun 2012

Kategori Umum



Nama Penulis : QAMARUDDIN
Alamat Asal : Tampo Pudakht Barat
No Hp :081234297361
Alamat Sekarang : Tlogomaas gg 09 no 26
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Jurusan Fisika (FMIPA)

Disadari atau tidak akhir-akhir banyak kasus baik kriminal maupun pelecehan seksual yang mencuat di Bawean dan dalam kurun waktu beberap` hari saja ada beberapa kasus yang saya ketahui seperti perkosaan seorang gadis oleh tiga pemuda,praktek prostitusi yag dilakukan remaja yang baru lulus SMA, tawuran antar sekolah, mabuk-mabukan, belum lagi remaja yang harus mengakhiri masa lajangnya dikarenakan menghamili gadis diluar nikah. Hal seperti ini merupakan penyakit sosial (disease society) yang membutuhkan penanganan yang serius agar tidak berdampak masa depan generasi muda dan terhadap citra Masyarakat Bawean yang terkenal agamais. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa dekade ini merupakan dekade dimana arus globalisasi dan modernisasi sangat cepat berjalan, kemajuan IPTEK yang tidak dibarengi dengan peningkatan moral maka akan berdampak terhadap penyalahgunaan teknologi itu sendiri. Dan yang perlu disadari yaitu seberapa siapkah Masyarakat Bawean menerima kemajuan arus modernisasi dan globalisasi ini?.

Pulau Bawean sekarang ini sudah menjadi pulau yag tidak terbelakang lagi hal ini dapat ditunjukkan masuknya sarana telekomonikasi, televisi, internet, HP, wifi yang menunjang kemajuan Bawean akan tetapi, banyak para remaja yang menyalahgunakan sarana teknologi tersebut seperti HP digunakan sarana menyimpan Video porno, membuka situs-situs dewasa dari internet, belum lagi dari segi pergaulan bebas, hal semacam inilah yang dapat merusak moral para remaja Bawean yang akhirnya mereka ingin menunjukkan jati diri mereka sebagai pemuda gaul yang dicap sebagai anak gaul atau ABG keren yang mengedepankan gengsi belaka. Sebenarnya fenomena remaja seperti ini merupakan kewajaran jika dilihat dari sudut pandang psikologi yang menjadi masalah yaitu kontrol yang tidak terkendali dari remaja yang menyebabkan remaja terjerumus kepada pergaulan bebas, gaya hidup, dan seks bebas yang pada akhirnya merugikan mereka sendiri.

Gambaran di atas menunjukkan betapa besarnya pengaruh kemajuan teknolgi dan modernisasi terhadap perilaku remaja di Bawean dan juga dapat dijadikan perbandingan perilaku remaja di Bawean pada zaman dahulu sebelum ada teknologi masuk dengan masa sekarang yang arus kemajuan teknologi semakin cepat, tentu masa kini lebiih banyak menimbulkan perilaku menyimpang dari para remaja akan tetapi yang salah disini bukan teknologi maupun modernisasinya tetapi, ketidak sanggupan baik dari remaja dalam mengontrol diri dan orang tua yang tidak memberikan bekal kepada anaknya mengenai etika moral.

Sebenarnya ada dua faktor penyebab kenakalan remaja yaitu Faktor internal dan faktor eksternal faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, dan faktor eksternal seperti keluarga, teman sebaya, lingkungan dan teknologi. Dari Faktor-faktor ini kenakalan remaja di Pulau Bawean mencakup kedua faktor ini dan yang paling dominan adalah faktor lingkungan (pergaulan) dan faktor teknologi yang sebagai aktor akar masalah dari remaja di Bawean saat ini.

Mengembalikan para remaja dalam ruang lingkup dan perannya sebagai generasi muda yang cerdas, berilmu, kreatif dan bermoral merupakan langkah yang harus ditempuh. Adapaun langkah yang bisa dilakukan dari orang tua seperti selalu mengawasi tingkah laku dan pergaulan anaknya dan selalu berusaha menciptakan suasana keluarga yang kondusif, adanya motivasi agar menjadi anak yang sholeh dan bagi remaja sendiri sebaiknya selektif dalam memilih pergaulan, pandai memilih komunitas atau kelompok, arif dalm menggunakan teknologi dan membentuk ketahan diri agar tidak mudah terpengaruh dengan teman-teman yang mengajaknya berbuat penyimpangan dan disini dibutuhkan juga peran sekolah atau guru dalam membentuk remeja yang cerdas dan bermoral.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean