Media Bawean, 17 Maret 2012
Moch. Qosim (Wakil Bupati Gresik) menerima perwakilan warga Bawean di rumah dinas, hari sabtu (17/3/2012), membahas permasalahan Pulau Bawean, khususnya persoalan transportasi kapal bantuan sehubungan kendala pelayaran akibat gelombang tinggi.
Diawal pertemuan, Moch. Qosim mengatakan orang marah disebabkan ada 3 hal, pertama apabila agamamu dihina orang, negaramu diambil orang, dan suami atau isterimu diambil orang. "Kalau marah soal kapal akibat kondisi alam dengan gelombang tinggi, tentunya tidak bisa marah dengan ketentuan tuhan,"katanya.
Menurut Wakil Bupati, mencari solusi tidak harus melakukan unjuk rasa atau demo, sebaiknya duduk bersama dengan mengadakan silaturrahim bersama tentunya akan memperoleh solusi kongkret untuk mengatasi segala persoalan di Pulau Bawean.
"Terusterang pemerintahan Sambari - Qosim tetap memperhatikan Pulau Bawean, bisa dilihat secara nyata perubahan sekarang mulai jalan lingkar, pelayanan kesehatan, pembangunan lapangan terbang, serta transportasi laut yang direncanakan kedepan pemerintah akan membeli kapal sendiri agar tidak kesulitan saat terjadi peristiwa seperti sekarang ini,"paparnya.
"Mari bersama-sama membangun Pulau Bawean, melihat hasil pembangunan seperti jalan lingkar Bawean dengan kualitas jelak itupun kontraktor yang mengerjakan orang Bawean,"ujarnya.
Menurut Wakil Bupati, tahun ini pembangunan jalan lingkar dengan anggaran 12 miliyar bila selesai pembangunan tentunya bisa melancarkan roda perekonomian di Pulau Bawean, fasilitas kesehatan puskesmas Sangkapura akan ditingkatkan statusnya menjadi rumah sakit tipe c.
Sedangkan lapter bila selesai nantinya, terang Moch. Qosim, pesawat terbang yang melayani berkisar muat penumpang antara 80 sampai 90 orang. "Termasuk dibidang pendidikan, bila ada pondok pensantren membutuhkan pembangunan silahkan diajukan,"terangnya.
Disinggung persoalan transportasi kapal bantuan, Wakil Bupati menjelaskan bahwa pemerintah sudah maksimal berjuang untuk mendapatkan kapal tapi namanya keinginan dan kemampuan tebatas. " Mulai dari menghubungi Koarmatim untuk meminta bantuan kapal TNI AL yang rencananya KRI Teluk Jakarta, kemudian kapal milik PT. PELNI melalui Abd. Aziz sebagai Kapala Adpel Gresik, akhirnya kapal Setya Kencana milik PT. DLU yang diperbantukan untuk menyemberangkan penumpang tujuan Bawean.
"Perlu diketahui, bahwa kondisi alam bukan hanya di Pulau Bawean, tetapi kondisi hampir diseluruh daerah mengalami dampak yang sama. Seharusnya menghadapi dengan berusaha agar mendapatkan solusinya"ungkapnya.
"Meskipun menerima telepon dimarah-marahin sama perwakilan Bawean, termasuk menerima sms dengan macam-macam, tentunya sebagai pemerintah akan selalu siap berjuang untuk masyarakat serta memperhatikan Bawean,"pungkasnya. (bst)