Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Indahnya Silaturrahim

Indahnya Silaturrahim

Posted by Media Bawean on Kamis, 05 April 2012

Media Bawean, 5 April 2012

(Catatan perjalanan mengikuti Musykerwil terakhir NU Jawa Timur
di PP. As-Sunniyah Kencong Jember 31 Maret – 1 April 2012 )

Oleh : Ali Asyhar


Kurang lebih 5 jam perjalanan dari Surabaya menuju PP. As-Sunniyah Kencong Jember, arena musyawarah kerja terakhir wilayah NU Jawa Timur. Berangkat dari terminal Bungurasih pukul 14.00 dan sampai di arena pukul 19.00 WIB. Tepat ketika acara pembukaan akan dimulai. Selesai melakukan pendaftaran maka panitia segera mempersilahkan menuju halaman pondok pesantren As-Sunniyah. Pengurus PCNU Bawean mengutus tiga orang untuk berangkat. Yaitu saya , ustadz Mashud dan H. Subki. Pengurus PCNU yang lain sengaja tetap berada di Bawean untuk memantau pawai amar ma’ruf nahi munkar.

Ribuan peserta dan undangan lain telah memadati halaman pesantren. Sekilas saya melihat para kyai dari berbagai daerah telah duduk mengikuti acara. Ketika saya akan duduk maka secara tidak sengaja saya melihat teman-teman rombongan pengurus cabang NU Lamongan. Segera saya membaur di tengahnya. Ada 7 orang rombongan PCNU Lamongan dengan Abah Ma’un sebagai sesepuhnya. Abah Ma’un adalah aktivis senior NU Lamongan. Saya mengenal beliau cukup lama. Semangatnya masih muda beliau meskipun umurnya sudah udzur. Di Kabupaten Lamongan beliau sangat disegani karena ilmu dan pengabdiannya kepada masyarakat. Namun di arena musykerwil NU, orang yang luar biasa pun menjadi biasa-biasa saja karena yang berkumpul adalah para kyai dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Ketika memberi sambutan dalam acara pembukaan, shahibul bait, KH. Syadid Jauhari menyatakan bahwa pesantren as-Sunniyah Kencong dihuni oleh 2.000 –an santri yang mayoritas dari kalangan menengah ke bawah. “ Iuran bulanannya hanya 25 ribu. Itu sudah termasuk uang listrik, air, pondok dan lain-lain. Itupun masih banyak yang menawar. Bahkan ada juga yang tidak bayar. Tetapi Alhamdulillah, operasional pondok tetap berjalan lancar. Intinya yang paling penting dalam berdakwah adalah kerelaan mengabdikan diri untuk kebaikan orang lain. Setiap ada kesulitan maka Allah akan memberi kemudahan. Mohon do’anya supaya saya dan keluarga selalu diberi ketabahan dan kesabaran” terangnya. Sambutan beliau juga dibumbui joke-joke segar ala kyai yang membuat pendengarnya tidak bosan.

Sedangkan Ketua PWNU Jawa Timur , KH. Hasan Mutawakil ‘Alallah, memaparkan -program prioritas. Diantaranya adalah adalah optimalisasi TV9, stasiun TV milik PWNU Jawa Timur. TV9 menawarkan program yang cerdas dan santun. Bahkan untuk iklan yang menampilkan aurat perempuan selalu diberi bayangan buram. Kini TV9 sudah bisa dinikmati sampai Tulungagung namun belum sampai Bawean. Sedang diusahakan agar TV9 bisa menjadi TV nasional. KH. Mutawakil berpantun:

Duduk bersila menghadap utara.
Lalu berdiri untuk menunggu.
Pancasila adalah dasar negara.
NKRI jangan diganggu.

Makan pisang minumnya sirup
Hujan lebat gentengnya pecah
Agama islam pegangan hidup
Islam yang ramah penuh barakah

Dari pihak pemerintah, Gus Ipul menyampaikan sambutan yang segar. Sudah menjadi ciri khas wagub Jatim ini yaitu dalam setiap sambutannya selalu menarik. Ia bercerita “ Ada seorang bapak yang hoby berziarah tetapi tidak tahu ilmunya berziarah. Ia menduga bahwa semakin panjang kuburan maka semakin keramat. Suatu hari ia berziarah ke makam seorang kyai. Mulailah ia membaca fatihah dan seterusnya. Saat menoleh ke kanan terlihat kuburan yang lebih panjang. Segera ia berpindah padahal tahlilan yang pertama belum selesai. Di kuburan yang lebih panjang ini ia berdo’a panjang dan khusyu’ sekali. Sesekali ia menyeka air matanya saking khusyu’nya. Setelah selesai berdo’a tak lupa ia juga mengelus nisan dan menciumnya. Sang juru kunci terheran-heran dan bertanya “ Bapak , mengapa tadi berpindah tempat?” Si bapak menjawab “ lho, kuburan ini kan lebih panjang berarti lebih keramat dari yang pertama tadi.” Sang juru kunci menjawab “ Wah…bapak salah. Yang lebih panjang ini kuburan kudanya kyai. Makam kyai yang sebelah sana. Yang pertama tadi”.

Pembukaan musykerwil NU ini berakhir pukul 22.00 dan dilanjutkan pleno 1 yang berisi pengarahan dari PBNU. Hadir Katib ‘Am PBNU, KH. Malik Madani dan Sekjend PBNU , KH. Marsyudi Suhud. Dalam pengarahannya KH.Malik Madani menjelaskan bahwa tradisi keagamaan di Indonesia ternyata dikagumi oleh banyak negara. Ketika beliau ke Daka, Sinegal, ia diminta memaparkan tentang islam moderat kepada para cendekiawan muslim di sana. Indonesia dijadikan model karena Indonesia bukan negara agama tetapi dijiwai oleh nilai-nilai agama. Agama hadir sebagai nilai bujan simbol. Sebab ketika negara menjadikan agama sebagai simbol maka yang terjadi adalah pemerkosaan nilai-nilai agama untuk tujuan kekuasaan. Contoh nyata adalah negara-negara Timur Tengah dan Afrika yang babak belur ketika terjadi pergantian pemimpin. Mesir, Libya, Tunisia, Suriah dan Yaman.

Sedangkan sekjen PBNU Marsyudi Suhud memaparkan program PBNU dalam memperluas media dakwah lewat radio. Sudah ada 10 radio milik PBNU yang secara konsisten menyiarakan wajah islam yang ramah dan toleran. Pleno 1 berakhir pukul satu malam. Paginxa dilanjutkan pleno 2 dan komisi-komisi. Musykerwil NU ini disudahi pada sore hari dan penutupan pada malam harinya oleh Dr. KH. Hasyim Muzadi.

Dipilihnya PP as-Sunniyah Kencong Jember sebagai tempat musykerwil NU bukanlah tanpa alasan. Pesantren ini didirikan oleh (alm) KH. Jauhari, salah seorang pendiri NU. Dalam perjalanannya beliau mufaraqah (memisahkan diri) dari NU ketika NU menerima asas tunggal pancasila pada mukatamar 1984 di Situbondo. Selain KH.Jauhari dari Kencong, Jember juga tercatat manis di NU. Ada seorang kyai sepuh yang bernama KH.Sidiq. Beliau berasal dari Lasem Rembang Jawa Tengah. Sesuai dengan nasehat Syaikhona Khalil Bangkalan, KH.Sidiq disuruh berjalan kearah timur sampai menemukan jenis tanah tertentu. Sesampainya di Jember KH.Sidiq berhenti karena merasa bahwa tanahnya cocok dengan arahan Syaikhona. Mulailah beliau mendirikann surau kecil dan mengabdikan dirinya bagi syiar islam. Saat Mbah Hasyim Asy’ari akan mendirikan NU tahun 1926 maka diutuslah KH. Abdul Wahab Hasbullah untuk sowan kepada Mbah Sidiq dan memintanya bergabung. Mbah Sidiq menjawab “ Biarlah aku menunggui surau ini. Anak-anakku yang akan bergabung dengan NU”. Benar, di kemudian hari keturunan bani Sidiq semuanya berkhidmah di NU. Yakni KH. Mahfudz Sidiq, KH. Ahmad Sidiq dan KH. Ali Nur (menantu) . KH. Mahfudz Sidiq adalah ketua HBNO mendampingi Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari. KH. Ahmad Sidiq adalah Rais ‘Am PBNU hasil muktamar NU Situbondo 1984. Sedangkan KH. Ali Nur adalah pencipta shalawat badar yang sangat terkenal itu. “ Shalatullah salamullah ‘ala Thaha rasulillah. Shalatullah salamullah ‘ala Yasin habibillah” . Shalawat ini diciptakan untuk menandingi lagu genjer-genjernya PKI.

Acara-acara NU seperti konferwil NU juga menjadi ajang silaturahim antara guru dengan murid, antar teman santri dan antar pengurus cabang. Pada kesempatan ini saya berkesempatan sowan kepada guru-guru saya. KH. Imam Sibawaih Nor (Lamongan), KH. Ahmad Damanhuri (Tuban) dan KH. Hajam Syidada (Tuban).

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean