Media Bawean, 25 Mei 2012
Ketika mendatangi tempat tinggal keluarga Umar Said di kawasan lapangan Tambak, Pulau Bawean, (rabu, 24/5/2012), terdengar tangisan anak kecil di dalam ruang ganti pakaian. Disekelilingnya banyak anak kecil yang termasuk saudaranya sedang asyik bermain. Setelah ditanyakan, kenapa menangis? spontanitas kakak perempuannya menjawab bahwa adiknya terkena paku tadi sore. Ditanya kemana ayahanya? menurutnya sedang pergi sejak pagi hari.
Sukron asal Kepuhteluk dibantu Nurul Hidayati asal Telukjatidawang, tanpa basa-basi lalu membawa Fajar usia 6 tahun yang terkena paku dikakinya. Kemudian dibonceng menuju Puskesmas Tambak yang jaraknya sangat berdekatan.
Sampai di depan ruang Gawat Darurat, ternyata petugas masih melaksanakan shalat maghrib. Lalu kumenghubungi Abd. Adim sebagai Sekcam Tambak. Sedangkan Sukron dan Nurul Hidayati menjemput saudara-saudaranya sebanyak 2 anak, untuk dibawa ke Puskesmas. Selama menunggu, Fajar menangis sekuat tenaga atas rasa sakit karena kakinya terkena paku.
Selang waktu beberapa menit kemudian, dokter Puskesmas Tambak didampingi perawat dan bidan datang, kemudian luka di kaki diperiksa lalu diobati. Menyusul kemudian, Umar Said datang ke Puskesmas, selanjutnya mendampingi putra terakhirnya dalam pemeriksaan dokter.
Dokter Puskesmas mengatakan Fajar terkena paku sekitar 6 jam yang lalu, sebenarnya sudah terlambat mendapat pertolongan, tapi diusuhakan untuk mengeluarkan racun di kaki agar tidak mengalami tintanus.
Setelah diobati, Fajar bersama keluarganya diperbolehkan pulang ke rumahnya. Lalu siapakah Umar Said? akan dikupas tuntas sejarah kehidupananya edisi besok (sabtu, 26/5/2012). (bst)
