Media Bawean, 4 Juni 2012
Nur Syamsi sebagai Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bawean, hari minggu (3/6/2012) mengadakan kunjungan ke Pulau Gili menemui beberapa tokoh agar menjaga lingkungan Pulau Noko sebagai area kawasannya.
Menurutnya, Pulau Noko seharusnya dijaga oleh warga Pulau Gili, agar kawasan pasir putih tetap terlestarikan tanpa mengekspolarasi dengan menambangnya. "Sehubungan jarak Pulau Gili dengan Pulau Noko berdekatan, tentunya lebih mengetahui bila ada warga sekitar yang mengambil pasir,"katanya.
"Dukungan kerjasama warga tentunya membantu kerja BKSDA untuk melakukan pengawasan serta menjaga kelestarian Pulau Noko,"paparnya.
Warga Pulau Gili ditemui Nur Syamsi, mengatakan selalu menjaga serta memantau bila ada warga yang mengambil pasir akan ditangkap kemudian akan diserahkan kepada pihak berwajib bila terbukti melakukan penambangan.
Adapun bagi warga Pulau Gili, menurutnya tidak ada pilihan lainnya untuk membangun rumah ataupun lainnya akan mengambil pasir putih di Pulau Noko. "Bukan diperjualbelikan, tetapi dipakai untuk membangun rumah milik warga sendiri,"ujarnya.
Nur Syamsi sebagai Kepala BKSDA menyatakan tetap tidak diperbolehkan untuk melakukan penambangan di kawasan Pulau Noko, dengan alasan apapun tetap tidak diperbolehkan.
"Bila tetap dilakukan penambangan, maka dampaknya paling besar akan dirasakan secara langsung oleh warga Pulau Gili, yaitu semakin mengecilnya Pulau Noko, berdampak rawannya terjadi abrasi pantai,"terangnya. (bst)