Media Bawean, 28 Juni 2012
H. Mahfudz DA. (72 Tahun) asal Tambak Pulau Bawean, Gresik memiliki kesukaan khusus dalam mengembangkan lagu-lagu bahasa Bawean.
Ditemui Media Bawean, selasa (26/6/2012), H. Mahfudz mengaku menekuni hobby menyanyikan lagu-lagu bahasa Bawean sejak usia muda hingga sekarang sudah usia lanjut.
Awal dikenalnya H. Mahfudz DA. ketika usia remaja sudah tampil di Singapura tahun 1959, dengan karya pertamanya berjudul "Kabin Paksa". Menurutnya, terinspirasi maraknya kawin paksa oleh orang tua di Pulau Bawean pada waktu itu. "Hampir kebanyakan pernikahan yang ada merupakan hasil paksaan orang tua, bukan hasil percintaan murni termasuk saya sendiri hasil perjodohan,"katanya.
Setelah menyanyikan lagu "Kabin Paksa", langsung mendapat respon banyak orang Bawean di Singapura yang menyambut dengan gembira, sehingga meminta tampil kembali diulang-ulang sampai beberapa kali diatas panggung sehubungan datangnya dalam acara undangan tidak bersamaan.
H. Mahfudz DA. selain menyanyikan lagu Bawean, juga tampil membaca Al Qur'an sebagai qori' dengan lagu merdu yang membuat pendengarnya terpukau. Lalu menerima banyak job kebeberapa tempat di Singapura.
"Wal hasil setelah akan pulang ke Pulau Bawean, langsung mendapat banyak kado berupa sarung dari banyak orang dengan jumlah sampai mencapai ratusan buah,"paparnya.
"Termasuk mendapatkan hadiah sapu tangan dari 13 gadis di Singapura yang menaksir untuk dicintai, menyatakan secara langsung ataupun melalui surat cinta,"ujarnya dengan tersenyum.
Kegemaran Mahfudz DA. untuk menyanyikan lagu-lagu bahasa Bawean mulai direkam dalam kaset CD sejak tahun 1997, sebelumnya hanya direkam melalui video bata balok.
Album yang diciptakan dinamakan "Kokkobung". Alasannya, Mahfudz DA pernah bermimpi sebanyak 7 bidadari turun ke telaga kastoba, langsung mandi. Melihat ada pelangi atau kokkobung sebagai tangganya bidadari terlihat sangat bagus, setelah dilihat ternyata sang bidadari langsung pergi dengan meninggalkan cebokan yang dipakai untuk mandi.
"Melalui mimpi inilah seluruh album ciptaan lagu Bawean diberi judul "Kokkobung 1, 2, 3 dan 4,"ujarnya.
Menekuni hobbynya sebagai pencipta dan penyanyi lagu bahasa Bawean, Mahfudz DA. mengakui bahwa bisnis menggandakan kaset hasil rekamannya selalu rugi disebabkan banyak hal, diantaranya maraknya cetak rompak oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
"Misalkan sekarang sudah dicetak dalam jumlah sedikit, ternyata dalam hitungan hari sudah meledak dipasaran terjual bebas tanpa izin kepada penciptanya,"ungkapnya.
"Modal merekam kaset sangat banyak, yaitu membayar pemusik, penyanyi, penyuting, dan operasional dalam pengambilan gambar membutuhkan biaya besar sampai puluhan juta rupiah,"tuturnya.
Meskipun merugi, pengkuan Mahfud DA atas tercetaknya hasil rekaman bisa terkenal karena dilihat atau ditonton oleh banyak orang sampai mancanegara.
"Sebenarnya koleksi lagu yang diciptakan sangat banyak, dikarenakan selalu mengarangnya ketika berada di toilet atau WC. Sumber ketenangan ketika berada di WC, bisa menciptakan lagu sebanyak mungkin, sehingga memerlukan waktu lama di kamar kecil,"pungkasnya.
Perlu diketahui, Mahfudz DA selain sebagai pencipta dan penyanyi lagu bahasa Bawean, juga aktif sebagai pengajar qori, pelatih kesenian kercengan, zamroh, samman sampai tercipta samman perempuan. (bst)
Setelah menyanyikan lagu "Kabin Paksa", langsung mendapat respon banyak orang Bawean di Singapura yang menyambut dengan gembira, sehingga meminta tampil kembali diulang-ulang sampai beberapa kali diatas panggung sehubungan datangnya dalam acara undangan tidak bersamaan.
H. Mahfudz DA. selain menyanyikan lagu Bawean, juga tampil membaca Al Qur'an sebagai qori' dengan lagu merdu yang membuat pendengarnya terpukau. Lalu menerima banyak job kebeberapa tempat di Singapura.
"Wal hasil setelah akan pulang ke Pulau Bawean, langsung mendapat banyak kado berupa sarung dari banyak orang dengan jumlah sampai mencapai ratusan buah,"paparnya.
"Termasuk mendapatkan hadiah sapu tangan dari 13 gadis di Singapura yang menaksir untuk dicintai, menyatakan secara langsung ataupun melalui surat cinta,"ujarnya dengan tersenyum.
Kegemaran Mahfudz DA. untuk menyanyikan lagu-lagu bahasa Bawean mulai direkam dalam kaset CD sejak tahun 1997, sebelumnya hanya direkam melalui video bata balok.
Album yang diciptakan dinamakan "Kokkobung". Alasannya, Mahfudz DA pernah bermimpi sebanyak 7 bidadari turun ke telaga kastoba, langsung mandi. Melihat ada pelangi atau kokkobung sebagai tangganya bidadari terlihat sangat bagus, setelah dilihat ternyata sang bidadari langsung pergi dengan meninggalkan cebokan yang dipakai untuk mandi.
"Melalui mimpi inilah seluruh album ciptaan lagu Bawean diberi judul "Kokkobung 1, 2, 3 dan 4,"ujarnya.
Menekuni hobbynya sebagai pencipta dan penyanyi lagu bahasa Bawean, Mahfudz DA. mengakui bahwa bisnis menggandakan kaset hasil rekamannya selalu rugi disebabkan banyak hal, diantaranya maraknya cetak rompak oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
"Misalkan sekarang sudah dicetak dalam jumlah sedikit, ternyata dalam hitungan hari sudah meledak dipasaran terjual bebas tanpa izin kepada penciptanya,"ungkapnya.
"Modal merekam kaset sangat banyak, yaitu membayar pemusik, penyanyi, penyuting, dan operasional dalam pengambilan gambar membutuhkan biaya besar sampai puluhan juta rupiah,"tuturnya.
Meskipun merugi, pengkuan Mahfud DA atas tercetaknya hasil rekaman bisa terkenal karena dilihat atau ditonton oleh banyak orang sampai mancanegara.
"Sebenarnya koleksi lagu yang diciptakan sangat banyak, dikarenakan selalu mengarangnya ketika berada di toilet atau WC. Sumber ketenangan ketika berada di WC, bisa menciptakan lagu sebanyak mungkin, sehingga memerlukan waktu lama di kamar kecil,"pungkasnya.
Perlu diketahui, Mahfudz DA selain sebagai pencipta dan penyanyi lagu bahasa Bawean, juga aktif sebagai pengajar qori, pelatih kesenian kercengan, zamroh, samman sampai tercipta samman perempuan. (bst)