Media Bawean, 7 Agustus 2012
PT PLN (Persero) Tbk Area Gresik mengaku merugi setiap tahunnya, dalam program menerangi Pulau Bawean.
Manager Area PLN Gresik Hening Kyat Pamungkas, menguraikan kerugian itu karena biaya produksi Rp 2.800/KWH hingga Rp 3.000/KWH. Sebaliknya, pelanggan hanya dibebankan biaya Rp 450/KWH.
“Jumlah pastinya tinggal menghitung saja. Karena kami adalah perusahaan negara yang mempunyai misi sosial, kendati merugi tetap kami layani,” ujar Pamungkas usai apel menjaga keandalan pasokan listrik selama Ramadan, HUT RI hingga Idul Fitri, di halaman kantor PLN Gresik Jl dr Wahidin Sudirohusodo Kebomas, Selasa (7/8/2012) siang.
Menurut Pamungkas, saat ini di Bawean masih menggunakan pembangkit tenaga disel. Sebelumnya, pihak swasta sudah beberapakali melakukan uji coba pembangkit dengan bahan bakar batubara maupun lainnya tetapi kurang prospektif. “Karena itu, beberapa perusahaan yang menawarkan membuat pembangkit di Bawean akhirnya angkat tangan,” ungkap dia.
Kendati begitu, lanjut Pamungkas, secara keseluruhan target pertumbuhan Gresik cukup tinggi yaitu 25 persen atau tertinggi dibandingkan daerah lain di Jawa Timur. Karena memang di Gresik kebutuhan listriknya cukup besar, terutama untuk industri. “Total pelanggan kami 229 ribu, 6 persen diantaranya adalah industri. Meski kecil, namun kebutuhan untuk industri mencapai 80 persen," katanya.
Sumber : Surya
Penulis : Adi Agus Santoso
Editor : Adi Agus Santoso