Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Kasih Ilahi Selembut Sutera

Kasih Ilahi Selembut Sutera

Posted by Media Bawean on Rabu, 09 Januari 2013

Media Bawean, 9 Januari 2013

 OLEH: EKLIS DINIKA

Hari Kamis yang kelabu, tepatnya tanggal 22 Nopember 2012 seperti biasa aku melakukan aktifitas rutinku mengajar di SMP dan SMA Muhammadiyah Sangkapura. Sungguh tak kusangka ternyata Allah SWT menguji kesabaranku” Tiada angin tiada hujan” Aku kehilangan calon bayiku yang sangat aku harapkan.

Delapan tahun lamanya aku menunggu dengan penuh kesabaran dan ketabahan ternyata Allah punya kehendak lain, mengapa aku berkata seperti itu? Karena di usia lima bulan kehamilanku Allah mengambil kembali anugerah yang telah diberikan untukku, tetapi aku yakin dibalik itu semua ada RAHASIA dan HIKMAH tersembunyi yang Allah tujukan buatku.

Subhanallah, dengan musibah tersebut timbul dalam benakku untuk meningkatkan kadar keimananku dalam beramal dan berjuang di jalan Allah SWT. Mengapa?

ALLAH MENUNJUKKAN RAHMAAN-RAHIIMNYA

Tiada yang tahu apa yang akan terjadi hari ini dan hari esok selain Allah SWT, begitu juga dengan perjalanan hidupku. Suatu malam yang hening aku berdo,a memohon kepada-Nya “ Ya Allah kalau sekiranya calon bayiku akan membawa kerahmatan dan kenikmatan kelak jagalah dan selamatkanlah ia, tetapi jika calon bayiku itu kurang sempurna dan aku tidak kuat menanggungnya ambillah ia”.

Detik-detik keguguran aku tidak merasakan tanda-tanda apapun hanya sesekali nyeri aktifatas mengajarku pun berjalan dengan lancar sampai pembelajaran usai, setibanya di kantor sekolah aku merasakan sesuatu keluar dari kemaluanku, di iringi dengan rasa nyeri yang menekan tanpa di komando bibirku bergerak sambil meringis menahan rasa sakit untaian kalimat “Hasbunallahu wanikmal wakiil”yang artinya cukuplah Allah sebagai penolong kami dan dia sebaik-baik pemelihara, mengalir begitu saja walhasil mengurangi rasa nyeriku.

Hujan di luar sangat deras desertai petir yang menyambar-nyambar seperti kegalauan hatiku . Mataku tertuju pada sebuah rumah bidan di depan sekolah. Suasana sekolah sudah mulai sepi karena dewan guru dan siswa telah meninggalkan sekolah beberapa menit yang lalu hanya mereka yang tidak bawa baju hujan dan seorang Tata Usaha yang masih setia berada di sekolah menunggu hujan reda.

Rasa nyeri yang menderaku sesekali datang dan semakin menekan, ku lihat satu persatu siswa yang masih ada di sekolah, Alhamdulillah ternyata anak Daun ( siswa yang sama dengan tempat tinggalku) ada yang belum pulang “ Wike” namanya. Dialah yang ku ajak mengantarku ke rumah bidan di depan sekolah.

Suami yang menjemputku masih di perjalanan rasa galauku semakin menjadi setelah bidan yang memeriksaku menganjurkan ke Rumah Sakit katanya aku akan melahirkan. Detak jantungku semakin cepat dan tak karuan hanya satu yang ada dalam pikiranku saat itu, Allah SWT yang tidak pernah tidur dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya aku yakin Dia-lah yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang akan menimpa umat-Nya. Subhanallah, Allah menunjukkan lagi kasih sayangnya suamiku datang tepat waktu dalam keadaan basah kuyup, ku utarakan anjuran bidan agar secepatnya aku di bawa ke Rumah Sakit.

Arrahmaanirrahim, “Allah Maha Pengasih dan Penyayang” bunyi surah Al-fatihah ayat:3 . Kasih sayangnya seluas lautan sebesar gunung yang menjulang tinggi dan aku merasakan hal itu, begitu mudahnya Allah SWT memberi jalan dan pertolongan terhadap hamba-Nya melalui tangan-tangan bidan di Rumah Sakit yang bertugas pada saat itu. Tidak berapa lama setelah mengalami beberapa kesulitan dalam persalinanku akhirnya bidan berhasil mengeluarkan janinku yang tidak dapat terselamatkan. “Iyyaaku na’budu waiyyaaka nastaiin” Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-MU kami mohon pertolongan.

MENGINGAT ALLAH DALAM SUJUD DAN KHUSYUK

Apa yang tidak mungkin buat Allah asalkan kita memintanya dengan khusyuk dan penuh keyakinan InsyaAllah di kabulkan segala keinginan kita di dunia dan di akhirat. Khusyuk secara etimologi berarti al-Khudhu wa as-sukun ( tunduk dan diam/tenang). Sebagaimana firman-Nya dalam surah Thaha : 108 yang artinya: “ Dan merendahlah semua suara kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja” (Thaha: 108)

Memohonlah kepada-Nya dengan bersujud dan khusyuk serta merendahkan suara dalam artian jangan bersuara yang keras cukuplah seperti bisikan saja karena Allah itu Maha Mendengar. Secara terminologi khusyuk adalah ketundukan hati di hadapan Allah dengan penuh kepasrahan dan kesadaran akan kehinaan diri. Pangkal khusyuk terlihat dari kelembutan, ketenangan, ketundukan, kepatuhan, dan kepasrahan hati serta kesadaran akan kehinaan diri terhadap keagungan Allah SWT.

Kekhusyukan di mulai dari hati diikuti oleh seluruh anggota badan sebab hati merupakan kunci bagi semuanya sekaligus tempatnya khusyuk sedangkan pengaplikasiannya adalah anggota badan. Ketika hati seseorang diliputi kecintaan yang tulus kepada Allah maka ia senantiasa akan merasa dekat, mempunyai keyakinan yang mendalam akan ketuhanan dan kekuasaan-Nya serta menyadari ketergantungan dirinya terhadap Allah SWT. Di saat itulah Allah akan menganugerahkan khusyuk pada orang itu dengan segala kenikmatan yang menyertainya sebagai peneguhan hati bagi hidayah/ petunjuk yang telah direngkuhnya.

‘Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka…” ( Muhammad: 17)

Berdasarkan ayat diatas jelaslah bahwasanya Allah akan memberi petunjuk kepada umatnya asalkan ia benar-benar khusyuk dan tekun beribadah kepada-Nya dalam hal ini mengerjakan ibadah shalat yang merupakan kewajiban setiap muslim.

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan…” (al-Ankabut: 69).

Dzikir-mikir, mikir-dzikir merupakan dua hal yang tak terpisahkan selalu seiring sejalan dan berdampingan begitupun juga dengan khusyuk dalam shalat karena khusyuk dalam shalat merupakan taufik dari Allah bagi hamba- Nya yang sungguh-sungguh menyembah-Nya dengan tulus menyerahkan dirinya hanya untuk Allah SWT. Sebaliknya orang yang hatinya tidak khusyuk diluar shalat ia enggan menjalankan segala perintah-Nya, tidak akan mencicipi nikmatnya khusyuk di dalam shalat. Jangan harap ada air mata dari orang yang hatinya keras dan jauh dari Allah SWT.

LIMA BELAS TIPS KHUSYUK DALAM SHALAT

Khusyuk merupakan buah dari beningnya hati dan istiqamahnya seluruh anggota badan yang tidak akan didapat selain ma’rifatullah (mengenal Allah), iman kepada-Nya, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qadha-qadar, mengetahui perintah-Nya serta mengamalkannya, mengetahui larangan-Nya dan menjauhinya. Iman kepada Rasulullah dan mengikutinya harus didasari dan disertai dengan keikhlasan. Berikit lima belas tips pendukung bagi tercapainya khusyuk:

1. Ma’rifatullah
“ Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah”. (Muhammad: 19)
“ Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya.Walaupun kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat-Mu.” (HR. Muslim)

2. Kesadaran akan Kedudukan Shalat
“Jika kalian shalat maka janganlah berpaling, karena sesungguhnyaAllah menghadapkan Wajah-Nya ke wajah hamba-Nya dalam shalatnya selama ia tidak berpaling.” (HR. at-Tirmidzi)

3. Mempersiapkan Diri untuk Shalat
“Tidak ada sesuatu yang dilakukan oleh hamba_ku untuk mendekatkan diri pada-Ku yang lebih aku sukai selain apa yang telah Aku fardukan atasnya.” (HR. al-Bukhari)

4. Menguasai Fikih (Tata Cara) Shalat
“ Jika kamu telah berdiri untuk shalat, takbirlah, kemudian bacalah apa yang hafal dari Al-Qur’an. Lalu rukuklah sampai kamu benar-benar tenang dalam rukuk, kemudoan bangunlah sampai kamu benar-benar lurus berdiri. Lalu sujudlah sampai kamu benar-benar tenang dalam sujud, kemudian bangunlah sampai kamu benar-benar tenang dalam duduk. Lakukanlah itu dalam shalatmu semuanya”. (HR. al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

5. Takbiratul Ihram
Saat kita takbiratul ihram, temukanlah hakikat takbir dan rahasianya. Lalu lihatlah keadaan diri kita dengan segala kekurangan dan kehinaannya. Kemudian yakinkan diri bahwa Dia dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya kini berada tepat di depan kita.

6. Menghayati Doa Iftitah
Do’a iftitah mengandung makna-makna tauhid serta pengakuan akan keagungan Allah, kekuasaan, kemulian-Nya. Makna-makna ini menggetarkan hati, memacu kerinduan kepada-Nya dan memperkuat kesadaran akan kebesaran-Nya. Meresapi dan menghayati makna-makna ini melahirkan kekhusyukan.

7. Menadaburkan Bacaan Al-Qur’an

8. Sadari dan Raskan Kehinaan Diri Saat Rukuk
“ Ya Allah, kepada-Mu aku rukuk, kepada-Mu aku beriman, kepada_mu aku berserah diri, dan kepada-MU aku bertawakkal. Engkau Tuhanku, aku rukuk pada-Mu. Segenap pendengaranku, penglihatanku, dagingku, darahku dan otakku milik Allah, Tuhan semesta alam.” (HR. Muslim)

9. Merasakan Kedekatan dengan-Nya Saat Sujud
“ Sedekat-dekat hamba dengan Tuhannya adalah saat ia bersujud. Maka perbanyaklah doa (ketika bersujud).” (HR.Muslim)

10. Memahami dan Menghayati Makna Tasyahud
Tasyahud mengandung makna-makna yang agung dan mulia. Jika kita benar-benar memahami dan meresapinya dengan hati, maka kita akan diliputi kedamaian dan kasih sayang-Nya setelah itu khusyuk dan kedamaian datang menyelimuti jiwa.

11. Lakukan dengan sepenuh hati

12. Keyakinan yang Kuat
“Tidaklah seorang muslim didatangi shalat wajib, lalu ia membaguskan wudunya, khusyuknya dan rukuknya, melainkan shalatnya itu menjadi penghapus dosa-dosa yang sebelumnya selama ia tidak melakukan dosa besar. Dan itu berlaku sepanjang waktu.” ( HR. Muslim)

13. Perbanyak Baca Al-Qur’an, Zikir dan Istighfar 
“Jangan banyak bicara selain zikir kepada Allah, karena sesungguhnya banyak bicara selain zikir kepada Allah dapat mengeraskan hati. Dan bahwasanya manusia yang paling jauh dari Allah adalah manusia yang hatinya keras.” (HR. at- Tirmidzi)

14. Introspeksi Diri Tiada Henti 
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Hasyr: 18)

15. Merasakan Nikmatnya Shalat 
Kenikmatan yang dirasakan seorang hamba dalam shalatnya adalah apa yang diungkapkan oleh Ibnu Taimiyah,”Sesungguhnya didunia ada surga. Barang siapa tidak memasukinya maka ia tidak akan masuk surga akhirat.” Nikmatnya shalat tidak mudah didapat tergantung seberapa besar kecintaan seorang hamba pada Tuhannya. Sejauh itu pula kenikmatan shalat yang didapatinya.

Oleh karena itu kita semua sebagai hamba Allah hendaknya memperhatikan dan terus mencoba ke-15 tips khusyuk dalam shalat agar kita semua dapat merasakan surge dunia.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean