Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Tradisi Maulud Nabi di Bawean

Tradisi Maulud Nabi di Bawean

Posted by Media Bawean on Kamis, 24 Januari 2013

Media Bawean, 24 Januari 2013

Buat Angkatan Molod 
Berisi Makanan dan Buah-Buahan

Tradisi peringatan Maulud Nabi Muahammad SAW di sejumlah tempat beragam. Jika di Yogyakarta dikenal dengan Grebek Mulud, maka masyarakat Bawean mengenal dengan istilah Angkatan Molod.

MASYARAKAT Bawean selalu menyambut gembira peringatan Maulud Nabi. Kegembiraan itu diwujudkan dengan membuat Angkatan Molod (A Molod) atau semacam tumpeng raksasa berisi aneka bahan pokok dan buah-buahan.

Keberadaan A Molod menjadi sebuah tradisi bagi masing-masing keluarga untuk ngangkak bherkat. Ngangkak bherkat adalah tardisi mengangkat dan tukar menukar berkat (tumpeng) yang berisi beberapa makanan basah dan kering yang dihias sedemikian rupa.

Setelah acara selesai biasanya dilanjutkan dengan tradisi aterater yang berarti membagibagikan makanan kepada saudara dekat dan kerabat jauh sebagai bentuk tali silaturahim.

Seiring berjalannya waktu tradisi ini agak bergeser dari substansinya. Warga Bawean, sekarang lebih menonjolkan ke bentuk dan besar berkatnya. Bahkan , ada yang beranggapan dengan mengangkat berkat yang besar akan memperoleh pahala yang besar.

Sejumlah tokoh Bawean menilai pandangan tersebut perlu diluruskan agar masyarakat tidak semakin salah menafsirkannya.

Menurut Sudarsono, tokoh Bawean, mengangkat berkat itu tidak ada hubungannya dengan sunnah Rasul. Mengangakat berkat itu hanya budaya, jadi besar kecilnya tidak ada hubungannya dengan pahala.

Sudarsono mengatakan, molod Bawean memiliki keunikan diangkatan berkatnya. Bila nilai angkatannya dikurangi maka secara otomatis keunikan ciri khas molod Bawean akan berkurang kadarnya.

“Jangan samakan dengan Grebek Mulud di Yogyakarta, disana angkatannya dari satu orang saja. Sedangkan di Pulau Bawean angkatan berkatnya dari setiap rumah yang ada,” mantan Ketua PW IPNU Jatim.

“Memang perlu ada batasanbatasan khusus dalam isi angkatan berkat, untuk menghindari beban berat kepada yang ekonominya kurang mampu,” terangnya.

Muhajir, anggota FKB DPRD Gresik sekaligus tokoh Bawean mengungkapkan, agar tradisi A Molod tidak melenceng dari tujuan utamanya, dia meminta pemiliknya ikhlas dalam setiap ngangkak bherkat.

“Walau mengangkat besar dapatnya kecil Insya Allah akan terhindar dari dosa pergunjingan (ghibah). Tujuan menyemarakkan budaya dan tradisi masyarakat Bawean, silahkan mengangkat berkat yang besar agar turis-turis lokal maupun asing pada datang dan tertarik untuk melihat tradisi Molod di Bawean,” terang dia. (*/ris)

Sumber : Radar Gresik

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean