Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Kepala KUA Sangkapura Sedih & Galau
Teropong Potret Kehidupan di Bawean

Kepala KUA Sangkapura Sedih & Galau
Teropong Potret Kehidupan di Bawean

Posted by Media Bawean on Rabu, 06 Maret 2013

Media Bawean, 6 Maret 2013 

Potret buram menyelimuti Pulau Bawean tercinta, seiring merebaknya isu meningkatnya kehamilan di luar nikah dikalangan remaja, serta mewabahnya perselingkuhan di kalangan dewasa.

Nasichun Amin sebagai Kepala KUA kecamatan Sangkapura mengatakan sangat memprihatinkan sekali dengan kejadian fenomena di masyarakat. "Saya sangat bersedih dan galau sekali, karena itu program BP4 yang kemarin baru terbentuk segera dilaksanakan. Mohon bantuan segenap elemen masyarakat untuk mendukungnya,"katanya.

"Sebenarnya kasus seperti ini sudah merata hampir di pelosok nusantara, tetapi kita tidak bisa menjadikan dalil dan menjadikan suatu kebiasaan. Hanya saja karena Pulau Bawean yang relatif kecil dengan penduduk yang terbatas maka aib ini langsung terblowup dan seperti merajalela,"ujarnya.

Berapa banyak pasangan menikah setelah pasca kehamilan? "Kita tidak punya data resmi, karena kita tidak berhak mengkorek bertanya sejauh itu dan membuka aib seseorang, kadang-kadang kalau kita tahu dari informasi P3N atau perangkat desanya. Biasanya kalau kita diberi informasi kita beri nasehat sepatutnya,"jawabnya.

Menurutnya faktor tekhnologi informasi yang tidak dimanfaatkan semestinya ke arah positif menjadi pemicunya, sebab utamanya kedangkalan moral dan peran serta masyarakat. 

Nasichun Amin menerangkan, faktor lainny disebabkan kondisi ekonomi yang membuat orang tua hanya memikirkan mencari nafkah sebanyak-banyaknya, lalu tidak memperdulikan pergaulan anak-anaknya. "Anak dititipkan kepada kakek-nenek atau saudaranya, atau sekedar dititipkan di pondok pesantren bila di lingkungan rumah tidak ada yang mengarahkan dan mengawasi,"ungkapnya.

"Masalahnya memang sangat kompleks dan kita harus berusaha menuntaskannya secara bertahab dan harus jelas langkah-langkahnya. Kita harus tetap berikhtiyar dan berpikiran positif pasti bisa, tetapi nantinya Allah yang menentukan hasilnya,"paparnya.

Solusinya menurut Kepala KUA Sangkapura, sudah saatnya semua elemen harus bergerak bersama, sesuai dengan bidang dan kopetensinya masing-masing. "Kami di KUA bersama BP4 menggalakkan pembinaan yang terarah untuk para remaja dengan pendidikan pra nikah, serta penasehatan keluarga. Para kyai di kampung bersama masyarakat meningkatkan gerakan yang tujuannya mempersempit kemungkaran, gerakan maghrib mengaji diikuti semua masyarakat tidak hanya anak-anak dilanggar saja yang mengaji tetapi semua orang di rumahnya masing masing. Gerakan matikan TV pada waktu tertentu dan lain-lain. Ormas NU dan Muhammadiyah juga mendukung dengan beberapa kegiatan, serta elemen masyarakat lainnya,"terangnya.

Bisakah hukum adat diterapkan sebagai efek jera kepada pelaku? "Hukum adat kalau memang tidak bertentangan dengan aturan agama dan negara bisa saja diterapkan. Tentunya hal ini memerlukan kemufakatan semua elemen yang ada,"tuturnya.

"Kami sangat berharap dukungan masyarakat atas semua program kami (bisa dilihat di www.kua-sangkapura.blogspot.com) . Potensi masyarakat Bawean sebenarnya sangat besar hanya membutuhkan manajemen dakwah yang baik. Maaf, konflik antar masyarakat yang telah berlalu kita hilangkan. Kepentingan bersama kita dahulukan. Mari bersama-sama memperbaiki diri, semua orang pasti punya kelemahan dan kekurangan dan tidak ada orang yang sempurna dan kita tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan pihak lain,"jelasnya.

"Untuk masyarakat Bawean yang di luar Pulau Bawean hendaknya juga mendukung dan membantu mewujudkan Bawean Lebih Baik menjadi Pulau yang agamis, masyarakat yang bermartabat tinggi, dan sejahtera,"pesan Nasichun Amin. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean