Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » IDE LOMBA MENULIS MEDIA BAWEAN
Objek-Keramahan adalah Modal

IDE LOMBA MENULIS MEDIA BAWEAN
Objek-Keramahan adalah Modal

Posted by Media Bawean on Selasa, 09 April 2013

Media Bawean, 9 April 2013  

Oleh : Asepta Yoga Permana (Redaktur Surabaya Post)


BENAR tidak ada darah Bawean dalam diri saya. Tapi begitu nama pulau kecil itu disebut, antusiasme saya seakan dahaga. Bahkan bisa gayeng berjam-jam mendengar obrolan tentang Bawean. Meski tidak terlahir di sana, daerah yang jauhnya 81 mil dari daratan Gresik itu serasa kampung halaman bagi saya. Kenapa?

Pertama kali saya mengetahui adanya Pulau Bawean ketika masih menjadi ’jurnalis bau kencur’ alias pemula beberapa tahun lalu. Hanya berbekal nekat dan tumpukan tugas dari redaksi, serta selembar peta lecek, saya berangkat ke Pulau Putri --sebutan Bawean. Kala itu, saya diminta menggali beberapa potensi Bawean dan menuangkannya dalam sebuah berita, sehingga bisa menjadi referensi pembaca koran saya.

Tidak seperti bayangan saya, ternyata saya langsung jatuh cinta pertama kali menginjakkan kaki di Dermaga Sangkapura, meskipun tidak saya pungkiri jalan lingkar yang saat itu seperti sungai mengering dan lampu byar-pet adalah poin membosankan di sana. Tapi keramah-tamahan warga di Bawean memunculkan penilaian pribadi saya jika pulau ini memiliki jutaan potensi yang luar biasa.

Sesampainya di Pulau Bawean, segala sesuatunya sangat mudah saya dapatkan, khususnya informasi. Hampir semua orang di sana dengan telaten memberikan penjelasan terkait Bawean, khususnya jalan yang aman untuk saya lewati. Bahkan, alamat yang ada di ujung gunung pun dengan mudah saya temui, seperti penangkaran Rusa Bawean yang berada di kaki Gunung Gadung dan Danau Kastoba di Desa Paromaan Kecamatan Tambak.

Selain itu, terbatasnya transportasi yang menjadi kendala utama di Bawean dapat dengan mudah saya dapatkan solusinya, salah satu warga dengan rela hati meminjamkan motornya untuk saya gunakan berburu berita.

Saya jadi teringat keramahtamahan yang dimiliki masyarakat di Bali, apa pun barang Anda yang tertinggal di kamar hotel, bisa dipastikan akan kembali dengan selamat. Keramahtamahan dan keujujuran itulah menjadikan Bali sebagai tujuan wisata yang aman, termasuk wisatawan dari mancanegara. Potensi itu juga dimiliki di Pulau Bawean. Selain keramahtamahan, modal paling utama yang dimiliki Bawean adalah objek wisata. Bawean kaya akan potensi wisata alam, khususnya pantai dan gunung. Pemandangan indah dapat dinikmati sepanjang Jalan Lingkar Bawean. Tidak kalah juga pulau-pulau kecil yang ada di sana, seperti Pulau Noko. Pasir putihnya begitu hangat, keindahan itu semakin lengkap saat matahari terbenam ataupun terbit.

Bawean memiliki sekitar 99 bukit dan gunung. Juga mempunyai hewan endemik Rusa Bawean. Di pulau yang hanya bisa dikelilingi dalam waktu setengah hari itu juga terdapat beberapa air terjun, termasuk pula danau yang cukup indah, Danau Kastoba. Bisa dimanfaatkan untuk bumi perkemahan. Ada segudang ide yang mestinya bisa direalisasikan untuk pengembangan wisata di Bawean. Sayangnya, sampai sekarang belum tergarap, termasuk rute wisata di sana.

Berkaca di China, khususnya di Xiamen, akan ada guide bagi wisatawan. Dan sang guide akan mengajak pengunjung menikmati wisata di sana sesuai rute yang telah ditetapkan pemerintah setempat. Bedanya, wisata di Xiamen sudah digarap dengan bagus.

Karena itu, Media Bawean sepakat untuk mengambil tema tentang wisata dalam lomba tahun ini. Sebuah ide hanya akan menjadi omong-kosong jika sekadar dibawa di obrolan ’warung kopi’ saja. Menyadari itu, Media Bawean ingin mengumpulkan ide-ide dari masyarakat, khususnya warga Bawean untuk mengembangkan potensi daerahnya melalui dokumentasi tulisan yang dilombakan nanti. Media Bawean memiliki harapan besar dengan membukukan ide-ide dari tulisan peserta sehingga bisa menjadi referensi pemerintah dalam mengambil keputusan tentang Bawean.

Lomba menulis tahun ini adalah untuk kali ketiga diselenggarakan. Tiap tahun, saya selaku juri lomba sangat kebingungan untuk menilai. Tulisan di tahun kedua makin berbobot dibanding tahun kesatu, baik kualitas teknik penulisan maupun idenya. Dan di tahun ketiga ini, saya berharap semakin dibuat pusing dengan berbobotnya tulisan-tulisan yang nantinya masuk.

Lomba yang diselenggarakan tahun ini sedikit berbeda, karena tahun ini fokus pada satu tema.

Nostalgia

Sedikit bernostalgia, munculnya ide untuk mengadakan lomba menulis ini ketika saya berkunjung ke Bawean untuk kali ketiganya pada tahun 2011.

Sebenarnya, cerita ini berawal dari tulisan tentang saudara saya yang kurang beruntung di daerah Tambak. Putranya yang menderita sakit liver dan tidak bisa terselamatkan karena keterbatasan biaya untuk berobat. Salah satu pembaca di koran saya tersentuh hatinya mencermati kisahnya yang saya tuangkan dalam berita, sehingga dia pun berniat untuk berbagi. Saya waktu itu diminta untuk menyerahkan bantuannya langsung.

Sekali mendayung dua pulau terlampaui, di kesempatan yang sama saya juga diminta oleh pengelola Media Bawean untuk sharing masalah jurnalistik di Sekolah Tinggi Agama Islam Hasan Jufri. Di agenda yang satu ini saya cukup terkejut, karena teman-teman saya di Bawean yang minim fasilitas belajar ternyata juga memiliki minat dan kemampuan yang besar di dunia tulis-menulis. Lalu munculah ide bersama Media Bawean menyelenggarakan lomba menulis.

Selain itu, referensi tentang Bawean saat ini masih terbatas, dengan adanya tulisan yang idenya datang dari masyarakat diharapkan bisa memperkaya referensi tentang Bawean. Semoga bermanfaat! (Asepta Yoga Permana/Redaktur Surabaya Post)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean