Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Melejitkan Potensi Wisata Di Bawean

Melejitkan Potensi Wisata Di Bawean

Posted by Media Bawean on Selasa, 09 April 2013

Media Bawean, 9 April 2013

Lomba Menulis Opini Dan Artikel 
Kategori Umum 

Nama Penulis : Dini Nuris Nuraini 
Pekerjaan: Guru dan Penulis 
Alamat : Jl. Merpati III / 34 Wismasari RT. 24, RW. 07, Desa Semambung, 
Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo 61254 
Email: dininuris@ymail.com 

Sudah tahukah Anda kalau di Jawa Timur terdapat taman laut yang indah? Tak hanya Bunaken dan Raja Ampat yang memiliki taman laut, ternyata di Gresik juga ada. Tepatnya di Pulau Bawean, pulau kecil yang terletak di laut Jawa. Pulau berjarak 81 mil laut dari Gresik ini memiliki karang laut sekelas dengan Bunaken, Sulawesi Utara.

Bawean merupakan pulau kecil yang dikelilingi oleh pulau-pulau lain yang lebih kecil seperti Pulau Gili barat, Pulau Gili timur, Pulau Noko, Pulau Selayar, dan Pulau Nusa. Di Pulau Bawean terdapat dua Kecamatan, 30 desa dan sekitar 143 dusun (kampung). Dua kecamatan itu adalah Kecamatan Sangkapura yang terdiri dari 17 desa yaitu Desa Sawah Mulya, Kota Kusuma, Sungai Teluk, Patar Selamat, Gunung Teguh, Sungai Rujing, Balik Tetus, Daun, Kebun Teluk Dalam, Sidogedung Batu, Lebak, Pudakit Timur, Pudakit Barat, Komalasa, Suwari dan Dekat Agung. Sedangkan Kecamatan Tambak meliputi Desa Tambak, Telukjati, Dedawang (dhedhebeng), Gelam, Sokaoneng, Sukalila, Kalompang ghubuk, Pakalongan, Tanjunguri, Grejek, Paromaan, Diponggo, Kepuh Teluk dan Kepuh Legundi.

Selain taman laut, Bawean memiliki obyek wisata lain yang tak kalah menariknya. Tercatat ada sekitar 26 obyek wisata di Bawean. Obyek-obyek wisata itu dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:

1. Wisata alam, misalnya: sumber air panas Kebundaya di Sawah Mulya, air panas taubat di Desa Sungai Rujing sekitar pulau Selayar, air panas Kepuh, air terjun (Laccar, Kuduk-kuduk, dan Palomon), danau Kastoba, Pulau kecil di sekitar Bawean (Noko, Selayar, Gili, China), Pantai Mayangkara, pantai Labuhan, penangkaran rusa/kebun salak, tanjung kodok, pantai tanjung kima, tanjung Gaang, pantai Tinggen, hutan bakau di dekat Jherat Lanjheng, dan pantai Nyimas.

2. Wisata religi, misalnya: makam waliyah Zaenab, makam panjang (Jherat lanjheng), dan makam Umar Mas’ud.

3. Wisata sejarah dan budaya, misalnya: kesenian kercengan, mandailing, pencak silat, dungkah, nyalam-nyalam dan ngoleleng bhebiyen saat Idul Fitri, kerajinan tikar tradisional, batu vagina, batu penis, batu meriam, rumah adat Bawean, dhurung kuno, rasol setelah selesai turun ke sawah, angkatan molod, bor minyak peninggalan Belanda, sungai raja/sungai raya, guci kuno, bokor kuningan kuno, candi di Batusendi, bellik, kerajinan batu onyx, senjata tradisional (pedang dan pisau), dan bahasa.

4. Wisata kuliner, misalnya: empek-empek Bawean, rujak Bawean, koncok-koncok, krupuk posot-posot, lumpang, petis Bawean, gugudu, jangkok, dudul (dodol/jenang), bajit, nasi minyak, kerupuk sanggar, rengginang, kukkuduh, dumangsa, sarekajo, bunduk-bunduk, nagosari, jombleng, kutu manyang, enting-enting, guloli, gunong teleng, ager-ager, sasangon, bubur merah, apem, dan doddhor.

Mengingat begitu banyaknya potensi wisata ini, maka sangat mungkin bagi Bawean untuk go international seperti Bali. Upaya pemkab Gresik untuk mengembangkan potensi wisata di Bawean bahkan telah mendapat apresiasi berupa penghargaan The Best of the Year on Achievement of Tourism Development dari Pemprov Jatim. Bapak Gubernur Jawa Timur, Soekarwo bahkan berharap Bawean bisa menjadi Bali-nya Jawa Timur.

Untuk menuju ke Bawean dapat ditempuh melalui jalur laut dan udara. Jika melalui jalur laut (Pelabuhan Gresik ke dermaga Sangkapura) dibutuhkan waktu 2-12 jam, yaitu dengan menggunakan kapal laut, kapal tungkal, kapal cepat, feri, atau jet foil. Namun, dengan kapal feri dibutuhkan waktu yang lebih lama, yaitu sekitar 12 jam dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Di pelabuhan Gresik sangat ramai sehingga perlu dibuat aturan agar semua orang yang ada di sana bisa tertib. Aturan tersebut meliputi waktu dan tempat berjualan, penumpang yang mencari tiket, serta jasa angkut. Jasa angkut di sini juga perlu ditertibkan agar barang-barang penumpang tidak hilang.

Ada beberapa kendala jika kita memilih jalur laut, terutama karena cuaca buruk atau gelombang tinggi. Pada saat demikian seringkali tidak ada pelayaran menuju atau dari Bawean. Untuk mengatasi hal itu dibangunlah lapangan terbang perintis di Tanjung Ori, Bawean. Lapangan terbang ini rencananya akan dioperasikan pada pertengahan tahun 2013. Perjalanan menuju Bawean melalui udara ditempuh dengan rute Sumenep – Bawean/Gresik- Banyuwangi. Sedangkan kalau dari Bawean menuju Surabaya bisa lewat Sumenep dengan pesawat perintis, kemudian dari Sumenep ke Surabaya bisa menggunakan pesawat ATR72 milik Wing Air, anak perusahaan Lion Air. Pesawat ATR72 itu nanti akan mendarat di Juanda. Pemerintah sudah membuat target pembangunan lain sehubungan dengan transportasi ini, di antaranya pembangunan dermaga menuju pulau Gili, walau sebenarnya dermaga sangat dibutuhkan di tiap-tiap pulau untuk kapal merapat. Baru beberapa lokasi pantai/pelabuhan yang memiliki dermaga.

Selain itu persoalan transportasi laut Gresik - Bawean akan segera teratasi dengan segera dioperasikannya Pelabuhan Bawean, yang nantinya akan melayani Bawean - Gresik dan Paciran. Rencananya tahun ini akan dibuka lintas dari Gresik ke Paciran dan Bawean.

Untuk mendukung Bawean go international diperlukan perbaikan sarana dan prasarana, pengembangan potensi wisata, pemeliharaan budaya, pemberdayaan masyarakat, penjagaan masyarakat dari pengaruh-pengaruh buruk, pengelolaan lingkungan yang baik, dan promosi yang gencar.

Perbaikan sarana dan prasarana

Jalan Lingkar Bawean sepanjang 56 km yang merupakan jalan utama di Pulau Bawean harus segera diperbaiki, karena 80 persennya rusak parah. Tidak ada lagi aspal, hanya bebatuan terjal yang banyak ditemukan. Kondisinya justru jauh lebih buruk dari jalan-jalan poros desa. Jalan-jalan di Bawean pada umumnya masih memerlukan perhatian khusus, artinya perlu pelebaran dan perbaikan jalan agar lebih nyaman. Contohnya di tempat penangkaran rusa, jalanan sangat sulit. Selain tidak ada angkutan umum, kondisi jalan juga jelek. Terlebih setelah memasuki area hutan, karena jalanan tidak diaspal. Jalan di kecamatan Tambak pun begitu, berbelok-belok dan rusak. Jadi perlu adanya perbaikan dan pelebaran jalan serta pengadaan sarana transportasi yang mencukupi. Di sini diupayakan agar sarana transportasi selain mencukupi juga menarik dan nyaman tentunya. Contohnya adalah mendesain dan menyiapkan perahu khusus untuk wisata air; memperbanyak becak cinta di jalan raya kota Sangkapura; memperbanyak ojek motor, kalotok, dan speedboat; atau mendesain kendaraan sendiri yang indah, menarik, dan cocok untuk kondisi alam di sana.

Jika mengendarai kendaraan darat, pengunjung harus menyewa mobil atau sepeda motor, sebab di Bawean angkutan umum terbatas. Biasanya, angkutan umum hanya beroperasi hingga pukul sepuluh pagi, atau apabila ada kedatangan kapal. Jika tidak ahli dalam menyetir dan tidak menguasai medan maka sebaiknya menyewa mobil berikut sopirnya. Hal ini dilakukan agar lebih aman/lebih bisa menyesuaikan diri dengan medan.

Tak hanya persewaan mobil yang dibutuhkan di sana, tetapi juga persewaan alat-alat snorkeling, alat menyelam, peralatan berkemah, renang, dan lain-lain. Transportasi dari pelabuhan Bawean ke hotel, maupun dari hotel ke berbagai tempat wisata juga penting untuk diadakan. Begitu pula dengan adanya travel dan tour yang melayani day tour ke berbagai tempat wisata di Bawean, pasti sangat membantu.

Listrik, air, dan telepon yang berfungsi dengan baik juga sangat mendukung pariwisata Bawean. Sebenarnya memang listrik di pulau Bawean ini hanya disediakan pada jam-jam kerja. Tapi sepertinya untuk penginapan, hotel, dan sebagainya yang membutuhkan listrik dua puluh empat jam, mereka menyediakan genset atau sejenisnya sendiri, agar listrik tetap tersedia.

Kesan obyek-obyek wisata di Bawean yang masih perawan memang bagus, namun bukan berarti berkesan jorok dan tidak terawat. Perbaikan, pemeliharaan, penghiasan, dan penjagaan kebersihan sangat diperlukan.

Akan lebih baik lagi jika di dalam upaya melejitkan potensi Bawean ini wisata taman air dikelola secara resmi, kemudian dibuat pula panduan wisata untuk seluruh obyek wisata di sana. Panduan ini diusahakan sudah tersedia di dermaga/pelabuhan Bawean. Isinya antara lain peta berbagai tempat wisata di pulau Bawean, foto, rute yang tepat, waktu kunjung yang tepat (sehubungan dengan cuaca, pasang-surut air laut, dan lain-lain), perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan, dan penjelasan-penjelasan lainnya.

Sebenarnya program-program pemerintah sudah sangat bagus, tinggal implementasinya saja. Misalnya, obyek wisata Pulau Selayar, dengan Terosan, Polo Asem (Beto Elong), dan Pulau Noko dijadikan dalam satu kawasan. Sedangkan untuk mengembangkan potensi wisata pemerintah telah menyiapkan permainan untuk anak-anak, jukung, banana boat, membangun infrastruktur di Pulau Noko, membangun jembatan, dan gazebo. Untuk Pemandian Air Panas, akan dibangun kolam pemandian yang lebih besar dan dibedakan antara kolam untuk pengunjung laki-laki dan perempuan. Pemerintah juga memperhatikan sarana pendukung seperti penginapan/hotel, guide, kuliner, cinderamata, makanan, maupun souvenir khas Bawean.

Pemeliharaan budaya

Ada beberapa contoh budaya yang terdapat di Bawean yang terancam akibat tidak dilestarikan/dilindungi. Misalnya keberadaan guci kuno di desa Paromaan, rumah kuno di Pudakit Timur, dan candi di Batusendi.

Bila keberadaan guci kuno di desa Paromaan dan candi di batusendi dianggap sebagai barang langka dan dilindungi, semestinya pihak terkait menyampaikan pemberitahuan kepada warga agar selalu menjaganya. Begitu pula dengan rumah kuno di Pudakit Timur, jangan sampai rumah kuno itu habis dijual ke pengepul sehingga yang tertinggal hanyalah rumah modern/telah dimodifikasi. Budaya ini penting juga dan dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata.

Pemberdayaan masyarakat

Selama ini banyak sekali laki-laki muda asal Bawean yang merantau ke pulau Jawa atau ke luar negeri sehingga Bawean dikenal dengan sebutan pulau Putri. Dalam legenda pulau Putri, pulau Bawean tempat berlabuhnya keluarga dari kerajaan Campa yang akan menuju pulau Jawa, mereka berlabuh dikarenakan Putri raja tersebut sakit, dan konon meninggal di Bawean, untuk menghormati sang putri pulau tersebut dinamakan pulau Putri. Sampai sekarang ini makam beliau masih ada tepatnya berada di desa Kumalasa yang dikenal sebagai makam jujuk Campa.

Pemberdayaan masyarakat di sini bertujuan untuk mengurangi laju keluarnya masyarakat Bawean ke daerah lain sekaligus untuk memberdayakan ekonomi masyarakat itu sendiri. Di mana jangan sampai setelah Bawean dikembangkan menjadi obyek wisata, masyarakat malah tidak mendapat pengaruh positif.

Sebelum masuk pada langkah pemberdayaan masyarakat perlu diketahui dulu SDA dan SDM Bawean. Di antara SDA Bawean adalah ikan yang melimpah; tikar Bawean; rusa Bawean; manggis, salak, “buah merah”, durian, buah merah, pohon nangka, jambu air; garam; hiasan dari bekas gelas minuman; udang lobster dan udang lipan; kelapa, aren, air terjun, panas matahari yang terik; minyak, emas, tembaga, pasir besi ataupun lainnya; dan lain-lain. Ikan yang melimpah misalnya bisa diolah menjadi empek-empek, bakso ikan, petis ikan, kerupuk ikan, nugget ikan, dan lainnya yang merupakan diversifikasi dari produk ikan. Kelapa yang melimpah juga bisa dibuat nata de coco, minuman bersantan, kue berbahan santan/kelapa dan sebagainya. Pohon aren bisa dibuat bioetanol, sementara udang lipan dan udang lobster bisa dibudidayakan di karamba untuk menu-menu di restoran.

Lahan di Bawean yang begitu luas sangat potensial digunakan untuk pengembangan tanaman pertanian. Buah-buahan dapat dibuat jus, jeli, sirup, atau produk lainnya. Masyarakat Bawean pandai membuat tikar dan bellik, kerajinan dari batu onyx, hiasan dari bekas gelas minuman, dan lainnya. Pemerintah cukup memberikan pendampingan di bidang pelatihan, diversifikasi produk, peningkatan nilai jual, pengemasan, branding, pemasaran, pemodalan, dan sebagainya. Tikar Bawean adalah contoh produk yang mulai ditinggalkan masyarakat karena kesulitan di dalam memasarkannya, padahal kualitas tikar Bawean sangat bagus. Khusus untuk tikar, bisa saja tikar digunakan untuk tempat-tempat berjemur di tepi pantai, tempat-tempat duduk untuk warung lesehan, dan lain-lain. Selain hal-hal di atas, ada Kampung Gunung Laok, desa Daun sebagai penghasil garam di Bawean. Usaha mereka membuat garam perlu dibantu oleh tenaga ahli dan teknologi agar garam yang dihasilkan menjadi halus.

Di Bawean juga terdapat banyak air terjun yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan kincir air buat memutar generator. Panas mataharinya yang sangat terik, juga bisa digunakan untuk menghidupkan solar cell.

Di bidang olahraga, Bawean akan segera merampungkan lapangan sepak bola terbesar/raksasa. Lapangan sepak bola di desa Lebak ini dibangun dengan mereklamasi pinggir pantai. Saat ini pembangunannya telah mencapai sekitar 60%. Diharapkan bahwa perkembangan olahraga sepak bola di Dusun Tanjung Anyar (Tinggen) akan berkembang maju sehubungan dengan minat warganya sangat tinggi. Nah hubungannya apa antara lapangan sepak bola dan wisata di Bawean? Buat saja wisata olah raga atau bisa juga untuk menarik penonton sepakbola menuju tempat-tempat wisata, atau lakukan promosi di sana di saat banyak orang ramai berkumpul. Jadi, habis nonton sepakbola diharapkan pengunjung beralih ke tempat-tempat wisata lain di Bawean. Penjagaan masyarakat dari pengaruh-pengaruh buruk

Banyak orang mengatakan bahwa masyarakat Bawean itu baik, ramah, murah senyum, rasa persaudaraannya tinggi, menghormati tamu yang datang, suka menolong, sabar, jujur, semangat kerja samanya tinggi, jiwa sosialnya tinggi, dan sopan-santunnya luar biasa. Nilai plus lainnya adalah rendahnya tingkat kriminalitas di sana, serta di sana tidak dijumpai pengemis dan pengamen. Sisi positif ini tentu sangat disukai berbagai pihak termasuk wisatawan. Oleh karena itu sisi positif ini perlu dipelihara jangan sampai hilang/berkurang. Secara disadari ataupun tidak, keramahan masyarakat turut mendukung promosi wisata yang dilakukan. Masyarakat yang ramah (welcome) tentu akan membuat betah wisatawan berada di sana. Berbeda jika alam yang indah tidak didukung dengan masyarakat yang ramah, mungkin para wisatawan akan enggan datang.

Di balik sisi plusnya ada juga sisi minusnya. Misalnya, kebiasaan menggosip, gaya hidup anak mudanya yang lebih suka foya-foya daripada membangun Bawean, serta suka berpacaran di area wisata. Selain itu anak muda juga cenderung gengsi untuk bekerja di sawah sebagai petani. Budaya buruk lainnya adalah amaen, yaitu anak muda lelaki mendatangi rumah wanita pada malam hari. Budaya amaen ini gampang-gampang susah untuk dihapuskan karena selain undang-undang amaen tidak ada orangtua pun juga tidak mendukung upaya aparat untuk menertibkan amaen ini. Amaen ditambah dengan sisi negatif yang mungkin didapat dari internet yang sudah mulai masuk berpotensi menyebabkan hamil di luar nikah, di samping tidak kriminalitas lainnya.

Amaen dan sisi minus masyarakat Bawean lainnya kurang baik jika diketahui oleh wisatawan. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut bahkan bisa bersinergi dengan sisi negatif yang mungkin datang dari wisatawan itu sendiri. Contohnya adalah konsumsi narkoba, seks bebas, minum-minuman keras, serta budaya luar yang tidak baik lainnya. Tidak menutup kemungkinan, kedatangan wisatawan asing akan berpengaruh atas peredaran narkotika di Pulau Bawean. Untuk itu, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengantisipasinya.

Pengelolaan lingkungan yang baik

Obyek-obyek wisata di Bawean perlu dikelola dengan baik. Menjaga kebersihan adalah hal yang harus dilakukan, kemudian mencegah pencemaran darat dan pantai, mencegah pencurian pasir pantai dan terumbu karang, mencegah perusakan terumbu karang, mencegah menangkap ikan dengan cara-cara yang dilarang, serta membangun tanggul dan menanam kembali hutan mangrove agar terhindar dari abrasi. Untuk pelaksanaannya diperlukan tata tertib bagi pengunjung serta Undang-Undang, berikut pengawasan dari masyarakat.

Di Bawean juga dapat kita temui penangkaran rusa. Rusa-rusa ini bersifat endemik/tidak dijumpai di tempat lain. Mereka harus dipelihara dengan baik dan dikembangbiakkan, agar selain bisa berfungsi di dalam keseimbangan ekosistem juga berfungsi sebagai sarana wisata.

Promosi yang gencar

Hal yang sangat penting dan tak boleh dilupakan adalah promosi wisata. Sebagus apapun suatu tempat kalau tidak dikenal orang akan percuma. Contohnya adalah pemandian air panas di Sawah Mulya. Pemandian itu kurang dikenal wisatawan asing dibandingkann dengan tempat-tempat snorkeling dan diving di laut Bawean. Jadi promosi di sana perlu ditambah.

Mengingat pentingnya hal ini maka pemerintah melakukan berbagai promosi wisata untuk memperkenalkan aneka obyek wisata di Bawean. Untuk menarik pengunjung ke Jherat Lanjheng di desa Lebak, pada beberapa waktu tertentu pemerintah mengadakan lomba dayung dan layang-layang. Selain itu ada pula ngoleleng bhebiyen pada hari raya Idul Fitri. Tradisi maaf-maafan berkeliling bersama keluarga ini diakhiri dengan mengunjungi sejumlah tempat wisata seperti Danau Kastoba, penangkaran rusa, Jherat Lanjheng dan lapangan terbang Bawean. Tradisi ini juga potensial untuk menarik wisatawan pergi ke berbagai tempat wisata di Bawean.

Promosi di skala internasional antara lain dilakukan melalui pemutaran film 'The Isle of Women | Pulau Putri' (30 minit, Perancis). Film yang akan ditayangkan di Romania ini berkisah tentang peringatan molod. dan obyek Pulau Gili, isu-isu perantauan Pulau Bawean (kenapa ia disebut pulau wanita), pengembangan ekonomi Pulau Bawean, (termasuk Lapter) dan juga pandangan mengenai kepentingan mengenali tanah nenek moyang oleh orang keturunan Bawean di Singapura yaitu Samri Barik. Film berdurasi 30 menit ini akan ditayangkan di sebuah film festival di Cluj, Romania pada tanggal 19-20 April, 2013 sebagai film penutup.

Satu lagi, semua kapal yang menuju Pulau Bawean memiliki fasilitas yang sangat lengkap dan hampir memenuhi standar kapal pesiar. Ini semua untuk memanjakan para wisatawan.

Nah, sip kan? Dengan upaya-upaya di atas Insyaa Allah potensi Bawean akan melejit sehingga siap untuk go international.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean