Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Pencak Bawean Yes, Orkes No....

Pencak Bawean Yes, Orkes No....

Posted by Media Bawean on Jumat, 12 April 2013

Media Bawean, 12 April 2013 


Siapa bilang pencak silat Bawean tidak eksis, buktinya budaya peninggalan nenek moyang masih tetap bertahan di desa Grejeg, kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik.

Samsi sebagai Kepala Desa Grejeg mengaku baru saja selesai menggelar antraksi pencak silat se- Pulau Bawean, kemarin hari kamis (11/4/2013), dalam rangka resepsi pernikahan adiknya yang mempersunting gadis asal Tambak.

Menurutnya pencak silat Bawean masih tetap eksis dan bertahan sampai sekarang, bila ada warga yang menikah selalu menggelarnya. "Pencak silat Bawean adalah pilihan utama bagi warga dalam rangka merayakan pesta pernikahan,"katanya.

Menggelar pencak silat Bawean menurut Samsi sebagai Kades Grejeg, tidak menjadi beban berat bagi warga dalam mengadakannya, sehubungan kekompakan bersama untuk meringankan beban kepada pihak yang menyelenggarakan pencak silat. "Seperti makanan dan kue, sebagian besar disumbang oleh warga sekampung,"paparnya.

"Hampir setiap ada resepsi pernikahan di desa Grejeg, selalu diadakan pencak silat Bawean,"ujarnya.

"Pencak silat Bawean adalah salah satu kebudayaan yang boleh dipertontonkan sebagai hiburan warga, dari dahulu sampai sekarang tetap dipertahankan,"tuturnya.

Untuk meramaikan pencak silat yang digelar oleh keluarga besar kepala desa, Samsi sebagai Kades mengaku turut serta tampil dalam ajang pertarungan melawan musuhnya asal Kepongan, desa Kebuntelukdalam.

Hadir menyaksikan pengelaran pencak silat yang diselenggarakan kemarin (kamis, 11/4/2013) di Grejeg, penontonnya berasal dari berbagai daerah di Pulau Bawean. Gembiranya, menurut kades, banyak warga yang bekerja di luar negeri termasuk pekerja kapal yang pulang kampung dengan tujuan menyaksikan pencak silat.

Pencak Yes, Orkes No....
Di desa Grejeg, tidak semuanya kesenian bebas diselenggerakan oleh warganya. Dari dahulu hanya budaya pencak Bawean saja dijadikan huburan setiap meramaikan pesta pernikahan, sedangkan kesenian yang diperbolehkan yaitu zamrah dan kercengan. Sedangkan orkes dilarang masuk, sesuai kesepakatan seluruh tokoh mulai terdahulu sampai sekarang.

"Sesuai keinginan tokoh, saya sebagai kepala desa melarang warga mengadakan pertunjukan orkes atau sejenisnya,"ungkapnya.

"Jika warga tidak ingin atau merasa keberatan menggelar antraksi pencak, sebagai pilihan alternatif silahkan menyelenggar tontonan kesenian zamrah atau kercengan,"terangnya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean