Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Pulau Seribu Wisata Terselubung

Pulau Seribu Wisata Terselubung

Posted by Media Bawean on Rabu, 03 April 2013

Media Bawean, 3 April 2013

Lomba Menulis Opini dan Artikel
Kategori Umum 

Nama Penulis : Nurun Nahdliyah
Mahasiswa  : Jurusan Tafsir Hadits
Universitas : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Alamat : Dusun Batusendi, Desa Sidogedungbatu,
Kecamatan Sangkapura, Gresik

Tak bisa dipungkiri, sebagian masyarakat di dunia ini telah mengakui bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama ketika berbicara destinasi wisata. hal ini terbukti dengan kekayaaan dan keindahan alam yang dimilikinya sehingga bisa dikatakan indonesia merupakan surga bagi para wisatawan, meminjam kata dari bapak Aufa s. Sarkomi dalam sebuah opininya bahwa Indonesia disebut dengan “paradise in the world”. Negara kita juga dikenal dengan Negara kepulauan, karena memiliki sekitar 17000 pulau yang mana setiap pulau memiliki keadaan geografis yang berbeda.

Pulau Bawean (pulau kecil) yang merupakan salah satu pulau dari tujuh belas ribu pulau yang ada di negeri Indonesia ini, sebuah pulau yang terletak di laut jawa sekitar 80 mil di sebelah utara Gresik, bahkan pulau ini dianggap begitu berpotensi untuk dijadikan pulau pariwisata, pulau puteri merupakan nama lain dari pulau ini, disebabkan karena banyak laki-laki muda yang banyak merantau ke pulau jawa bahkan ke luar negeri. Hal ini merupakan adat dari nenek moyang terdahulu, bukan hanya itu berbagai adat dan budaya yang masih melekat dalam diri pulau ini, perbedaan pulau puteri yang begitu sangat dirasakan yaitu dengan tempratur cuacanya yang tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin, keamanan dan ketentraman, serta hubungan social yang ada diantara masyarakatnya begitu tinggi, hal tersebut merupakan salah satu faktor yang membuat para perantau dari luar pulau begitu enggan meninggalkan pulau ini, sehingga mereka lebih memilih menjadi bagian dari pulau puteri ini, misalnya penduduk Madura, Sambas, Probolinggo, dan lain-lain.

Bagi masyarakat Bawean sendiri bukanlah hal yang pelik ketika berbicara destinasi-destinasi wisata yang ada di dalamnya, hal itu sangat wajar dan akan menjadi tidak wajar ketika kita sebagai masyarakat pulau Bawean sudah tak peduli bahkan tak tahu berapa banyak destinasi wisata yang sejak beberapa abad lalu sudah ada dalam pulau putri ini, dengan keindahan dan kekayaan alamnya yang masih begitu alami sangat bisa diakui pulau puteri ini bisa disebut pulau seribu wisata terselubung, pembaca mungkin bertanya-tanya kenapa penulis menggunakan nama pulau seribu wisata terselubung hal ini di karenakan ada sisi historis yang di alami penulis sendiri, dengan status penulis sebagai seorang perantau di kota pelajar dari beberapa teman hingga seorang dosen pun tak mengenal dimanakah Pulau Bawean?

Wisata berbasis sejarah dan budaya, wisata berbasis alam dan ekowisata serta wisata berbasis belanja atau kuliner, tiga kategori wisata yang telah di sebut, penulis rasa telah di miliki oleh pulau ini, hanya pelejitan ketiganya masih dirasa sangat kurang oleh karenanya sangat dibutuhkan jiwa-jiwa produktif kreatif dalam membangun dan mengembangkan pariwisata di pulau puteri ini, dalam kategeri pertama misalanya bisa di contohkan Batusendi yang konon katanya merupakan benda-benda purbakala yang tidak begitu di perhatikan tepatnya di SDN Sidogedungbatu 1, Dusun Batusendi, desa Sidogedungbatu, kecamatan Sangkapura ini merupakan kegalauan sejarah yang penulis rasakan, dari segi kebudayaan kita bisa melihat salah satunya misalanya adat maulid yang sangat unik di temukan di pulau ini, dalam adat nenek moyang terdahulu mereka menanam pepohonan dan buahnya mereka niatkan hanya untuk memperingati kelahiran nabi, seiring bergesernya waktu dengan dunia yang begitu modern saaat ini sajian dalam peringatan maulid lebih di dominasi dengan sajian snack-snack produksi saat ini, meskipun masih terdapat sedikit buah-buahan dalam sajian itu. filosofis yang terkandung dalam adat maulid ini menunjukkan kecintaan mereka yang begitu besar pada baginda nabi.

Dan masih banyak wisata berbasis sejarah dan budaya yang perlu diperhatikan lebih lanjut juga perlu dipertahankan, karena hal inilah yang menjadi keunikan dan karakteristik tersendiri yang tidak ada pada pulau-pulau lainnya, sehingga ketika nantinya pulau mungil ini benar-benar menjadi pulau pariwisata yang tak kalah dengan pulau bali yang di pandang begitu indah dimata para wisatawan, bagaimana budaya-budaya itu tetap kita pertahankan karena hal itu merupakan aset berharga warisan nenek moyang kita, selain itu kita sebagai syubban (pemuda) yang akan meneruskan sepak terjang mereka (para pendahulu) perlu mengetahui sejarah-sejarah yang ada agar kita bisa mengambil ibrah dari tragedi-tragedi sejarah yang terjadi pada masa lalu khususnya bagi masyarakat pulau puteri sendiri.

Kategori selanjutnya wisata berbasis alam dan ekowisata, kategori ini merupakan kategori yang sengaja penulis tempatkan pada posisi kedua setelah sejarah dan budaya, hal ini tak kalah penting dari kategori pertama, biasanya kategori kedua inilah yang menarik para wisatawan untuk dikunjungi, apalagi kita tahu pulau ini mempunyai beragam potensi pariwisata berbasis alam yang belum terjamah baik dari keindahan alam, air terjun serta danau hingga pesisir pantai yang sangat indah, tak hanya itu di pulau mungil ini beragam destinasi ada didalamnya. Mungkin salah satu factor ketidak terjamahan alamnya dikarenakan sulitnya jangkauan alat transportasi yang kurang memadai sehingga ketika nantinya pulau ini menjadi pulau yang mudah sekali untuk di jangkau, perhatian dan keloyalan masyarakat Bawean sangat dibutuhkan guna menjadikan pulau ini tetap alami, sehingga tak akan pernah terjamah sampai kapanpun. 

Selanjutnya untuk aspek ketiga wisata berbasis belanja dan kuliner, tak sedikit makanan dan buah khas yang dimiliki oleh pulau ini, meskipun kebanyakan dari makanan khasnya berbahan mentah ikan dikarenakan daerahnya pesisir, kota Palembang yang terkenal dengan empek-empek, pulau ini pun bisa menyaingi dengan empek-empek Bawean-nya dengan rasa yang lebih khas pada ikan lautnya yang berprotein tinggi. sehingga menimbulkan tanda tanya besar mengapa empek-empek Bawean yang lebih khas bahkan lebih nikmat dengan rasa ikannya tak begitu dikenal banyak orang dari pada empek-empek Palembang? Hal ini perlu disadari oleh masyarakat bawean sendiri, lain dari itu ada koncok-koncok yang rasanya tak jauh beda dari rasa empek-empek dan kerupuk posot-posot dengan rasa yang begitu gurih, dan lain-lain. Kemudian dua buah-buahan yang tidak ditemukan di daerah lain misalnya dalam bahasa Bawean-nya disebut bue dheun (buah ini bisa di temukan di pantai) juga ada yang namanya buah merah di daerah lain buah ini lebih dikenal dengan buah mentega bentuknya hampir menyamai buah apel. 

Ketika dipertanyakan, wisata bagaimanakah yang menarik di Pulau Bawean?, karena pada hakekatnya menarik atau tidaknya suatu destinasi wisata, itu tergantung pada siapa yang menilai atau bisa dikatakan lebih bersifat subjektif dan relative, akan tetapi ketika berbicara menarik pada destinasi wisata secara ideal yaitu dikatakan menarik ketika suasana alam itu masih terjaga kelestariannya, masih belum terjamah oleh tangan-tangan manusia.

Saudaraku bukankah semua itu merupakan nikmat sekaligus amanah yang harus selalu kita syukuri dan selalu kita jaga, dalam kalamnya Allah SWT. berfirman : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (Al-Rum 41) Dari ayat ini bisa di ambil pesan moral yang ada, bahwasanya tak ada kerusakan di darat maupun di laut kecuali akibat perbuatan manusia, sehingga mafhumnya ada pesan yang begitu urgen untuk diketahui bagi manusia, bahwa semua ini memang benar-benar amanah Allah yang harus kita jaga kelastariannya. 

Bahkan ketika pulau mungil ini nantinya benar-benar menjadi pulau pariwisata, disitu di perlukan keloyalan dari masyarakat Bawean sendiri, karena sebagus apapun teori maupun konsep yang sudah kita tata dalam mempertahankan sejarah, budaya maupun cagar alam yang ada pada pulau ini tanpa adanya dukungan dari masyarakat, workabilitet dalam perjuangan ini tak akan pernah terwujud.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean