Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Menjual Matahari Dan Laut

Menjual Matahari Dan Laut

Posted by Media Bawean on Jumat, 28 Juni 2013

Media Bawean, 28 Juni 2013 

Lomba Menulis Opini Dan Artikel 
Kategori Umum 

Ditulis oleh : WARDI AZZAURY 
Alamat: Kampung Pacinan Desa Kepuhteluk Tambak. 
Pekerjaan : Pelaut 

Meskipun belum seratus persen deal Pulau Bawean akan dijadikan pulau tujuan wisata, namun tanggapan masyarakat terlihat sekali sangat antusias. Banyak komentar di media, terutama Media Bawean yang rata-rata mendukung dan senang dengan dijadikannya pulau mungil ini sebagai tujuan wisata. Beragam argumen dan usulan diketengahkan untuk meyakinkan orang bahwa pulau ini memang benar-benar layak jadi suatu tujuan wisata. Keberadaan pantai, danau, air panas, air terjun bahkan kuburan para tokoh Bawean juga dipaparkan sebagai alasan bahwa Pulau Bawean benar-benar spesial. Sebagian besar orang memang percaya bahwa pantai, air panas dan beberapa hal lainnya itu memang bisa jadi objek wisata, paling tidak buat wisatawan lokal. Namun buat penulis pribadi dan sebagian orang yang berkecimpunng di dunia pariwisata, semua yang disebut diatas tadi itu belumlah layak untuk jadi objek wisata, terutama jika itu dimasukkan dalam katagori tempat wisata kelas nasional atau dunia. Disamping karena keberadaannya yang masih tergolong kategori kecil, juga beberapa objek diatas tersebut memang tak layak jika dibandingkan dengan objek serupa yang dimiliki oleh daerah lain. Jelasnya, beberapa objek wisata yang diperkenalkan beberapa penulis di Media Bawean itu memang belum punya nilai jual, terutama buat pembeli dari negara luar.

MENJUAL MATAHARI

Dan, karena orang Bawean sudah telanjur antusias dan ingin sekali Bawean jadi tempat wisata, juga kian membesarnya harapan kita untuk ikut berpartisipasi serta berharap kebagian rejeki dari proyek yang sering diagung-agung pemerintah daerah ini, maka tak ada alasan untuk kita yang tinggal di Bawean ini untuk mundur mengurungkan niat menjadikan Bawean sebagai destinasi masyarakat luar. Segala cara harus kita lakukan. Bukan hanya mengungkit sesuatu yang telah ada ini untuk kian terlihat dimata orang luar, seperti keberadaan pulau noko dan adanya hamparan taman indah bawah laut, tapi juga sesuatu yang belum ada. Atau yang kalaupun sudah ada tapi belum maksimal diekspos, seperti memaksimalkan nilai jual matahari, yang akan saya tulis lebih rinci ini.

Bagi kami yang bekerja atau berkecimpung di dunia pariwisata, benda yang satu ini selalu jadi bahan pertimbangan dan sering kali menjadi jualan utama suatu paket pariwisata. Dari benda ini ada beberapa kata yang sangat terkenal dalam paket pariwisata. Yaitu yang pertama adalah sunset. Kedua sunrise dan ketiga sunbath. Sunset adalah dimana saat matahari tenggelam. Masa-masa ini adalah dimana wisatawan manca negara biasanya keluar dari tempat persembunyiannya dan menyaksikan indahnya ciptaan Tuhan ini saat menghilang. Sunset adalah satu peristiwa yang biasa ditunggu-tunggu oleh orang asing, terutama mereka yang tinggal di benua bercuaca dingin. Sedangkan sunrise juga merupakan incaran wisatawan mancanegara sebagaimana halnya sunset, hanya, karena waktunya yang masih bersamaan dengnan waktu kebanyakan bule tidur, maka sunrise kadang terlupakan. Sedang sunbath bagi kebanyakan orang luar adalah waktu surgawi. Cerahnya matahari ini akan selalu disambut dengan keceriaan luar biasa. Cerahnya matahari ini selalu mengalahkan indahnya pantai bagi para pelancong dari Eropa dan Amerika. Indahnya pantai, jika tidak diikuti dengan sinar cerah matahari, ianya tak akan banyak dipenuhi oleh wisatawan. Pantai putih dan bersih, jika dipayungi mendung maka akan terlihat kurang menarik oleh para bule. Sebaliknya, taman kota atau bahkan trotoar akan di penuhi oleh orang-orang kulit putih jika di tempat itu matahari bersinar cerah.

Bagi kami yang biasa berada di negara eropa tahu keadaan itu. Bule-bule itu akan langsung keluar rumah dan berjemur jika mereka melihat ada matahari. Mereka tak perduli apakah tempat berjemur mereka ada di tengah-tengah kota atau sisi jalan sempit. Keadaan ini juga terjadi di top deck setiap kapal pesiar. Jika sunny alias cerah para penumpang kapal itu akan segera melepas bajunya dan telentang dibawah matahari. Mereka sepertinya sangat takut tidak kebagian sinar matahari. Inilah yang dinamai mereka sebagai sunbathing, alias mandi matahari, aktifitas yang sungguh disenangi oleh para bule.

Karena masyarakat umum Pulau Bawean agamis, dan kita tak ingin kehidupan agamis kita dirusak oleh budaya atau kebiasaan asing yang tak sesuai dengan tuntunan agama kita, maka untuk tetap memaksimalkan nilai jual matahari itu, kita harus memagari atau mengurung matahari itu. Artinya, masyarakat umum tak begitu bebas mengakses tempat wisata itu. Untuk itu kita harus membuat tempat spesial dengan hal yang spesial pula. 

MEMBANGUN COTTAGE, MEMINDAH PANTAI DAN MENGURUNG MATAHARI

Karena kita percaya bahwa pembangunan sarana dan prasarana serta infrastruktur yang berbasis demi kebutuhan rakyak banyak adalah kewajiban pemerintah, maka penulis tak akan membahas masalah pembangunan jalan lingkar, bandara atau rumah sakit pada tulisan ini, meskipun semua itu adalah hal yang fital keberadaannya. Anggap semua itu adalah tugas pemerintah. Penulis hanya ingin memberi masukan ke masyarakat yang mau masuk bisnis ini atau yang terlibat di dalamnya. Berikut ini adalah salah satunya.

1. MEMBANGUN COTTAGE

Cottage atau pemondokan atau penginapan kecil. Bangunan ini perlu dibangun, terutamanya di tempat yang bisa melihat sunrise dan sunset. Karena bentuknya kecil maka biaya pembangunannya tak sebesar jika kita membangun hotel. Dan karena bangunannya kecil dan kapasitasnya kecil, maka tingkat okupansinya tak akan begitu menghawatirkan. Jika untuk membangun hotel memerlukan jumlah kamar yang banyak, dan itu pasti juga membutuhkan wisatawan yang banyak untuk menutupi persentase okupansi hotel tersebut agar tak mengalami kerugian. ini beda dengan jika kita membangun cottage. Pemondokan ini biasanya tak dibangun dengan skala besar, tempatnya juga lebih bisa disesuaikan dengan keadaan. Cottage bisa dibangun di bibir pantai atau disisi bukit yang terjal. Juga, karena biaya pembangunannya tak begitu mahal, maka masyarakat umum bisa ikut membangunnya. Dengan cottage, bisa jadi hampir disetiap desa di Pulau Bawean bisa dibangun. Yang perlu ditekankan disini adalah letaknya, letak cottage ini harus bisa melihat saat matahari mau keluar atau mau terbenam. Daerah disisi utara semacam area Tambak dan selatan seperti Sangkapura adalah tempat ideal untuk tempat ini. Masyarakat di sisi timur dan barat pulau Bawean juga masih memungkinkan untuk ikut berusaha tempat ini. Cottage ini, seperti yang dijelaskan diatas, meskipun pembangunannya diprioritaskan di pinggir pantai, tapi juga masih bisa dibangunkan di tepi-tepi bukit yang ada di Pulau Bawean. Berdasarkan penglihatan penulis, cottage ini juga bisa dibangun diatas air di tepi pantai seperti rumah panggung orang-orang terdahulu. Ingat, dibangunkannya cottage ini bukan hanya sebagai penginapan tapi adalah tempat melihat sunrise dan sunset, karena menjual matahari adalah target utama kita.

2. MEMINDAH PANTAI

Pantai Buatan mutlak dibikin bagi mareka yang membangun cottage di pinggir pantai. Pengelola atau pemilik cottage harus membuatkannya. Mereka bisa mengambil pasir pantai dari tempat lain dan menggantikannya di depan cottagenya. Jika kebetulan cottage yang dibangun sudah memiliki pantai, maka pemilik cottage cuma harus merawatnya dan memagarinya dengan pagar tembok. Tujuan dari pemagaran ini adalah agar masyarakat umum tidak masuk area cottage. Pantai ini pasti akan dijadikan tempat sunbathing atau berjemur oleh para wisatawan bule. Diberi pagar agar masyarakat umum tak ikut melihat aktivitas di dalam, juga agar tamu dari cottage merasa privasinya tetap terjaga. terjaganya privasi ini penting buat tamu suatu penginapan, dan semua hotel atau sebangsanya selalu menekankan ini pada semua karyawannya.

3. MEMAGARI MATAHARI

Memagari matahari hanyalah istilah saya. Cottage yang sudah dibangun, baik itu yang dibangun di sisi bukit atau di tepi pantai serta dilengkapi dengan pantai buatan harus dipagari dengan tembok agak tinggi. Maksud utama dari ini adalah agar para tamu yang menginap di pemondokan itu terjaga privasinya, juga agar masyarakat tempatan terlindung dari akses kurang baik jika sekiranya itu dianggap masyarakat kurang baik oleh masyarakat.

Yang jelas, jika cottage itu berada di pinggir pantai dan diberi tempat untuk berjemur, para wisatawan asing pasti akan berjemur jika mereka melihat matahari cerah. Jika sudah berjemur maka sudah pasti hal-hal yang tak pernah masyarakat awam Bawean lihat akan terjadi di tempat itu. Pagar itulah yang berfungsi melindungi masyarakat Bawean agar tak masuk ke area itu.

Selain matahari itu, kita memang masih punya beberapa hal yang punya nilai jual di Pulau Bawean ini, seperti jernihnya laut dan pemandangan di bawahnya. Hal ini yang seharusnya jadi fokus kita dan kita maksimalkan. Sementara untuk air panas, air terjun dan kuburan rasanya itu cuma sebagai pelengkap saja. Kita masukkan itu semua dalam paket wisata kita jika semua yang berada di sekitar laut sudah terekpos semuanya. Karena, jujur saja, air panas, air terjun dan kuburan yang selalu kita bangga-banggakan itu tak bernilai jual sama sekali jika itu dilihat oleh wisatawan dari luar Bawean. Bukan karena kapasitasnya yang kecil tapi juga karena kualitasnya juga yang memang kurang memuaskan.

Setiap hal yang menyangkut pariwisata adalah suatu proyek besar. Dan karena suatu proyek besar, maka ianya harus dipersiapkan dengan cara-cara yang profesional. Pemda Gresik sudah beberapa kali dalam suatu kesempatan, baik itu formal atau non formal menyatakan bahwa Pemda ingin Pulau Bawean menjadi tempat wisata. Rencana besar itu harus terkonsep dengan rapi. Pemda dan masyarakat harus saling dukung dan menjelaskan rencana konkretnya. Pemda harus menjelaskan keinginan dan tujuannya menjadikan pulau mungil ini sebagai tujuan wisata sedang penduduk Pulau Bawean juga harus memberitahukan apa saja keinnginanya jika nanti Bawean benar-benar jadi pulau wisata. Jangan rencana bagus itu hanya terkonsep sebagian sedang sebagian sisanya akan diformulasikan setelahnya, mirip seperti dalam pembukaan UUD negara kita yang berbunyi hal hal yang menyangkut pembangunan lainnya akan dilaksanakan dalam kurun waktu setelahnya.

Proyek besar sudah tentu membutuhkan biaya dan pengorbanan besar serta pemikiran besar. Akan sangat disayangkan jika biaya dan pengorbanan yang besar serta pemikiran besar ini tak menghasilkan income yang besar pula. 

@Kepuhteluk 250613.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean