Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Konsep Dan Strategi
Menggali Potensi Wisata Bawean

Konsep Dan Strategi
Menggali Potensi Wisata Bawean

Posted by Media Bawean on Sabtu, 27 Juli 2013

Media Bawean, 24 Juli 2013 

Lomba Menulis Opini dan Artikel 
Kategori Umum 

Nama : Mohammad YC 
Asal : Desa Kotakusuma Sangkapura 
Status : Mahasiawa  di Semarang 
Alamat : Parang Kusumo 4, no. 18 Tlogosari 
Pedurungan Semarang


Sebelum membahas lebih jauh tentang potensi kepariwisataan di Pulau Bawean, satu hal yang perlu di garis bawahi terlebih dahulu adalah pemahaman bagi segenap elemen warga Bawean akan tujuan utama agenda kepariwisataan, yakni tidak lain dan tidak bukan semata-mata untuk memajukan pulau Bawean. Dengan memahami tujuan dari ide tersebut maka dalam perjalanannya diharapkan tidak akan melenceng kearah kemunduran yang menimbulkan efek-efek negatif, mengeksploitasi lingkungan ataupun demoralisasi dalam masyarakat di Pulau Bawean.

Mengembangkan potensi pariwisata merupakan salah satu cara atau strategi untuk meningkatkan taraf perekonomian suatu daerah. Agar memperoleh hasil yang maksimal maka orientasi pariwisata harus dikembangkan kesegmen yang lebih luas. Tidak sekedar bertumpu pada keindahan pemandangan alam saja, akan tetapi menggali potensi-potensi dari sektor lain hingga menjadi bagian dari kepariwisataan. Sebagai contoh sektor pertanian yang selama ini hanya bergantung dari hasil panen musiman, apabila diafiliasikan ke agro wisata tentunya secara ekonomis akan memperoleh nilai tambah. Demikian pula dengan Sektor perikanan, bagaimana laut dan pantai tidak hanya digunakan sebagai lahan untuk sekedar menangkap ikan semata tetapi bersinergi dengan wisata bahari seperti diving, snorkelling, surving dan lain sebagainya.

Dalam mengembangkan potensi kepariwisataan terdapat beberapa unsur penting yang perlu dimiliki oleh sebuah tempat wisata. Diantaranya berupa sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Disamping juga beberapa elemen penunjang lain seperti transportasi, sarana dan prasarana atau infrastruktur menuju lokasi tempat wisata yang harus memadai.

Sumber daya manusia merupakan motor atau faktor penggerak yang akan memaksimalkan potensi sumber daya alam yang telah tersedia. Untuk mengeksplorasi SDA dibutuhkan SDM yang memiliki skill atau berketerampilan. Dalam hal ini perlunya dukungan pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat secara intensif. Karena pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan kekuatan masyarakat untuk ikut terlibat dalam berbagai aspek pembangunan di suatu wilayah. Melalui pelatihan-pelatihan atau penyuluhan nantinya akan merangsang kreatifitas masyarakat terhadap peluang-peluang usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan. Serta dapat menambah pengetahuan dan wawasannya dalam mengolah potensi-potensi SDA secara baik dan benar.

Dengan memobilisasi sumberdaya dan kapasitas masyarakat maka akan tercipta ekonomi kerakyatan. Yaitu sebuah sistem perekonomian yang membangun ekonomi secara mandiri, yang dapat menghindari monopoli dari para investor asing. Dimana fokusnya adalah membangun pada usaha kecil dan menengah sebagai sebuah pondasi ekonomi yang kokoh.

Untuk mengoptimalkan pariwisata di Pulau Bawean sebaiknya juga mengadopsi konsep yang produktif. Suatu konsep yang menuju ke arah industri wisata. Konsep yang produktif secara otomatis akan memacu meningkatkan perputaran roda perekonomian di suatu daerah, sehingga tercipta lapangan pekerjaan yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Seperti kegiatan usaha dengan menyediakan fasilitas perjalanan, akomodasi, makanan, rekreasi dan hiburan, atraksi kebudayaan serta fasilitas lain yang diperlukan wisatawan.

Apabila konsep ini berhasil diterapkan, tentunya perekonomian disetiap desa di Pulau Bawean akan semakin bergeliat. Desa-desa yang tidak mempunyai pantai atau tempat tujuan wisata seperti desa Patar Selamat dan Gunung Teguh, tetap bisa memaksimalkan potensinya dengan produksi handicraft (kerajinan tangan) untuk menjadi sentra industri gerabah dan anyaman tikar. Sedangkan desa Diponggo atau desa Pudakit yang memiliki situs sejarah Islam, dapat diolah menjadi destinasi bagi wisatawan yang menyukai wisata religi. Sementara itu desa-desa lain juga bisa memaksimalkan potensinya dengan menawarkan produk-produk unggulan yang menjadi ciri khas desa masing-masing, dengan wisata kulinernya, merchandise, atau menampilkan seni budaya. Selanjutnya tinggal mempublikasikan kalender wisata agar para wisatawan tahu kapan momen-momen menarik yang terjadi di Pulau Bawean. Semisal perayaan tradisi Mulid Nabi, musim ikan, turnamen volly ball, dan sebagainya.

Sedangkan untuk memberi kenyamanan pengunjung serta menjaga kelestarian lingkungan, dibutuhkan peraturan pemerintah daerah (PERDA). Peraturan berupa hukuman atau denda secara tidak langsung juga merupakan potensi dari pariwisata. Berkaca pada pengalaman negara Singapura, berkat aturan ketat mengenai sampah menjadikan negaranya diminati para pelancong karena kebersihannya. Sementara itu untuk memfilter atau meminimalisasi budaya-budaya negatif dari luar, perlu adanya PERDA tentang berpakaian sopan ditempat-tempat umum, pelarangan membawa miras dan narkoba serta menyosialisasikan adat istiadat yang berlaku. Dengan demikian Pulau Bawean akan memiliki image pariwisata yang berkarakter.

Melalui tata kelola yang terorganisir dan dengan konsep serta strategi yang tepat, potensi pariwisata di Pulau Bawean dapat dikemas menjadi paket perjalanan wisata multidimensi yang sangat menarik. Nuansa yang berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya akan memanjakan para wisatawan hingga merasa semakin terkesan.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean