Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Mengemas Pulau Gili-Noko
Menuju Wisata Bahari Pulau Bawean

Mengemas Pulau Gili-Noko
Menuju Wisata Bahari Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Senin, 22 Juli 2013

Media Bawean, 22 Juli 2013


Lomba Menulis Opini dan Artikel
Kategori Umum

Nama Penulis : Atiyatus Saadah, S.Pd.I.

Alamat : Saricindan Sidogedungbatu Sangkapura 
Pulau Bawean, Gresik

Pekerjaan : Kepala TK Hidayatus Shibyan

Jika ditelusuri lebih jauh, Pulau Bawean sebagai Pulau yang terpencil yang berada di utara Pulau Jawa, memiliki banyak potensi wisata. Baik potensi wisata alam, bahari, budaya maupun flora-fauna. Potensi wisata tersebut semuanya masih alami dan belum tersentuh oleh rekayasa manusia. Hal ini sesuai dengan pengelolaan objek wisata yang menarik menurut Spillane (1994:14), adalah objek wisata yang masih alami dan eksotis bukan wisata hasil rekayasa manusia.

Mengingat banyaknya potensi wisata yang ada di Bawean, penulis hanya ingin mengangkat satu objek wisata yang dianggap paling potensial di Bawean yaitu Pulau Gili-Noko. Mengangkat Pulau Gili-Noko dengan beberapa pertimbangan, yaitu: pertama; menjadikan beberapa objek wisata yang ada di Bawean saat ini, seperti Danau Kastoba Pasar Angin-Angin, Air Terjun Laccar, Pantai Labuan dan lain-lain, untuk bersaing dengan objek wisata yang ada di luar Bawean rasanya hal yang tidak mungkin, karena keterbatasan dana, sarana, prasarana, kendala non teknis lain sebagainya.

Kedua; untuk mengatasi katerbatasan-keterbatasan tersebut, maka harus ada prioritas untuk mengelola beberapa objek wisata yang ada di Bawean. Sedangkan yang paling potensial dari beberapa segi, baik dari segi ekonomi, strategis wilayah, daya tarik alami adalah pulau Gili-Noko. Jadi Pulau Gili-Noko layak untuk diprioritaskan. Ketiga; sebagaimana telah maklum, para tokoh agama masyarakat Bawean mayoritas menolak untuk menjadikan Bawean sebagai objek wisata dengan pertimbangan moral dan budaya. Menjadikan Pulau Gili-Noko sebagai objek wisata adalah jalan alternative bagi mereka yang menolak dan bagi yang menerima. Hal ini dengan pertimbangan, untuk mengatasi kekhawatiran pengaruh budaya luar yang masuk ke Bawean, Pulau Gili-Noko sudah cukup terisolasi dari Bawean mengingat jarak yang cukup jauh. Sehingga kemungkinan pengaruhnya relative sangat kecil.

Pulau Gili yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Pulau yang berada di timur Pulau Bawean. Secara administrative pulau ini adalah dusun yang berada di bawah pemerintahan desa Sidogedungbatu kecamatan Sangkapura. Pulau ini merupakan pulau terbesar kedua setelah Pulau Bawean, berupa bukit dengan lereng datar yang lebih luas. Pulau Gili dan Noko adalah dua pulau yang sama-sama indah dan eksotis.

Sedangkan Pulau Noko ada disebelah selatan Pulau Gili dan sangat berdekatan jaraknya, berjarak sekitar 130 meter saja, berupa hamparan pasir putih kasar, luasnya sekitar 2500 m2. Saat air surut bisa dilalui dengan jalan kaki, tapi saat air pasang, maka harus dijangkau memakai sampan atau jukong (perahu kecil tradisional bisanya tidak bermesin). Bagi yang senang berjemur di sinilah tempatnya, pasir putih yang bersih ditambah dengan panorama deraian gemercik ombak yang indah. Jika membawa alat selam, sangat asyik dan indah jika ingin menikmati taman laut sekeliling dari pulau ini atau membawa alat pancing, sambil melihat-lihat terumbu karang, semakin mantap jika sekalian mancing aneka ragam ikan yang hidup pada habitat terumbu karang di sekitar pulau tersebut.

Untuk mengelilingi pulau Gili dengan berjalan kaki perlu waktu sekitar 2 jam. Pulau Gili berpenghuni sekitar 217 kepala keluarga (735 orang). Untuk menuju Pulau Gili-Noko, dapat ditempuh dari berbagai pantai pulau Bawean, dengan menaiki sampan atau kalotok (perahu mini bermotor terbuat dari kayu). Bisa melalui Desa Sungaiteluk (Dusun Sungaitopo), Desa Sawahmulya (Dusun Bom) dan Desa Sungairujing (Dusun Taubat). Jika hanya ingin menempuhnya 20 menit saja sebaiknya naik sampan dari Desa Daun (Dusun Alas Timur) dan Desa Sidogedungbatu (Dusun Pamona).

Untuk memudahkan berkomunikasi, menggali informasi dan pelayanan di Pulau ini, sebaiknya wisatawan dapat mengajak salah satu perangkat desa Sidogedungbatu. Karena untuk kesempurnaan ada di pulau ini adalah jika diagendakan bermalam dan acara bakar-bakar ikan. Pulau ini dikelilingi pasir putih dan habitat terumbu karang yang alamiah, akan terasa menyenangkan jika mandi dan berjemur. Seharusnya datang ke Pulau ini, tidak melupakan membawa alat selam, karena akan terasa mengesankan jika menyelam untuk menikmati taman laut sekeliling dari pulau ini, atau setidaknya membawa alat pancing, sambil melihat-lihat terumbu karang, tambah mantap jika sekalian mancing aneka ragam ikan yang hidup pada habitat terumbu karangnya. Bagi yang senang camping (berkemah), amatlah indah jika mau berkemah dan bermalam di pulau ini, selain tersedia air tawar bersih secara alamiah juga terdapat fasilitas memadai seperti tersedianya lapangan sepakbola, sepak takraw dan bola voli. Apalagi ada suguhan alamiah karuniah ilahi berupa keindahan sunrise dan sunset di Pulau Gili-Noko.

Potensi Pulau Gili-Noko

1. Sudah dikenal public 

Salah satu kelebihan Pulau Gili-Noko dibanding pulau-pulau lain di sekitar Bawean adalah lebih banyak dikenal masyarakat. Masyarakata Bawean sendiri maupun masyarakat luar Bawean. Bahkan pulau Gili-Noko sudah dikenal masyarakat manca Negara seperti Singapura, Malaysia dan Auntralia. Orang Bawean sendiri lebih banyak mengenal Pulau Gili-Noko dari pada pulau-pulau lain di Bawean.

2. Wisatawan lokal dan manca Negara

Pada hari-hari besar Islam seperti Hari Raya Idul Firti dan Idul Adlha, dan momen-momen tahun baru Masehi dan Hijriyah, banyaknya wisatawan lokal dan wisatawan asing yang berkunjung ke pulau Gili-Noko. Orang Bawean, termasuk juga wisatawan manca negara merasa belum sah jika datang ke Bawean dan belum berkunjung menikmari indahnya pulau Gili-Noko. Jumlah wisatawan lokal dan asing tiap tahun yang berkunjung ke pulau tersebut sudah mencapai ribuan bahkan puluan ribu pengunjung.

3. Pasirnya yang putih

Orang barangkali melihat dan menganggap pasir di sekitar Pantai Kuta Bali sudah putih dan bersih. Pantai yang terkenal dengan keindahan alam dan lautnya, keluasan pantai dan sun risnya. Ternyata di Bawean ada sebuah pulau yang tidak kalah indah akan panorama alamnya, yaitu pulau Gili-Noko. Pulau ini dihiasi dengan pasir yang putih bersih. Tingkat keputihan-kebersihan pasir pantai Labuhan desa Paromaan Tambak, masih kalah jauh bersih pulau Gili-Noko. Karena pasir yang meliputi dan mengitari pulau Noko masih alami dan belum terkena polusi air dan pencemaran pabrik. Pasirnya yang putih sudah cukup mengobati kegalauan para pengunjung pulau Gili-Noko.

4. Keindahan laut

Laut yang mengitari Pulau Gili-Noko memang cukup indah, diiringi desiran angin yang tidak terlalu kencang, ombaknya pun tidak terlalu deras. Ini cocok untuk bermain dan berenang. Bagi anak-anak dan orang dewasa bisa menikmati dengan bermain pasir dan berenang karena lautnya yang tidak terlalu dalam. Untuk kesempurnaan dianjurkan membawa pakaian dan alat renang. Semua sisi dan seluruh arah Pulau Gili-Noko cukup indah dan menawan dengan hiasan laut yang bersahabat.

5. Menatap Pulau Bawean

Ke arah barat, Pulau Gili-Noko langsung menatap indahnya Pulau Bawean. Ke arah timur berhadapan dengan laut lepas. Indahnya Pulau Bawean dari arah kejauhan menambah nikmatnya berlama-lama di Pualu Gili-Noko. Kedua sisi arah yang saling melengkapi indahnya pemandangan kedua pulau mungil itu.

6. Terumbu karang

Terumbu karang yang ada di pulau Gili-Noko masih alami. Masih belum rusak oleh tangan-tang manusia. Terumbu karang yang ada di pulau Gili-Noko sungguh indah. Terumbu karang yang banyak dihiasi beraneka ragam ikan. Ini cocok bagi orang yang senang menjelajah keindahan taman laut.

7. Kebutuhan yang memadai

Bagi orang yang ingin belama-lama di Pulau Gili-Noko sebenarnya tidak terlalu bermasalah karena di sana sudah tersedia air tawar, sembako dan lain-lain. Namum untuk tempat tinggal belum tersedia hotel atau penginapan komersial. Jadi bagi mereka yang tidak punya family diharapkan untuk membuat kemah sebagai tempat tinggal sementara.

8. Transportasi

Transportasi menuju pulau Gili cukup memadai. Untuk menuju Pulau Gili-Noko cukup naik Sampan, Klotok dan Jukong (Perahu Kecil) dari Pulau Bawean. Bisa lewat desa Sidogedungbatu, Kepuh, Tambak dan Sangkapura. 9. Sunrise dan sunset Bagi mereka yang tinggal di pedalaman tentu sangat sulit untuk menikmati langsung indahnya terbit dan terbenamnya matahari. Bahkan sesuatu hal yang asing untuk menikmatinya. Tapi jika ingin melihat keduanya, Gili-Noko cukup menjadi jawaban. Pada pagi hari pengunjung pulau ini akan dimanja dengan indahnya terbitnya matahari. Sedangkan bagi mereka yang berada di pulau Gili-Noko sore hari akan dihidangkan menu idanhnya matahari terbenam.

Langkah-Langkah

Menurut Spillane (1994:14), kegiatan pariwisata dapat menjadi besar disebabkan tiga hal. Pertama, penampilan yang eksotis dari pariwisata, kedua, adanya keinginan dan kebutuhan orang modern yang disebut hiburan waktu senggang dan ketiga, memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa dari Negara yang dijadikan daerah tujuan turisme. Artinya, Pulau Gili-Noko untuk menjadi objek wisata yang besar, untuk syarat yang partama dan kedua sudah memenuhi. Sedangkan syarat yang ketiga inilah yang perlu dipikirkan. Tapi hal ini tentu adalah tanggung jawab pemerintah Gresik Jawa Timur. Jika Pulau Gili berhasil dijadikan Pulau Wisata, paling tidak secara ekonomi pulau Gili menjadi lebih sejahtera dan wisata bahari Gili menjadi asset bagi perkembangan ekonomi daerah Gresik ke depan.

Adapun langkah-langkah strategis dan aplikatif untuk menjadikan pulau Gili-Noko sebagai objek wisata bahari di antaranya sebagai beriku:

a. Pembanagunan Infrastruktur

Yang paling mendesak untuk segera dipenuhi adalah pembangunan pelabuhan menuju pulau Gili. Pelabuhan yang diharapkan tidak harus terlalu besar mengingat yang akan berlabuh hanya perahu-perahu kecil. Jadi dengan biaya yang tidak terlalu mahal pelabuhan seharusnya sudah dibangun untuk memudahkan transportasi dan perjalanan menuju Pulau Gili.

b. Publikasi

Promosi ke khalayak publik adalah sesutu yang niscaya jika Pulau Gili ingin diproyeksi menjadi pulau wisata ikon Bawean. Promosi ini harus dilakukan secara sistematis dan terorganisir. Dilakuakn pihak pemerintah berkerja sama dengan pihak swasta. Dapat dilakukan melalui media cetak dan elektrotik.

c. Sarana dan Prasarana Wisata

Untuk menjadikan pulau Gili-Noko sebagai objek wisata yang ideal tentu dibutuhkan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan memadai. Saat ini perlengkapan sarana dan prasarana wisata di kedua pulau tersebut sangat terbatas bahkan bisa dikatakan tidak ada. Misalnya alat renang, motor laut, alat selam, tempat makan yang layak, tempat penginapan dan lain sebagainya. Padahal untuk kenyamanan para pengunjung, ketersediaan sarana adalah hal yang sangat mendesak untuk segera dipenuhi. Jadi penyediaan sarana dan prasarana tersebut harus segera dilakukan baik oleh pihak pemerintah atau pihak swasta.

Pulau Gili dan Noko adalah dua pulau yang indah nan cantik. Siapa pun dan dari mana pun orang yang mengunjunginya akan takjub dan kagum dengan keindahannya. Keduanya memang indah secara alamiah, bukan hasil rekayasa manusia. Tapi indah karena kondrat alam dari yang Maha Kuasa. Namun bagaimana pun indahnya kedua pulau tersebut jika tidak dimanfaatkan dan dikelola dengan baik oleh manusia maka manfaatnya tidak akan maksimal. Maksimalisasi pemanfaatan keduanya tergantung manusia yang menghuninya. Maka masyarakat dan pemerintah daerah Gresik sebenarnya bertanggungjawab untuk menjadikan pulau Gili-Noko menjadi lebih bermanfaat. Singkronisasi dan kerja sama yang baik antara pihak pemerintah dan swasta untuk mengoptimalkan pemanfaatan kedua pulau tersebut sudah seharusnya dimulai saat ini. Pemanfaatan yang paling memungkinkan adalah memproyeksikan pulau Gili-Noko menjadi ikon objek wisata bahari Jawa Timur.

Daftar Pustaka

Anonim, Pariwisata Jawa Timur dalam Angka (Surabaya: Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Timur, 2005).

Hadinoto, Kusudianto, Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwi -sata(Jakarta: UI Press, 1996).

Musanef, Manajemen Usaha Pariwisata di Indonesia (Jakarta: Gunung Ag ung, 1996). Nuriata, Tata, Perencanaan Perjalanan Wisata (Jakarta: Departemen Pendidik -an dan Kebudayaan, 1992).

Soekadijo, Anatomi Pariwisata (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997). Sugiarto, Endar, Psikologi Pelayanan da -lam Industri Jasa (Jakarta: G remedia Pustaka Utama, 1999).

Spillane, James J., Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan (Yogyakarta: Kanisius, 1994)

Yoeti, Oka A., Pengantar Ilmu Pariwista (Bandung: Angkasa, 1996).

Yoeti, Oka A., Perencanaan dan Pengem -bangan Pariwisata (Jakarta: Pradnya Paramita, 1997).

Yoeti, Oka A., Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata (Jakarta: Pradnya Paramita, 2002).

Van Den, Berg, Bawean Isam, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1980)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean