Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Menemukan Semua Jenis
Kebutuhan Wisatawan di Pulau Bawean

Menemukan Semua Jenis
Kebutuhan Wisatawan di Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Sabtu, 10 Agustus 2013

Media Bawean, 10 Agustus 2013 

Lomba Menulis Opini Dan Artikel 
Kategori : Umum 

Nama Penulis: Restuni Oma 

Alamat : Jl. Bunga Melur, No. 1 N, Tanjung Sari, 
Medan, Sumatera Utara. 20132 

Pendidikan terakhir : S-1 Ilmu Kesejahteraan Sosial, 
Universitas Sumatera Utara, Medan. 

Pekerjaan : 
di Lembaga Kemanusiaan Rumah Singgah 
Caritas PSE, Medan


Pulau Bawean, sebuah pulau kecil yang terdiri dari 2 kecamatan dan 30 desa ini tentunya memiliki lokasi yang cukup strategis jika dijadikan sebagai tempat wisata. Bahkan jika dinilai dari lokasinya yang bisa diakses dari berbagai tempat akan sangat mendapat perhatian dari wisatawan mancanegara dan domestik jika bisa dikelola dengan baik.

Pulau yang dikelilingi oleh lautan dan diapit oleh pulau-pulau kecil ini tentunya sangat indah dan memukau. Pulau yang berada dalam naungan Gresik, Jawa Timur ini berada di antara pulau Jawa dan Kalimantan. Sebuah gugusan pulau kecil yang terapung di tengah Laut Jawa dengan keunikan seni dan budayanya.

Masyarakat yang memiliki budaya dan bahasa tersendiri menjadi salah satu daya tarik dari lokasi ini. Disamping ada banyak sekali objek-objek yang bisa dijadikan sebagai tempat wisata. Mulai dari pantainya yang paling dikenal, terdapat hutan bakau, air terjun, pemandian air panas, pertanian dan hewannya yang paling khas yaitu rusa. Letaknya yang tidak jauh dari ibukota ini harusnya sudah sejak awal menjadi tempat wisata yang sangat menjanjikan. Selain lokasinya yang masih benar-benar alami, Pulau Bawean juga merupakan wilayah yang memiliki ciri khas tersendiri. Pulau yang berbentuk belahan alpukat ini merupakan pulau yang menyimpan banyak misteri dan keindahan terselubung.

Terdapat juga pulau-pulau kecil di yang mengelilingi pulau ini, itu makanya disebut sebagai gugusan pulau. Sehingga bukan tidak mungkin kalau Pulau Bawean akan menyusul ketenaran pulau Dewata dalam hal menarik minat wisatawannya.

Pantai Noko misalnya dan pemandian air panas di Desa Sawah Mulya Kecamatan Sangkapura. Khusus untuk pantai Noko yang tampak masih sangat perawan. Pasir putih yang ada di pantai itu begitu indah dan bersih, akan menjadi tempat berlibur yang menyenangkan.

Sedangkan, untuk wisata pemandian air panas di Sawah Mulya. Wisata ini memang tak sekondang kawasan wisata lainnya. Kurangnya promosi menjadi salah satu penyebab sehingga para wisatawan lebih menyukai berwisata di kawasan perairan laut dan tempat wisata alam lainnya.

Banyak nya pulau-pulau kecil di sekeliling Bawean seperti Pulau Nusa, Pulau Cina, Pantai Labuhan, Pantai Tanjung Ga’ang, dan sebagainya. Pulau-pulau tersebut seperti mengapung di lautan. Kemudian pada Pulau Gili dan Selayar, terdapat hamparan terumbu karang beserta komponen makhluk lautnya yang sangat beragam. Khusunya wisatawan yang lebih tertarik untuk melakukan snorkeling atau diving, di laut Bawean sebenarnya sangat menjanjikan. Lokasi ini sangat disarankan karena sangat indah kekayaan lautnya dan belum banyak tersentuh oleh zat-zat kimia.

Demikian dengan keindahan danau Kastoba, danau dengan arus air yang sangat deras. Danau ini mungkiin tidak tepat dijadikan sebagai lokasi untuk berenang, tapi untuk memancing dan memandang lokasi yang dikelilingi bukit ini tentu sangat menyenangkan. Bukit dan air terjun juga bisa dijadikan tempat camping dan hiking bagi pecinta alam. Jadi bisa disimpulkan semua tersedia di pulau ini.

Ombak besar di laut dan pantai juga tentunya sangat menantang untuk menjadikan pulau ini menjadi tempat berselancar. Sebab bukan jarang ombak di daerah perairan Bawean bisa mencapai 2 hingga 5 meter. Bahkan hal ini termasuk salah satu hal yang merugikan sebenarnya bagi pulau ini ketika ada wisatawan yang akan berkunjung. Sebab dengan ombak setinggi ini dan masih terbatasnya kapal yang bisa menjangkau pulau ini menjadikan banyak wisatawan yang terhalang untuk berwisata ke Bawean.

Sehingga aspek-aspek lain di daerah ini juga bisa berkembang dengan lebih baik. Daerah pertanian yang dulunya hanya menghasilkan hasil-hasil pertanian bisa juga dimanfaatkan menjadi salah satu daya tarik keindahan alam yang akan kita nikmati saat berada di sana. Hamparan padi yang hijau dan jenis pertanian lain yang terkelola dengan baik akan tetap bisa berjalan.

Dari sisi budaya di Bawean terdapat budaya ziarah yang sangat kental. Sejarahnya yang beragam menjadi kultur tersendiri bagi pulau ini. Mulai dari makam Jherat Lanjeng yang sangat panjang, hingga 12 meter. Konon itu merupakan makam seorang yang bernama Doro, makanya disebut sebagai makam Doro. Makam tersebut bisa panjang karena yang dikubur di dalamnya bukan hanya orangnya, namun juga sebuah prasasti zaman kuno yang menurut cerita pernah dititipkan oleh majikannya kepada Doro yang disebut-sebut sebagai Aji Saka. Cerita ini mengisahkan cerita yang sangat panjang, namun akan lebih baik jika berwisata dulu ke tempat tersebut dan menanyakan langsung kepada masyarakat setempat, tentunya setelah lokasi tersebut benar-benar layak dijadikan sebagai lokasi wisata.

Terdapat hutan bakau yang begitu indah tidak berapa jauh di kiri makam tersebut pantai yang membentang luas. Sementara di kanannya akan bisa kita nikmati saat-saat matahari terbenam yang indah. Warna kemerahannya yang tepat di atas permukaan air laut seolah matahari akan masuk dan menyatu dengan lautan.

Kemudian makam Waliyah Nyai Zaenab di komplek Masjid Jami’ Desa Diponggo, yang merupakan penyebar agama Islam perempuan pertama di Pulau Bawean dan membawa bahasa Jawa ke pulau tersebut. Potensi sejarah yang variatif banyak pula terdapat di Pulau Bawean seperti legenda huruf Jawa, yakni Aji Saka, sejarah penyebaran Islam oleh Maulana Umar Masud, dakwah Sunan Bonang, kehadiran putri Campa ibunda Sunan Ampel yang singgah di Pulau Bawean, serta situs “Batu Kasur” di Gunung Menara desa Gunung Teguh yang dipercaya sebagai tempat pelantikan para wali. Di samping itu, adalah keberadaan makam para mubaligh lain yang memiliki catatan sejarahnya sendiri.

Penjelasan di atas menunjukkan penduduk pulau ini kental dengan tradisi ziarah dan masyarakatnya yang dominan beragama Islam terkenal sangat religius. Hal ini berarti juga bahwa masyarakat setempat sangat menjunjung tinggi kultur dan kebudayaan para pendahulunya. Sesuatu yang tidak kalah penting untuk menunjukkan kekhasan suatu tempat. Ditinjau dari bahasa dan seni yang mereka miliki, mereka justru memiliki aspek seni dan bahasa yang berbeda dari semua suku yang terdapat di sekitarnya. Mereka memiliki bahasa dan aliran seni tersendiri. Termasuk juga di dalamnya kuliner masyarakatnya, mereka memiliki yang berbeda dan khas.

Selanjutnya adalah bagaimana menjadikan lokasi ini layak dijadikan lokasi wisata bukan hanya dinilai dari aspek alamnya, namun juga dari aspek sarana dan prasaranannya. Transportasi adalah hal pertama yang perlu diperhatikan untuk menjadikan lokasi ini layak dan bisa diakses. Bagaimana caranya agar sarana itu tetap tersedia sepanjang waktu, supaya tidak menjadi penghambat untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan pulau tersebut. Tidak hanya mempertahankan kapal yang telah ada, tapi sudah seharusnyalah mendapatkan kapal yang lebih lagi baik secara kualitas maupun kuantitas.

Kabar baik bagi Pulau ini, jika lapangan terbang akan segera terealisasi, sebab jalur udara merupakan jalur yang paling aman jika jalur laut mengalami permasalahan, dan untuk pulau ini jalur lautnya memang sangat sering mengalami hambatan dari alam. Sejak tahun 2012 kemarin lapangan terbang tersebut memang telah dirancang oleh pemerintah. Maka kita hanya tinggal menunggu bagaimana realisasinya. Sebab ketikapun jalur transportasi udara ini merupakan transportasi yang paling mahal namun tetap akan lebih diminati bagi wisatawan, karena memudahkan wisatawan untuk mencapai pulau ini.

Hal ini tentunya sangat mendukung juga untuk pembangunan sarana-sarana lainnya, sarana jalan yang lebih memadai misalnya. Sarana lainnya yang termasuk juga pembangunan transportasi darat dan laut untuk akses ke gugusan pulau yang ada di sekeliling Bawean, misalnya sarana jalan, dermaga, angkutan darat, dan lain-lain.

Selanjutnya dimulailah pembangunan aspek-aspek lain yang mendukung kelancarannya, fasilitas air bersih yang memadai, fasilitas pembuangan limbah, keamanan, fasilitas listrik yang memadai, fasilitas komunikasi, penginapan, restoran/kuliner, SPBU dan lain sebagainya.

Fasilitas akomodasi di atas bukan berarti harus semua yang dibangun dengan standar kota besar. Tapi justru sesuatu yang tetap tidak mengabaikan kebudayaan masyarakat setempat. Misalnya pembangunan penginapan dengan gaya khas rumah–rumah masyarakat setempat, penginapan dengan membiarkan masyarakat menyewakan rumah milik mereka, sehingga semuanya tetap menjaga stabilitas masyarakat setempat dan ramah lingkungan. Demikian juga dengan restoran dan akomodasi lainnya, tetap semuanya diserahkan ke masyarakat. Sehingga kuliner yang masyarakat setempat miliki, itulah yang lebih ditonjolkan. Dalam artian bukan berarti menutup mata terhadap perkembangan yang terdapat di masyarakat secara nasional dan internasional. Hal itu tetap juga disediakan, namun bukan jadi sesuatu yang ditonjolkan.

Tujuannya tetap adalah untuk peningkatan taraf hidup masyarakatnya dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung akan juga menjadikan wilayah ini semakin maju. Sementara itu masyarakat pesisir yang selama ini hanya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan kecil, akan terbuka matanya untuk melakukan sesuatu yang lebih besar lagi demi kemajuan daerah ini. Mereka bisa serta-merta memiliki mata pencaharian lain ketika pulau ini dijadikan sebagai tempat wisata. Bahkan dermaga yang sejauh ini hanya sebagai tempat persinggahan kapal nelayan untuk mengumpulkan ikan, bisa menjadi tempat persinggahan kapal-kapal besar yang membawa wisatawan.

Hal ini juga tentunya mengurangi tingkat transmigrasi ke kota. Dimana selama ini banyak orang muda Pulau Bawean yang setelah tamat sekolah menengah atas berangkat ke kota dengan tujuan untuk mencari pekerjaan ataupun untuk sekedar kuliah. Namun dengan dijadikannya Bawean sebagai objek wisata tentunya akan membuka kesempatan baru bagi generasi tersebut.

Sekarang tinggal bagaimana pemerintah setempat memberikan edukasi yang benar terhadap masyarakat untuk menghadapi hal tersebut. Sehingga masyarakat tidak mengalami pengetahuan yang minim yang bisa menjadikan kegagalan pada program tersebut. Masyarakat dengan ciri khasnya tetap menjaga kebudayaan dan keunikan kebiasaannya sebagai salah satu struktur yang sangat mendukung bagi suatu lokasi wisata. Bagaimana masyarakat bisa masing-masing merasa memiliki dan tetap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik dan benar kepada wisatawan. Sehingga tidak terjadi kesimpang siuran di tengah jalan.

Artiannya biarlah masyarakat yang akan mengelolanya menjadi objek wisata yang benar-benar menarik bukan hanya dari segi alamnya namun juga dari kultur dan kebudayaan masyarakatnya, setelah apa yang menjadi bagian dari pemerintah setempat bisa terealisasi dengan baik. Namun untuk itu, sudah seharusnya masyarakat terlebih dahulu diberi pendidikan yang benar bagaimana menjadi marketing yang baik. Supaya wisatawan yang datang tidak merasa kecewa dan tetap mengingat Bawean sebagai lokasi wisata yang menyenangkan dan nyaman.

Aspek terakhir adalah aspek yang tidak kalah pentingnya, yaitu aspek promosi. Untuk menjadikan sesuatu lokasi terkenal tentunya butuh perkenalan terhadap seluruh masyarakat dunia. Promosi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain promosi wisata di dunia maya/jejaring sosial, promosi wisata melalui televisi, mengadakan event-event nasional dan internasional di Bawean, mengadakan pembuatan film, perlombaan-perlombaan seputar Bawean, dan tidak kalah pentingnya juga secara konvensional melalui kalender, iklan media cetak, leaflet, booklet, dan lain-lain.

Termasuk juga melalui perusahaan-perusahaan travel and tour. Artinya akan lebih memudahkan juga bagi masyatakat jika melakukan wisata melalui organisasi wisata atau biro perjalanan. Wisatawan tinggal memilih paket-paket yang disediakan dalam biro perjalanan.

Nah sudah tahu bagaimana keindahan Pulau Bawean dan bagaimana budaya dan masyarakatnya yang sangat menarik, tentunya akan menjadikan semua orang ingin berwisata dan menghabiskan liburan di tempat tersebut. Untuk saat ini ada dua jalur yang bisa mengantarkan kita ke gugusan pulau yang sangat sempurna dan alami itu, Surabaya dan Gresik. Maka buruan tabung uang untuk berwisata dan pilihlah Bawean yang menyediakan segalanya bagi anda.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean