Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Warga Perantauan Merindukan Lapter

Warga Perantauan Merindukan Lapter

Posted by Media Bawean on Jumat, 13 September 2013

Media Bawean, 13 September 2013

Warga Bawean sendiri sudah lama tak sabar menunggu lapter ini dioperasikan.

Abdul Basit, salah satu warga Bawean sudah menunggu hampir tujuh tahun sejak proyek digulirkan.

Diungkapkan, dari 70.000 penduduk Bawean, sekitar 40 persen bekerja di perantauan. Terutama di Malaysia dan Singapura.

Setiap tahun, ada belasan ribu warga yang mudik. Banyak di antara pemudik ini tidak bisa masuk atau keluar dari Bawean karena kapal terhambat cuaca.

“Pernah keluarga kami dari Malaysia datang. Mereka membeli tiket pesawat dari Surabaya ke Malaysia pulang pergi. Waktu mau balik tidak ada kapal yang melautakibat cuaca buruk. Tiket pulang ke Malaysia jadi hangus," ungkap pria 37 tahun ini.

Kerugian warga bisa sampai mencapai belasan juta Rupiah karena tiket hangus.

Masalah lain yang kerap terganggu adalah distribusi barang. Pernah kapal tertahan sampai 15 hari.

Akibatnya suplai bahan makan dan BBM di Bawean habis.

Musim paling susah biasanya dialami dalam rentang Desember- Februari.

Selain butuh perpanjangan runway, pengoperasian bandara Bawean masih butuh menunggu sejumlah sarana.

Mulai dari peralatan navigasi udara dan tenaga ahlinya. Infrastruktur seperti jalan, dikebut sejak dua tahun terakhir.

Soal potensi penumpang, mungkin tidak perlu diragukan. Ini bisa dilihat dari penumpang kapal cepat .

Setiap hari selalu penuh. Rata-rata ada 300 penumpang tiap berangkat.

Ada dua perusahaan kapal motor cepat yang beroperasi di Gresik-Bawean dan sebaliknya.

“Saat sosialisasi dulu, warga sempat kaget. Karena pemateri bilang lapter ini akan dimanfaatkan pesawat yang mampu menampung 40 penumpang. Wah kok sedikit sekali kata warga. Padahal naik kapal saja sampai berebut tidak kebagian tiket,” kata Abdul Adim, Camat Sangkapura.

Hal senada disampaikan pengusaha lokal Bawean, H Kholik. Menurutnya, sudah tidak ada lagi yang yang diperdebatkan terkait lapter.

Dia menilai, harga tiket yang diprediksi dua kali lipat dari tiket kapal, tidak akan menyurutkan warga.

Dari informasi yang didengarnya, harga tiket dari Bawean menuju Juanda direncanakan sekitar Rp 300.000.

“Kapal saja Rp 180.000. Itu pun berjam-jam. Kalau naik pesawat kan enak cepat,” ujarnya.

Maskapai nasional dikabarkan sudah mensurvey dan menguji potensi untuk membuka rute di Bawean. Namun belum ada kesepakatan resmi. (idl/ab)

Sumber : Surya

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean