Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Mustafi Selamat Naik Bambu
30 Menit Terapung, Tak Bisa Berenang

Mustafi Selamat Naik Bambu
30 Menit Terapung, Tak Bisa Berenang

Posted by Media Bawean on Minggu, 16 Februari 2014

Media Bawean, 16 Februari 2014

Mustafi (35 th.) asal Tambak Timur, desa Tambak, kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik, termasuk salah satu pemancing yang selamat dalam peristiwa  nahas benturan antara sampan (perahu) dengan kapal tongkang, kemarin (sabtu, 15/2/2014).

Ditemui di rumahnya, Mustafi menceritakan kronologi sehingga menyebabkan terjadinya perahu yang ditumpanginya tenggelam ke dalam laut.

Mustafi bersama Qamaruddin dan H. Moh. Hibban berangkat mancing ke laut (sabtu, 15/2/2014) jam 13.00 WIB. Melihat kondisi cuaca yang cerah, berangkat naik perahu milik H. Moh. Hibban.

Sampai ditengah lautan langsung menuju tempat pemancingan sesuai petunjuk GPS. Kemudian berlabuh dengan memasang jangkar untuk memancing ikan. Setelah satu jam memancing ikan, datang kapal tug bod dengan menarik tongkang. Dari kejauhan terlihat arah yang lurus menuju perahu yang ditumpangi. Sehubungan tempat untuk memancing sehingga tidak melepas jangkar yang dipasang.

Ternyata arah kapal tongkang tepat mengarah ke perahu, sehingga beradu bagian depan. Kemudian berusaha dengan menolak kapal tongkang, ternyata goyangan kapal menyebabkan benturan dengan badan perahu. Setelah berulang-ulang terjadi benturan akhirnya perahu tenggalam kedalam laut.

Selanjutnya Qomaruddin melihat ada tali di kapal tongkal, kemudian naik keatas kapal tongkang. Sedangkan Mustafi bersama H. Moh. Hibban setelah akan naik keatas kapal dengan memakai tali tenyata tidak mampu. Akhirnya terjatuh ke laut, tanpa bisa berenang Mustafi mengikuti arah ombak, spontan langsung menemukan bambu yang jadi alat tolaknya perahu. 

Dengan berpegang ke bambu, Mustafi berusaha bertahan selama kurang lebih 30 menit terampung-apung ditengah laut dengan teriak-teriak meminta tolong. Setelahnya langsung mendapat pertolongan dari ABK kapal tug boad.

Dilempari pelampung, kemudian Mustafi memakai sesuai petunjuk dan arahan ABK kapal. Akhirnya diangkat keatas kapal dalam kondisi sudah tidak ingat. Baru sadar setelah mendapat pertolongan dengan mengeluarkan air laut yang sudah diminum selama terapung.

Ditanya siapa yang bersalah? Mustafi mengatakan kesalahan adalah pihak kapal. Sudah tahu ada perahu nelayan, ternyata pihak kapal tidak menghindar justru meluruskan haluannya.

Harapannya? "Saya hanya mengharap H. Moh. Hibban bisa temukan dengan selamat."jawabnya dengan meneteskan air mata.

"Pihak kapal wajib bertanggungjawab atas kejadian yang menimpa ternyata perahu tenggelam yang menyebabkan H. Moh. Hibban hilang di tengah laut,"ucapnya dengan tegas. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean