Media Bawean, 25 April 2013
Peristiwa sekeluarga tersambar petir di Sumbertorak, desa Sidogedungbatu, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, (rabu, 23/4/2013), mengakibatkan isteri dan anak meninggal dunia, sedangkat Fathur mengalami luka dibagian dagu dan lengannya. Penyebabnya antena hp yang dipasang disamping rumahnya disambar petir di siang bolong.
Pasca kejadian keluarga Fathur yang disambar petir, membuat pelajaran yang berharga kepada pengguna antena hp yang lainnya. Banyak warga sekitarnya yang sebelumnya menggunakan antena penangkap sinyal handphone, lalu akhirnya memutuskan untuk menurunkannya. "Lebih baik tidak menerima handphone daripada resiko disambar petir,"kata warga setempat.
Informasi yang dihimpun Media Bawean, menurut Nafsiyah, warga Sumber Torak menyatakan ada sekitar 20 tiang antena hp yang diturunkan oleh pemiliknya. Alasannya, khawatir disambar petir seperti milik Fathur.
"Sebagian warga masih tetap memasang antena, tapi kabelnya disimpan di luar rumahnya. Bila ingin menelepon atau menerima telepon diterima diluar rumah,"paparnya.
Badruttamam, Sekdes Sidogedungbatu, membenarkan adanya gerakan penurunan tiang antena handphone di desanya akibat adanya peristiwa yang merenggut 2 korban jiwa setelah disambar petir.
Menurutnya, sudah saatnya provider handphone di Pulau Bawean memperluas jaringannya sampai ke desa Sidoegdungbatu. "Kebutuhan jaringan seluler mutlak diperlukan untuk berkomunikasi bersama keluarga di dalam negeri ataupun di luar negeri seperti di Malaysia ataupun Singapura,"ujarnya.
"Akibat kebutuhan, akhirnya warga memasang tiang antena handphone yang berisiko seperti kejadian kemarin merenggut 2 korban jiwa, ataupun pergi mencari sinyal ke banyak tempatnya yang areanya tersedia jaringan di luar rumah,"terangnya. (bst)