Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Untung Masih Ada PKS (Di Bawean)

Untung Masih Ada PKS (Di Bawean)

Posted by Media Bawean on Sabtu, 12 April 2014

Media Bawean, 12 April 2014

Oleh : Ali Asyhar 
(Dosen STAIHA dan Wakil Ketua PCNU)

“Pesta rakyat” telah berakhir. Riuh rendah kampanye sudah rampung Kini Bawean menempatkan 4 orang wakilnya di DPRD kabupaten Gresik. Semoga bisa memegang amanah.

Ada beberapa catatan positif dan negatif dalam pesta lima tahunan ini. Catatan positifnya adalah : Pertama : semakin menguatnya perhatian dan peran serta masyarakat dalam politik. Obrolan politik menjadi menu harian. Mulai dari cangkrukan santai di warung kopi sampai debat serius di layar televisi..Dari pemulung dan tukang ojek sampai pejabat berdasi. Situasi yang mustahil dijumpai sebelum era reformasi. Kedua : para calon anggota legislatif sudah multi profesi. Ada akademisi, birokrat, petani, pedagang, nelayan sampai preman pasar dan pengangguran. Caleg tidak lagi dimonopoli kelompok profesi tertentu.

Sisi negatifnya tak kalah banyak. Pertama : money politik (politik uang). Uang menjadi alat terampuh untuk membeli suara. Siapa memiliki amunisi banyak maka dialah yang berpotensi untuk meraup suara. Uang ditabur sampai ke pelosok desa. Ada yang tunai ada pula yang berupa perabot rumah tangga seperti piring,sendok,panci,periuk dan sejenisnya. Tiap calon anggota legislative tingkat kabupaten/kota rata-rata menghabiskan biaya Rp. 300 juta – 500 juta. Konon ada yang sampai menjual sawah, rumah dan tempat usahanya. Calon anggota legislative tingkat propinsi harus merogoh koceknya Rp. 500 juta – 1 milyard. Untuk calon DPR RI tentu lebih banyak lagi.

Hampir semua caleg memiliki logika yang sama. Mereka sepakat bahwa suara harus dibeli dengan uang. Tidak ada cara lain. Hanya tersisa satu dua caleg yang masih sehat dalam berpikir. Diantaranya adalah caleg PKS. Para caleg PKS di Bawean menawarkan programnya tanpa membeli dengan uang. Nalar politik yang sehat akan menjadikan masyarakat juga waras. Sebaliknya membanjiri orang kampung dengan suap sama dengan menghina dan meracuni otak mereka.

Kedua : maraknya kebohongan. Baik bohong dalam program maupun sikap. Bohong dalam program bisa kita tilik dari jargon-jargon di poster yang terpampang. Kata-kata standarnya diantaranya adalah:

- Berjuang untuk rakyat
- Berbakti untuk rakyat
- Cerdas,berani,teruji
- Lanjutkan pembangunan
- Muda, kreatif dan berkarya
- Penerus perjuangan si Fulan
- Apa kata kyai dst


Masih banyak kata-kata lucu yang ditampilkan. Kata-kata itu sudah ada stoknya di percetakan. Jadi mereka pesan stiker, spanduk dan kaos plus jargon-jargonnya.

Lelucon lainnya adalah foto-foto andalan para caleg. Mayoritas tersenyum sambil

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean