Media Bawean, 16 Februari 2015
Kekompakan instasi pemerintahan yang membidangi kelautan dan pariwisata diwujudkan dalam penanaman cempaka udang di pesisir pantai Pulau Bawean, Gresik.
Ada sekitar 3.500 bibit cempaka udang yang ditanam di Pulau Noko Gili, Pulau Noko Selayar. Pulau China, Tajung Ga'ang, Pulau Selayar, Jherat Lanjheng, Pasir Putih dan Pantai Mayangkara.
Pantauan Media Bawean ketika penanaman di Pulau Noko Selayar, terliat antusias peserta untuk menanam bibit cempaka udang. Ternasuk kepala instansi, yaitu Nur Syamsi Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) Bawean, H. Imron Rosyadi Kepala UPTD Pariwisata Bawean, Zaini Kepala UPTD Kelautan, Perikanan dan Perternakan Bawean, dan Idam dari Pelabuhan Pantai Pulau Bawean.
Cemara udang sebanyak 3.500 bibit adalah bantuan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur.
Kolonel Laut Agus Sutrisna dari Koarmatim yang mengawal dan mengamankan, termasuk menanam bibit cemara udang ditemui Media Bawean ketika penanaman di Pulau Noko, Selayar mengatakan bibit cemara yang ditanam pertama kali di Pulau Bawean berasal dari Blitar, Probolinggo dan Tulungagung.
"Penanaman cemara udang di Pulau Bawean bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan serta menunjang eko wisata sesuai harapan pemerintah,"paparnya.
Lebih lanjut Agus Sutrisna mengajak kepada seluruh masyarakat Pulau Bawean untuk menjaga tanaman cemara udang yang sudah ditanam. "Jangan dirusak, ayo sama-sama menjaga demi kelestarian lingkungan Pulau Bawean,"tuturnya.
Melihat kondisi lingkungan di Pulau Bawean, Agus menyatakan perihatian, diantaranya marak penambang pasir liar dan kurangnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan.
"Jika berhasil, selama 3 tahun saja tanaman cemara udang akan besar-besar,"katanya. (bst)
Kolonel Laut Agus Sutrisna dari Koarmatim yang mengawal dan mengamankan, termasuk menanam bibit cemara udang ditemui Media Bawean ketika penanaman di Pulau Noko, Selayar mengatakan bibit cemara yang ditanam pertama kali di Pulau Bawean berasal dari Blitar, Probolinggo dan Tulungagung.
"Penanaman cemara udang di Pulau Bawean bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan serta menunjang eko wisata sesuai harapan pemerintah,"paparnya.
Lebih lanjut Agus Sutrisna mengajak kepada seluruh masyarakat Pulau Bawean untuk menjaga tanaman cemara udang yang sudah ditanam. "Jangan dirusak, ayo sama-sama menjaga demi kelestarian lingkungan Pulau Bawean,"tuturnya.
Melihat kondisi lingkungan di Pulau Bawean, Agus menyatakan perihatian, diantaranya marak penambang pasir liar dan kurangnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan.
"Jika berhasil, selama 3 tahun saja tanaman cemara udang akan besar-besar,"katanya. (bst)