Media Bawean, 14 Agustus 2015
Musim kemarau bisa menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi atau tubuh yang kekurangan cairan. Efek ini tidak hanya dialami orang dewasa namun juga anak-anak. Dr Nyimas Izzati, meminta masyarakat mewaspadai gejala dehidrasi, terutama yang dialami anak-anak.
Menurutnya, kebiasaan minum air kurang dari kebutuhan tiap hari bisa menjadi pintu masuk dehidrasi. Ini masih diperparah dengan aktivitas yang padat hingga berpotensi menyebabkan cairan dalam tubuh berkurang. “Apalagi mereka dengan intensitas kerja tinggi dan konsumsi air juga minim,”urainya.
Dokter asal Bawean ini menyebutkan, orang dewasa bisa secara langsung mengklasifikasi dirinya sedang mendapati dehidrasi. Itu terlihat dari bentuk kulit kering dan rasa
haus yang berlebihan. Penanganannya cukup mudah, yakni memperbanyak konsumsi air.
“Karena jika tidak bisa berakhir ditempat tidur rumah sakit,” jelasnya.
Dikatakan, dehidrasi diklasifikasikan dalam dua macam di antaranya dehidrasi ringan, sedang dan ringan berat. Untuk anak-anak, jika terserang dehidrasi berat bisa menyebabkan kematian. Karena biasanya dehidrasi anak penanganannya kurang. “Maka bagi orang tua harusnya lebih detail lagi memperhatikan kesehatan anak,” terang perempuan yang hobi berburu kuliner ini. (est)
Sumber : Radar Gresik