Media Bawean, 27 Agustus 2015
Melonjaknya permintaan Ikan Pindang membawa berkah tersendiri bagi pembuat kendil pindang di Pulau Bawean. Sebab, meningkatnya permintaan pindang otomatis juga berpengaruh pada permintaan kendil sebagai wadah untuk pindang tersebut.
Suhaema, 65, warga Disallam, Kecamatan Sangkapura mengatakan permintaan kendil meningkat banyak saat ikan pindang sedang produksi. Tergantung musim ikan di Pulau
Bawean. “Walaupun tidak ada permintaan, pembuatan kendil tetap berlangsung. Hasilnya dikumpulkan sampai akhirnya ada pembeli yang datang,” ujarnya.
Dikatakan, sejak usia muda sudah menekuni membuat kendil yang terbuat dari tanah liat. “Bekerja membuat kendil sejak dari kecil sampai sekarang, meneruskan profesi pekerjaan orang tua,”katanya.
Proses membuat kendil, dimulai dari pengambilan tanah liat lalu dicampur pasir. Lalu diaduk dengan air, setelah tercampur jadi satu kemudian dibuat dengan keterampilan tangan tidak memakai cetakan.
Selanjutnya kendil dijemur agar terkena panas matahari. Proses akhirnya kendil dibakar selama sehari. Berprofesi sebagai pembuat kendil sehari bisa membuat 100 biji, dengan
harga jualnya Rp.600. “Lumayan bisa mencukupi kebutuhan bersama keluarga,”katanya.
Menurut Abdus Salam, Kepala Desa Patarselamat mengatakan warganya lebih banyak berprofesi sebagai pembuat kendil. “Sejak dari dahulu sampai sekarang masih tetap berjalan, khususnya di Dusun Disallam dan Sukela,”paparnya. (bst)