Maraknya pembakaran hutan, membuat Pulau Bawean, Gresik terancam diselimuti kabut asap tebal. Sesuai data yang dimiliki Resort Konservasi Wilayah (RKW) BKSD Bawean, kebakaran hutan tahun ini sangat tinggi. Sehingga, warga diminta lebih peduli untuk memadamkan api yang membakar hutan agar kabut asap tidak terjadi.
Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) BKSD Bawean Nur Syamsi mengatakan kebakaran
hutan di Pulau Bawean pada musim kemarau panjang telah terjadi di hutan negara dan hutan rakyat. “Penyebabnya berasal dari pembakaran hutan rakyat yang menjalar ke hutan milik negara, ataupun berasal dari pembuangan puntung rokok,”ujarnya, kemarin.
Menurut data yang ada, pada Oktober kebakaran yang terjadi di hutan milik negera jumlahnya mencapai enam titik. Titik-titik api tersebut tersebar di lahan yang memiliki luas hampir 10,64 hektar. “Jika ini dibiarkan kabut asap juga bakal menyelimuti Pulau Bawean seperti halnya Sumatera,” katanya.
Nur Syamsi menghimbau kepada seluruh masyarakat Pulau Bawean agar tidak melakukan pembakaran hutan. Dampaknya akan merugikan masyarakat, seperti banjir bandang, sumber air mati dan tumbuhan di hutan juga mati. “Efek lainnya menyebabkan terganggunya habitat binatang di hutan, seperti Rusa Bawean,” ungkap dia.
Selain itu, lanjut dia, terjadinya asap mulai menyelimuti Pulau Bawean sehingga jarak pandang berkurang, termasuk kesehatan akan terganggu. “Kejadian bencana asap di luar Pulau Jawa, jangan sampai terjadi di Pulau Bawean,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG Bawean Usman Khalid mengatakan
asap yang menyelimuti Pulau Bawean bukan berasal dari luar. Tapi akibat pembakaran hutan yang ada di dalam. “Sesuai pantaun satelit masih status aman, tidak ada sumber api di Pulau Bawean,”pungkasnya. (bst)