Media Bawean, 5 Oktober 2015
Pesatnya pertumbuhan gadget dilangan anak muda mengancam keberadaan tradisi kebudayaan yang ada. Salah satunya, pencak silat Bawean yang kini mulai dijauhi generasi muda. Menghindari kepunahan tradisi ini, beberapa pemuda berinisiatif melakukan kegiatan road show dibeberapa tempat.
Hasilnya, pada Forum Anak se-Kabupaten Gresik bertempat di Kantor Bupati telah dipertontonkan antraksi pencak silat Bawean. “Setelah itu, saya menerima ucapan selamat, termasuk mendapat apresiasi dari Kepala Badan KBPP Kabupaten Gresik dr Adi Yumanto,” akunya Ketua Komunitas Anak Sangkapura Harun Arrasyid
Menurut dia, ini bermulada dari keprihatinannya terhadap generasi muda yang lebih memilih budaya asing. Sehingga, tradisi asli Bawean tidak lagi dimintai. “Pencak merupakan budaya turun temurun yang harus dipelajari untuk dipertahankan. Agar nantinya
warisan dari nenek moyang tetap eksis di Pulau Bawean,” katanya.
Menurutnya pencak silat Bawean memberikan banyak manfaat sangat besar, selain bisa meneruskan budaya leluhur juga benteng diri ketika kita menghadapi sesuatu hal tidak diinginkan. “Dulu konon menurut ceritanya, anak muda diwajibkan belajar pencak silat
sebelum merantau ke luar negeri, sebagai bekal selama ada di rantau,”paparnya.
Harun Arrasyid sendiri mengaku belajar pencak silat Bawean kepada pendekar asal Balikbak, bernama Jamal. “Setiap minggu, beliau mengajari pencak silat Bawean melalui
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah,”ujarnya.(bst)