Media Bawean, 5 Oktober 2015
Transportasi yang menghubungkan Pulau Bawean menuju Gresik terputus beberapa waktu lantaran ombak yang cukup tinggi. Kondisi ini membuat empat warga Malaysia yang sedang
berada di Gresik nekat naik perahu nelayan (klotok). Padahal, gelombang laut saat itu mencapai empat hingga lima meter.
Aksi nekat ini dilakukan lantaran takut izin berkunjungnya habis dan tiket yang sudah dipesan hangus. Empat warga Malaysia tersebut berangkat pada pukul 07.00 WIB
dan sampai di Gresik padapukul 21.00 WIB Sabtu (3/10), kemarin.
Abidi warga Johor, Malaysia mengaku dirinya bersama isteri dan dua anaknya sudah me-
mesan tiket pada Minggu, (4/10). Sehingga, daripada izin tinggalnya di Indonesia habis
dan tiketnya hangus, ia memilih naik klotok. “Saya punya keluarga yang berprofesi sebagai nelayan di Bawean,”katanya.
Selama di atas perahu, dirinya mengaku sangat was-was dan saling berpegangan erat
karena goyangannya sangat dahsyat. Termasuk seluruh pakaiannya basah kuyup terkena
siraman air laut. “Memang gelombang laut sangat tinggi, wajar bila kapal dilarang berlayar,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Sam’e pemilik klotok mengatakan gelombang laut memang sangat tinggi, antara 4 meter sampai 5 meter. Butuh kepandaian khusus untuk menerjang tingginya gelombang. “Yang terpenting juru mudi tidak boleh panik disaat menghadapi gelombang tinggi. Saat penumpangnya panik ditenangkan,” ujarnya.
Mulai berangkat sudah melawan ganasnya gelombang laut, anehnya gelombang paling tinggi saat akan memasuki Pulau Jawa. Ketinggiannya diperkirakan sampai 5 meter saat akan memasuki Karangjamuan. “Alhamdulillah selamat sampai di Pelabuhan Gresik,”tuturnya.
Sementara itu, Syafir Yaqub, pemilik jasa travel di Gresik membenarkan banyak warga
luar negeri yang tertahan di Pulau Bawean. “Mereka terancam tiket pesawatnya hangus, jika tidak segera balik,”pungkasnya. (bst)