Tingginya angka perceraian di Pulau Bawean, Gresik dibenarkan para tokoh agama dan
Kantor Urusan Agama (KUA).
Menurut mereka, perceraian ini
terjadi lantaran istri tidak tahan
ditinggal merantau suaminya.
Kepala KUA Kecamatan Sangkapura Nasichun Amin mengatakan tingginya angka perceraian
di Bawean disebabkan isteri yang
ditinggalkan merantau suami ke
luar negeri. Selain perselingkuhan
juga faktor lainnya seperti persoalan ekonomi. “Termasuk adanya
budaya meniru karena mudah melakukan perceraiannya,” ujarnya.
Solusinya lanjut dia, perlu adanya konsultasi dalam menghadapi
persoalan rumah tangga dengan
Badan Penasehat Pembinaan
Pelestarian Perkawinan (BP4).
“Kami minta warga sebelum mengajukan cerai untuk konsultasi
pada ahlinya,” ungkap dia.
Hal senada disampaikan Ali
Masyhar, Kepala KUA Kecamatan
Tambak. Pihaknya mengatakan
dari dahulu angka perceraian
memang tinggi. Paling banyak
adalah gugat cerai oleh isteri
kepada suaminya. Menurut dia perlu adanya penyuluhan untuk menghadapi persoalan tingginya angka perceraian di Pulau Bawean. “Sesuai perbandingan ada 7 pasang
yang menikah, sedangkan yang
cerai ada 2 pasang,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) Hasan
Jufri, Baharuddin menilai tingginya
angka perceraian lantaran istri
merasa teraniaya oleh suaminya
dikarenakan merespon informasi
yang tidak jelas kebenarannya.
Contohnya, isteri ditinggalkan
merantau lalu suaminya mendapatkan informasi adanya perselingkuhan. Setelahnya kewajiban
memberikan nafkah tidak dipenuhi sehingga melakukan gugat
cerai. “Bahkan suami mengirim
surat kepada isterinya, yang isinya
saya bukan suamimu dan kamu
bukan isteriku,” ungkapnya.
Ditambahkan, yang lebih menarik lagi, tidak jarang suami pulang
ke Bawean ingin menceraikan isterinya karena ibunya bermimpi
sang isteri selingkuh. Selain itu
kasus perselingkuhan, terkadang
suami yang merantau menikah
lagi sehingga isterinya melakukan
gugat cerai. “Seharusnya pejabat
terkait seperti BP4 termasuk
kepala desa untuk berperan aktif
dalam mengatasi persoalan ini,”
pungkasnya.
(bst)