Sebagian masyarakat di Pulau Bawean telah merasakan dampak dari musim kemarau panjang. Mereka kekurangan air bersih untuk keperluan sehari-hari.”Sudah banyak
warga yang kesulitan air untuk
minum dan mandi,” kata Kepala
desa Kumalasa Idham Kholik.
Selama ini warga menggantungkan air dari sejumlah mata
air. Namun di musim kemarau ini
mata air pun mengering. “Hampir setiap hari warga disibukkan
mencari air untuk mandi ataupun
mencukupi kebutuhan hidup,”katanya.
Persoalan air bersih sudah lama
dirasakan oleh warga, apalagi
saat musim kemarau panjang
seperti sekarang ini. Sehingga
erlu adanya bantuan proyek air
bersih untuk mengatasi persoalan
kekurangan air di daerahnya.
Hal senada disampaikan Abdul
Aziz kepala desa Daun membenarjan kekurangan air disebabkan mata air yang ada tidak
mengalir.
Zulfan Hasyim sebagai anggota
DPRD Kabupaten Gresik yang
berdomisili di desa Daun mengaku persoalan yang dihadapi
warga sekarang ini adalah kekurangan air. Sehingga perlu ada
solusi agar air bersih mengalir ke
desa Daun.
Hampir disetiap kampung di
Pulau Bawean mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih
akibat musim kemarau panjang.
Usman kepala BMKG Pulau
Bawean menjelaskan untuk
hujan diperkirakan tanggal 28
dan 29 November akan turun di
Pulau Bawean. “Kemarau panjang disebabkan dampak emino
sehingga tidak turun hujan.
Bukan hanya di Pulau Bawean,
didaerah lain bagian Indonesia timur mengalami hal yang sama,”pungkasnya. (bst)