Segera beroperasinya lapangan terbang (Lapter) di Desa Tanjungori Tambak mendongkrak nilai ekonomis kawasan. Harga tanah salah satunya, kini naik berlipat. “Tanah disekitar bandara menjadi incaran untuk investasi pengembangan usaha setelah lapangan terbang beroperasi,” kata Kepala desa Tanjungori Tambak Jumali, Minggu (13/12).
Menurut Jumali, sejumlah bidang
usaha bisa dikembangkan di sekitar
area bandara. Misalnya perhotelah,
pertokoan hingga pergudangan.
“Gudang juga dibutuhkan, karena
aka nada arus keluar masuk barang,”
katanya.
Sebelum ada lapangan terbang
harga tanah di Tanjungori hanya
belasan ribu rupiah permeter. Sekarang
sudah mencapai Rp. 250 ribu
sampai Rp. 300 ribu. “Itupun belum
tentu ada warga yang menjual tanahnya,”
paparnya.
Melambungnya harga tanah ini
sedikit mengganggu rencana pembebasan
lahan berkelanjutan. Seperti
untuk kebutuhan penambahan runway.
“Warga masih berfikir panjang
untuk menyetujuinya,” ujarnya.
Kalaupun setuju, warga lebih
memilih opsi relokasi yang tidak jauh
dari bandara. Alasannya banyak warga
yang sebelumnya menerima ganti rugi
kesulitan mencari tanah pengganti.
”Akhirnya mereka pindah ke daerah
berjauhan dari asalnya,”imbuhnya.
Abdul Latif, warga Pejinggahan
yang rumahnya berdekatan bandara
Bawean mengatakan harga tanah
disekitar lapangan terbang meroket,
apalagi sekarang sudah hampir
dioperasikan. “Sulit mencari penjual
tanah, saat ini banyak calon pembeli
antri untuk mendapatkan tanah
yang akan dijual,”ujarnya. (bst)