Pulau Bawean tampaknya benar-benar memiliki pesona tersendiri untuk dikunjungi. Kali ini, giliran tokoh-tokoh sufi yang menggelar kegiatan di pulau utara Kabupaten Gresik tersebut. Tokoh-tokoh ulama dari berbagai negara tersebut rencana- nya bakal menggelar kegiatan kemah sufi.
Pembukaan Kemah Sufi dilakukan di Alun-Alun Sangkapura, Kamis (3 /12). Hadir
tokoh ulama dari berbagai negara, ulama di Palau Bawean,
serta jamaah tasbih. Termasuk
keturunan dari Syech Qodir
Jaelani yang juga tokoh sufi
Libanon Syech Amin Aljilani.
KH Diyauddin Kuswandi,
Pimpinan Jamaah Tasbih Nusantara mengatakan kemah
sufi digelar pertama kalinya di
Pulau Bawean. Tujuan diadakan kemah sufi ini adalah untuk mendekatkan diri kepada
Ilahi Rabbi, bukan unsur politik. “Tidak ada unsur politik
dalam pelaksanaan kemah sufi
di Pulau Bawean,” katanya.
Menurut dia, alasan dipilihnya Pulau Bawean sebagai
lokasi kemah lantaran dahulu
pernah menjadi tempat transit
ketika akan memasuki Pulau
Jawa. Termasuk Hayam Wuruk
yang berkunjung sebanyak 4
kali ke Pulau Bawean. “Jika diibaratkan huruf nun, Bawean
adalah titiknya,” paparnya dia.
Selain itu, adanya tempat
yang dinamakan Murtalaya,
sehingga pihaknya memilih
Bawean sebagai lokasi kemah.
Sebab, lokasi tersebut termasuk daerah tempat suci untuk
melakukan ritual.
”Membaca situasi dan kondisi sekarang, ternyata bangsa kita mengalami kemunduran. Sehingga diperlukan
adanya usaha membangun
generasi penerus yang siap
untuk memajukannya kembali,” ujarnya.
Sementara itu, Syech Amin
Aljilani, Ulama Sufi dari Libanon mengaku sangat mengapresiasi pergaulan di Indonesia. “Selama berada di Indonesia ia
bisa menemukan adat istiadat
yang santun, rukun dan saling
menghormati,” ungkapnya.
Keturunan ke-25 dari Syech
Qodir Jaelani ini mengaku senang berada di Pulau Bawean.
“Melihat keindahan alam dan
keramahan masyarakat yang
menyambutnya membuat kerasan berada di Pulau Bawean,” pungkasnya. (bst)