Janji pemerintah untuk
menjadikan Pulau Bawean menjadi
tujuan wisata hanya merupakan isapan
jempol. Terbukti, puluhan objek wisata
yang ada di Pulau Putri tersebut tidak
mendapatkan perawatan yang cukup
baik. Salahsatunya, destinasi wisata air
terjun laccar di Desa Kebuntelukdalam,
Kecamatan Sangkapura.
Dari pantauan di lapangan, akibat
kurangnya perhatian dari pemerintah,
jalan menuju lokasi saat ini sudah
hilang. Sebab, sepanjang perjalanan
menuju lokasi dipenuhi dengan runtuhan bebatuan dari atas tebing. Kondisi ini membuat beberapa pengunjung
yang jauh-jauh datang dari luar pulau
mengaku kecewa. “Saya terkejut saat
datang kesana, soalnya jalannya sudah
tidak ada,” ujar Nasichun Amin, warga
Gresik, kemarin.
Menurut dia, kondisi ini sangat membahayakan pengunjung yang datang ke
lokasi. Sebab, tidak adanya pengawas
wisata membuat pengunjung tidak mengetahui wilayah mana saja yang
terancam longsor. “Sebaiknya obyek wisata ini ditutup saja, karena mengancam
keselamatan jiwa,” katanya.
Hal senada disampaikan Leo Rahman
wisatawan yang sering berkunjung ke
Pulau Bawean. Menurut dia, sejak dua
tahun lalu, obyek wisata air terjun
laccar kondisinya sudah membahayakan karena sekelilingnya rawan
longsor. “Sepertinya hutan di sekeliling
jalan menuju air terjun ditebangi secara
liar, sehingga merusak keutuhan air
terjun di Laccar,” jelasnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Resort
Konservasi Wilayah (RKW) BKSDA
Bawean, Nur Syamsi menyatakan hutan
di wilayah air terjun laccar itu milik
warga bukan milik negara. Sehingga
warga bisa melakukan penebangan
sesuai keinginannya. “Tanpa ada perhatian khusus dari pemerintah untuk melarangnya,” ujar dia.
Ditambahkan, kerusakan air terjun
laccar memang mengancam keselamatan bagi pengunjung. Menurut dia,
selain penebangan hutan secara liar,
rusaknya air terjun laccar disebabkan
adanya kolam di Desa Balikterus.
“Karena airnya ditampung sehingga
tidak lancar dan mengancam keberadaan air terjun Laccar terancam hilang,”pungkasnya.(bst)