Penolakan terhadap
rencana Provinsi Madura menjadikan Bawean sebagai salahsatu
kabupatennya terus berdatangan.
Alasannya, selama ini infarstruktur
dibangun untuk jalur Gresik bukan
Madura. Selain itu, para tokoh Bawean menolak karena menganggap
Pulau Madura adalah pulau miskin.
“Pragmatis saja, sebab Madura
bukan wilayah yang berkecukupan.
Tidak bisa ditebengi oleh pulau yang
dalam banyak hal serba kekurangan
seperti pulau kita Bawean,”ungkap
Anis Hamim aktivis NGO Internasional, kemarin.
Hal senada juga disampaikan
Jazilul Fawaid, Anggota DPR RI.
Pihaknya menyatakan tidak setuju,
lantaran hampir semua Kabupaten
di Madura itu masuk kategori daerah tertinggal. “Mari kita bangun
Pulau Bawean dengan potensinya
tanpa merubah struktur admistrasinya,” katanya.
Menurut dia, selama ini Pulau
Bawean sudah masuk daerah admistratif Kabupaten Gresik bahkan
menjadi ikon kota. “Lalu lintas
perdagangan dan niaga sudah terbangun melalui jalur Gresik, bukan
Madura,” ujarnya.
Sementara itu, Yahya Zaini berpendapat sebaiknya tetap di Kabupaten Gresik. Selain punya ikatan
historis yang panjang, juga lebih
strategis dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan rakyat. “Kemajuan
telah dicapai sekarang dan prospeknya yang bagus kedepan karena
besarnya perhatian Pemerintah
Kabupaten Gresik untuk memajukan
Pulau Bawean,”jelasnya.
Sementara kalau ikut Madura
harus dimulai dari awal lagi. Kalau
Pulau Bawean suatu saat nanti ingin
berdiri sendiri sebagai kabupaten,
biarlah setelah Bawean mencapai
kemajuan. “Kalau sekarang belum
waktunya,” terangnya. (bst)