Masyarakat di Pulau
Bawean Gresik punya pekerjaan rumah yang harus
segera dituntaskan. Jika tidak akan menjadi
bencana tiap tahun dan beban generasi
mendatang. Pekerjaan rumah tersebut
terkait dengan persoalan lingkungan.
Demikian kesimpulan dari penelitian dari
Abd. Hakim. Pria asal Pulau Bawean yang
kini menetap di Bogor Jawa Barat telah
melakukan survei di Pulau Bawean dari 26
desember 2015 hingga 27 Januari 2016.
“Saya mengunjungi hampir 30 desa, dan
bertemu kepala Desa atau hanya perangkat desa saja,” katanya.
Dalam penelitiannya, Hakim memfokuskan
pada potensi sumber mata air agar memenuhi
kebutuhan masyarakat dan pertanian. Serta
mencari solusi mengatasi banjir tidak lagi
menjadi musibah tahunan. “Pertama
penyebab persoalan ini dikarenakan pendangkalan sungai, sehingga daya tampung saat hujan menjadi mengecil,"katanya.
Kedua pepohonan yang tumbuh sekarang
merupakan pohon yang usianya muda.
Sehingga tak banyak menyerap air hujan.
“Ketiga yang cukup krusial, pembuangan
sampah dari hulu ke hilir oleh masyarakat,
sehingga kalau hujan menghambat aliran
air sungai,”pungkasnya. (bst)