Tingginya gelombang laut di
perairan laut Jawa,
ternyata tidak
menggoyahkan langkah Joop Nahuyen,
73, melakukan tabur
bunga. Ketua
Vereniging van
Overlevenden &
Nabestaanden (V.O.N)
ini bersama anggotanya menabur bunga di
lokasi titik koordinat 06 derajat
00' S.W./112 derajat 05' E.L Laut
Jawa.
Disanalah lokasi tenggelamnya 3 kapal perang Belanda, yaitu Kapal MS De Ruyter, MS Java dan MS Kortenaer
ketika pertempuran melawan
tentara Jepang di Perairan Laut
Jawa, tanggal 27 Februari 1942.
Mereka menggunakan kapal
Natuna Express menuju lokasi
tabur bunga. Dari Pulau Bawean
yang jaraknya sekitar 60 Km.
Kurang lebih selama 3 jam perjalanan Natuna sampai di lokasi
yang dituju. Dan prosesi penaburan bunga secara bergantian.
Hadir dalam upacara memperingati tenggelamnya kapal
perang Belanda di laut Pulau
Jawa, 5 orang warga Belanda
bersama Sekcam Sangkapura,
perwakilan kepolisian sektor
Sangkapura dan Koramil Sangkapura.
Joop Nahuyen bersama
keluarganya melakukan
peringatan ditempat lokasi tenggelamnya kapal untuk ke lima
kalinya, yang dimulai tahun
2012. Menurutnya di lokasi ini
ayahnya bernama Antonie Nhuijesen yang aktif sebagai Angkatan Laut Belanda yang bertugas sebagai telegrafis di Kapal
MS De Reyte, termasuk diantara
satu dari 923 orang yang gugur
dalam pertempuran.
Dengan haru Joop Nahuyen
menjelaskan sejarah pertempuran di laut Jawa dan kisah
gugurnya sang ayah di medan
pertempuran melawan tentara
Jepang. “Ayah saya tenggelam
disini. Kuburannya disini,”katanya.
Lantas dia berucap akan selalu
mengingat dengan seluruh cinta.
Dengan demikian mereka yang
gugur akan tetap hidup didalam
hati.
Diantara rombongan ada seorang bernama Cees Hing. Sebenarnya ayahnya gugur di Laut
Cina Selatan. “Saya ingin mengikuti upacara ini untuk menghormati ayah dan masih satu lautan,” katanya. (bst)