Penolakan sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh
agama Bawean terhadap ajakan bergabung dengan Provinsi Madura didukung Pemkab Gresik. Wabup Moch
Qosim menegaskan, Pulau Bawean
merupakan bagian integral Kabupaten Gresik adalah harga mati.
Hal itu ditegaskan Moch Qosim
saat berbicara di hadapan warga Bawean, di Desa Diponggo, Kecamatan
Tambak, kemarin. “Kami minta
kepada warga Bawean jangan mau
bila diajak bergabung dengan Provinsi Madura,” pesan Qosim.
Menurutnya, perhatian Pemerintah Kabupaten Gresik untuk Pulau Bawean sangatlah besar. Ini dibuktikan pembangunan selama 5 tahun SQ mengabdi sudah bisa dirasakan keberhasilannya. “Jangan mau
bila diajak bergabung dengan Madura,” pintanya lagi.
Harapan Wabup Qosim diamini KH
Abdul Latif, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Sangkapura. Dia menegaskan Kabupaten Gresik harga mati. “Pulau Bawean sampai kapanpun ikut Kabupaten Gresik,”paparnya.
Ditambahkan, sejak muncul wacana penggabungan Bawean ikut Madura, warga Bawean sepakat menolak
untuk bergabung. Alasannya
sesuai sejarah ketika dahulu ikut
kerajaan Tuban ternyata Pulau
Bawean lebih dimanjakan dalam
segala hal. Namun, setelah mengikuti Kerajaan Sumenep yang
terjadi ada pemaksaan. Sehingga
banyak warga Bawean memilih
pergi merantau.
“Nah, adanya sejarah tersebut
jangan sampai terulang kembali.
Kabupaten Gresik harga mati untuk Pulau Bawean,” pungkasnya. (bst)