Tumpukan sampah dijantung
kota Sangkapura belum menemui solusi. Salah satu penyebabnya, budaya masyarakat yang membuang sampah sembarangan terutama ke
sungai.
“Sungai kini menjadi
tempat pembuangan sampah, ini memprihatinkan,”
kata akdemisi muda, STIT
Raden Santri Bawean Ilham
Syifa, M.Si.
Mantan Kepala Desa Tanjungori yang kini menetap di
Sangkapura mengatakan
persoalan sampah sampai
sekarang belum ada penanganan serius, sehingga
memberikan aroma bau busuk yang menyengat hidung. “Sampai kapan persoalan sampah akan bisa
teratasi, padahal butuh
penanganan segera agar
sungai tidak kotor,”katanya.
Menurutnya pengembangan Bawean sebagai tempat
tujuan wisata semestinya
ditunjang persiapan seperti
kebersihan lingkungan. “Malu dong menerima wisatawan
yang disambut sampah sampai menimbulkan bau kurang sedap,”ujarnya.
Lebih lanjut lulusan S2
UGM berharap agar pembangunan tempat pembuangan
akhir (TPA) segera direalisasikan.
Ironisnya kenapa warga
membuang sampah sembarangan, seperti sungai dijadikan pusat pembuangan.
“Perlu adanya kesadaran
kepada warga agar tidak
membuang sampah disembarangan tempat,”paparnya.
Ilham Syifa menilai aparatur pemerintahan di Pulau
Bawean masih lemah dalam
menangani persoalan sampah sehingga warganya tanpa merasa berdosa mem-
buang sampah sembarangan. “Perlu ada peraturan,
misalnya dilarang membuang sampah di sungai.
Sehingga sungai tidak kotor
seperti sekarang ini, apalagi
menimbul bau busuk,”pungkasnya. (bst)