Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » PULAU BAWEAN Tambang Emas Jawa Timur

PULAU BAWEAN Tambang Emas Jawa Timur

Posted by Media Bawean on Sabtu, 01 Oktober 2016


Ada yang menyebut jika Pulau Bawean adalah Bali-nya Jawa Timur sebutan itu tak berlebihan, karena di pulau yang luasnya tak lebih dari 200 kilometer (km) persegi itu tersimpan banyak “tambang emas”.

TAMBANG emas itu adalah puluhan objek pariwisata yang tersebar di 30 desa. Ada objek keindahan laut, wisata bawah air, kuliner, pantai, pulau, danau, hingga pegunungan.

Objek-objek pariwisata itu pun semakin berkembang seiring ditetapkannya Pulau Putri—julukan lain Pulau Bawean—sebagai objek pariwisata di tahun 2013/2014. Hal itu juga ditunjang dengan promosi yang gencar dilakukan Pemkab Gresik di bawah pimpinan Bupati Sambari dan Wakil Bupati Qosim.

Sedikit demi sedikit promosi tersebut sudah mulai ada hasilnya. Pulau Bawean, kini, kian dikenal. Semakin banyak yang ingin mengunjunginya. Tak hanya wisatawan lokal, tapi juga turis- turis asing dari berbagai negara.

Data Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olahraga (Disbudparpora) Bawean menyebutkan, selama tahun 2016, tepatnya sejak Januari hingga Agustus, jumlah wisatawan yang berkunjung sudah mencapai angka 54.163 orang. Rinciannya, wisatawan asing sebanyak 2.347 orang, dan wisatawan lokal sekitar 51.816 orang. Sementara pada tahun 2015, total jumlah kunjungan wisatawan selama satu tahun sebanyak 57.621 orang. Rinciannya, kunjungan turis asing sebanyak 54.211 orang, sedangkan turis lokal sebesar 3.410 orang.

Imron Rasyidi, Kepala UPT Disbudparpora Bawean menjelaskan, jumlah pelancong yang datang ke pulau cantik itu dari tahun ke tahun terus meningkat. Bahkan, dua tahun terakhir peningkatannya sangat lumayan.

“Kalau melihat data-data ini, kami optimis tahun ini kunjungan wisatawan akan jauh lebih baik dari tahun lalu,” ungkap Imron sambil menunjukkan lembaran kertas berisi data-data jumlah kunjungan wisatawan ke Bawean.

Lebih lanjut dijelaskannya, selain pelancong, sekarang ini mulai banyak warga Bawean yang berada di rantau pulang ke tanah kelahirannya. Tak hanya saat hari besar, seperti mudik saat Lebaran atau Idhul Adha saja. Tapi juga di hari besar Islam lainnya.

“Banyak penduduk Bawean yang sukses di tanah rantau. Mereka sekarang mulai sering pulang kampung. Ya di antaranya karena kemudahan untuk datang ke sini (Bawean, Red),” paparnya.

Sedangkan pengunjung lainnya, juga banyak wisatawan domestik dari berbagai daerah di Indonesia yang berkunjung untuk melihat langsung keindahan objek wisata di Pulau Bawean. Biasanya mereka datang saat pergantian tahun.

“Sekarang ini banyak lho yang ingin tahun baruan di Bawean. Seperti kemarin (tahun baru 2016, Red), terjadi banyak peningkatan pengunjung,” sambung Imron.

Selebihnya, kata Imron, adalah wisatawan asing dari berbagai negara, seperti Malaysia, Thailand, Australia, Prancis, dan beberapa negara lain. Kenaikan jumlah pelancong asing itu pun di atas prediksi. “Di Bawean ini banyak objek wisata yang disukai turis asing,” ujarnya.

Disbudparpora Gresik sebagai lembaga yang lebih tinggi, memang semakin sering mempromosikan Pulau Bawean. Di antaranya melalui Majapahit Travel Fair yang rutin digelar di Surabaya. “Bahkan, di Majapahit Travel Fair 2016, booth kami mendapat penghargaan dengan jumlah pengunjung terbanyak,” jelas Imron.

Bupati Gresik Sambari Halim Radianto sendiri setiap melakukan kunjungan atau bertemu tokoh masyarakat, menyatakan jika pengembangan pariwisata harus menjunjung tinggi kearifan lokal di Pulau Bawean. Apalagi Gresik sebagai Kota Santri yang harus mempertahankan budaya religius.

“Pulau Bawean akan semakin memikat kalau kearifan lokal masyarakatnya dijunjung tinggi,” tegas Sambari.

Hal senada disampaikan Mohammad Qosim, wakil bupati Gresik. Menurutnya, pengembangan pariwisata Pulau Bawean tentunya harus bernuansa religius. Yaitu sesuai harapan seluruh warganya.

Menurutnya, Pulau Bawean mempunyai banyak kekayaan objek wisata yang layak dikunjungi. Harapannya perlu adanya dukungan dari semua pihak, khususnya warga Pulau Bawean sendiri. “Adapun manfaatnya bisa bagi pengembangan perekonomian warganya,” kata Qosim.

Semakin tingginya jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Bawean, tak bisa dilepaskan dari kian mudahnya sarana transportasi menuju pulau berpenduduk tak lebih dari 128 ribu jiwa itu. Sebab, tidak menutup mata jika kemudahan transportasi menjadi salah satu pendukung keinginan orang untuk datang ke Pulau Bawean.

Kini, untuk pergi ke pulau yang terletak 80 mil (setara 120 km) utara Gresik itu bisa dilakukan lewat laut maupun udara. Berkunjung ke Pulau Bawean bisa ditempuh via jalur laut melalui Pelabuhan Gresik dan Pelabuhan Paciran, Lamongan.

Dilayani 2 kapal, yaitu kapal Express Bahari 8E milik PT Pelayaran SIM, dan KMP Gili Iyang milik PT Pelayaran ASDP Indonesia (Persero).

Kapal Express Bahari 8E mempunyai waktu tempuh selama 3 jam, dengan jadwal keberangkatan dari Gresik setiap Selasa dan Kamis (jam 09.00 WIB), serta Sabtu dan Minggu (13.00 WIB). Sedangkan keberangkatan dari Pulau Bawean dilakukan setiap Senin dan Rabu (09.00 WIB.), serta Sabtu dan Minggu (08.00 WIB.). Harga jual tiket cukup terjangkau, untuk kelas VIP Rp 169.500, sedangkan yang eksekutif dilempar dengan harga Rp 20 ribu lebih murah, yaitu Rp 149.500.

KMP Gili Iyang sesuai jadwalnya, keberangkatan Gresik - Bawean dilayani setiap Jumat pukul 21.00 WIB., Paciran - Bawean pada Rabu dan Minggu pukul 21.00 WIB, Bawean - Gresik pada Jumat pukul 08.00 WIB, serta Bawean - Paciran setiap Sabtu dan Senin pukul 21.00 WIB. Kemudahan lain, waktu tempuh kapal jenis roro (roll on/roll off) yang bisa mengangkut kendaraan roda empat dan dua, selama 8 hingga 10 jam. Harga tiket kapal bersubsidi ini untuk penumpang dewasa Rp 79.000, anak Rp 59.000 dan penumpang plus sepeda motor Rp 95.000.

Sementara itu, jalur udara dilayani melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya, dengan menggunakan pesawat Twin Otter DHC-6 seri 300 milik maskapai penerbangan PT Air Fast Indonesia. Ya, sejak Januari lalu Pulau Bawean sudah memiliki bandara sendiri. Namanya Bandara Harun Thohir. Lokasinya di Tanjung Ori, Kecamatan Tambak.

Bandara perintis ini memiliki panjang landas pacu 930 meter dan lebar 23 meter. Dibangun sejak tahun 2006, Kementerian Perhubungan memberikan subsidi sebesar Rp 12 miliar selama setahun untuk bandara pertama di Pulau Bawean tersebut.

Jadwal keberangkatan pesawat terbang berkapasitas 13 seat itu, dari Surabaya - Bawean PP setiap hari Selasa dan Kamis, harga tiket dari Bawean Rp 244.200. Sementara kalau dari Surabaya sedikit lebih mahal, yaitu Rp. 302.200.

Pulau Bawean dahulunya merupakan daerah tersembunyi yang seringkali terisolir, dikarenakan putusnya jalur transportasi. Akhirnya dikenal banyak orang sehubungan banyaknya objek wisata yang dimilikinya.

Berkunjung di Pulau Bawean tidak cukup hanya dalam waktu sehari. Perlu waktu minimal 3 hari untuk mengunjungi objek wisata, mulai dari pegunungan sampai ke dasar laut.

Dari puluhan objek wisata yang ada, yang paling sering dikunjungi wisatawan di antaranya adalah Danau Kastoba yang letaknya di Desa Paromaan Tambak. Menjangkaunya cukup dengan berjalan kaki sepanjang 1 km menyusuri bukit menuju danau yang letaknya berada di puncak paling atas. “Sampai di danau, pengunjung disuguhi pemandangan yang sangat indah. Bisa melihat keindahan air yang tertampung di dalamnya, serta panorama pemandangan alam sekitarnya yang tak kalah mengagumkan,” urai Susi Maghfiroh, penduduk setempat.

Persoalannya, danau tersebut status- nya masih masuk wilayah konservasi di bawah naungan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam). Walaupun demikian, Danau Kastoba masih terbuka bagi wisatawan untuk berkunjung.

Selain itu, juga ada banyak air terjun di Pulau Bawean. Di antaranya Air Terjun Laccar di Desa Kebun Teluk Dalam, Air Terjun Gunung Duren dan Air Terjun Kuduk-Juduk di Desa Patarselamat, air terjun di Desa Kepuhlegundi, di Desa Suwari dan Air Terjun Pemandian Ratu di Desa Dekatagung. Keberadaan objek wisata air terjun masih terlihat perawan tanpa ada polesan sehubungan pembangunan infrastruktur hanya sebatas akses jalan menuju lokasi.

Selanjutnya, ada objek pemandian air panas yang ada di beberapa tempat. Yaitu air panas di Desa Sawahmulya, air panas di Desa Sungairujing, air panas di Desa Kepuhlegundi, dan air panas di Desa Gelam. Di tempat-tempat tersebut, pengunjung merasakan enaknya berendam air panas, seperti terapi kesehatan.

Sementara itu, pemandangan pesisir laut yang paling indah terletak di Tajung ga’ang, Desa Kumalasa yang didekatnya juga ada tempat peninggalan sejarah pelabuhan pertama di Pulau Bawean. Pantai Labuhan seringkali dijadikan tempat berlabuhnya kapal turis asing yang berkunjung ke Bawean. Ada juga Pantai Ria di Desa Dekatagung, Pantai Selayar di Desa Sungairujing, dan Pantai Mayangkara di Desa Kepuhteluk.

Untuk objek wisata laut, ada banyak pulau kecil di sekeliling Pulau Bawean. Pulau pasir putih yang dikenal dengan nama Pulau Noko, ada di dua tempat, yaitu di dekat Pulau Gili dan Pulau Selayar. Kebersihan pasir putih yang disuguhkan membawa daya tarik bagi pengunjung untuk mandi dan berjemur di atasnya. Saat ini Pulau Gili sangat menarik bagi wisatawan. Sampai di sana akan disambut warga untuk menikmati suguhan udang lobster dan ikan kerapu berkelas internasional.

Juga ada Pulau Cina yang tidak berpenduduk, tapi keindahan alamnya juga lumayan bagus. Untuk snorkeling, ada banyak spot yang sangat bagus di Pulau Bawean. Seperti di dekat Pulau Ghusong dan Pulau Cina. Bila diselami, dasarnya mempertontonkan keindahan surga bawah laut Pulau Bawean.

Objek wisata lainnya, yaitu taman mangrove di pantai Desa Daun yang berhasil sebagai juara I se-Jawa Timur. Melalui kerja keras Pokmaswas Hijau Daun, terlihat keindahan di sepanjang pantai yang banyak ditumbuhi mangrove. Selain itu, taman mangrove lainnya yang juga bisa dikunjungi letaknya di Pasir Putih Sokaoneng. Taman mangrove ini dirintis Arfa’e, penerima Kalpataru dari Pulau Bawean.

Kembali ke daratan, Pulau Bawean dikenal sebagai daerah pemilik rusa. Untuk melihat langsung bisa mengunjungi penangkarannya di Desa Pudakit Timur Sangkapura. Ada puluhan rusa yang berada di dalamnya. Menariknya, penangkaran yang awalnya dirintis Sudirman, sekarang dalam proses untuk kepemilikan oleh Pemkab Gresik.

“Di sana (penangkaran rusa, Red) kita bisa melihat keindahan alam yang dikelilingi bukit,” kata Sudirman. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean