Butuh Pelatihan, Kesulitan Pasarkan Hasil Tani
Posted by Media Bawean on Jumat, 02 Desember 2016
Hamparan lahan yang cukup luas di Pulau Bawean belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk pertanian. Ini lantaran para petani di pulau tersebut membutuhkan pelatihan cara bertanam dan cara memasarkan hasil tani.
Wiwin Suryaningsih warga Desa Lebak mengatakan pertanian di Pulau Bawean sudah beragam hasilnya. "Kalau dahulu orang hanya menanam padi, tapi sekarang sudah banyak yang menanam sayuran dan buah-buahan seperti semangka, melon, mangga bahkan buah naga," katanya.
Meski pertanian di Bawean sudah beraga, tetapi tidak semua petani paham bagaimana cara bertani yang benar. Sehingga, para petani termasuk dirinya sangat memerlukan pelatihan-pelatihan dari dinas terkait.
"Sangat perlu pendidikan langsung pelatihan bukan diajarin teori saja, apalagi diberi bibit unggul oleh pemerintah,"tuturnya.
Sementara itu, Kepala UPT Pertanian Bawean Lailatul Mukarromah mengatakan kendala pengembangan pertanian disebabkan jenis sawah tadah hujan sehingga setahun hanya bisa dimanfaatkan sekali saja.
“Jelas tidak maksimal, soalnya disini belum ada irigasi hanya mengandalkan hujan. Makanya setahun hanya sekali tanamnya,” kata dia.
Selain itu, kesulitan pemasaran hasil tani di Pulau Bawean. "Contohnya buah semangka, saat petani melakukan panen ternyata kelabakan untuk memasarkan di Pulau Bawean karena terbatasnya pembeli yang ada,"paparnya.
Adapun soal adanya sayur mayur yang disuplai dari Pulau Jawa, menurut Irma memang tidak bisa tumbuh subur di Pulau Bawean. “Sebab itu tanaman yang ada di dataran tinggi,” pungkas dia. (bst)
Tag:
#PERTANIAN