Mighfar Syakur Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gresik merespon tentang tidak adanya anggaran untuk pengembangan pariwisata di Pulau Bawean.
Menurutnya, seminggu yang lalu saya diundang rapat bersama Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Membahas tentang rencana induk pengembangan pariwisata di Pulau Bawean. "Jadi pengembangan pariwisata di Pulau Bawean sudah masuk dalam RIP pariwisata Jawa Timur,"katanya.
Sehingga pemerintah kabupaten Gresik dalam pengembangan pariwisata di Pulau Bawean tidak boleh parsial. "Sebelum melakukan pembangunan diperlukan melihat RIP Pariwisata Jawa Timur terlebih dahulu,"ujarnya.
Apalagi menurutnya pengembangan pariwisata di Pulau Bawean membutuhkan alokasi anggaran dana yang sangat besar. "Sehingga diperlukan adanya kajian terlebih dahulu sebelum pembangunan dilaksanakan,"paparnya.
Kenapa perlu dikaji? "Khawatir nantinya setelah pembangunan selesai ternyata tidak sesuai harapan bersama. Seperti obyek wisata air terjun, perlu dikaji kapasitas air mempunyai kemampuan sampai berapa tahun kedepan,"jawabnya.
Selain itu, Mighfar Syakur mengungkapkan kelemahan pengembangan pariwisata di Pulau Bawean diantaranya status obyek wisata yang ada masih masuk kawasan konservasi. "Diperlukan adanya perubahan status terlebih dahulu agar obyek wisata yang ada bisa dilaksanakan pembangunan fasilitas sarana dan prasarana pendukung,"pungkasnya. (bst)
