Pak Cuk, Selamat Jalan
Posted by Media Bawean on Jumat, 31 Maret 2017
Tulisan : Gus Ali Asyhar
Semoga husnul Khatimah. Pak Cuk wafat dengan indah. Ia sehat dan bugar. Pagi itu ia masih sembahyang berjama’ah di masjid. Kebiasaannya tiap hari. Pak Cuk rajin sembahyang berjama’ah lima waktu. Bahkan ia juga mengajak teman-temannya untuk rajin berjama’ah. Ajakan itu biasanya melalui WA. Tiap hari saya menerima WA darinya. Biasanya saya menjawab singkat inggih.
Ia memang tipe penggerak. Penggerak NU dan pendidikan. Di NU, ia pernah menjadi ketua LP Maarif cabang Bawean dan posisi lain. Kakinya ringan tak mau berhenti. Hampir semua acara di alon-alon Sangkapura, ia ikut membantu. Ia pernah bercerita bahwa ia adalah santrinya KH. Mujib Ridlwan Surabaya. Kiai Mujib adalah putranya KH. Ridlwan Abdullah (Pencipta lambang NU). Saat di Surabaya, Kiai Mujib sering mengajaknya di berbagai kegiatan NU. Itulah cara seorang guru dalam mendidik dan menanamkan ruh ke NU an terhadap muridnya. Lambat laun NU menjadi gerak langkah hidupnya. Bila ada orang yang menghina NU, biasanya pak Cuk berteriak lantang langkahi saya dulu. NU telah mendarah daging dalam jiwanya.
Di dunia pendidikan, ia adalah sesepuh. Bahkan sampai akhir hayatnya, ia masih menjabat sebagai kepala SMA Umar Masud. Ia adalah gurunya para guru. Para muridnya sudah bertebaran di mana-mana. Dengan segala kekuranganya, ia telah memberi inspirasi kepada semua orang bahwa perjuangan haruslah total. Keikhlasan berjuang mesti membutuhkan ketangguhan. Siapapun yang sudah berniat untuk mengabdikan dirinya harus siap dengan sekali akibatnya. Dipuji, dicaci, disanjung juga dibanting. Tak seorang pun di muka bumi ini yang hidupnya hanya terisi oleh pujian atau cacian 100 %. Keduanya silih berganti menghampiri.
Beberapa kali saya semobil dengan beliau ketika pulang dari kegiatan NU. Dalam perjalanan pulang itulah biasanya ia bercerita banyak hal. Tentang NU, politik, pendidikan dan masalah-masalah yang lain. Obrolan itu diselingi dengan banyolan-banyolan. Yang saya ingat adalah nasehatnya Saya sudah tua. Sekarang sampean-sampean yang harus semangat. Jangan kalah dengan generasi saya.
Sekarang,Pak Cuk Sugrito telah pergi. Kembali kepada penciptanya. Meninggalkan semangat dan inspirasi. Saya amat yakin bahwa telah banyak pengganti-penggantinya. Di NU dan dunia pendidikan. Selamat jalan pak Cuk, terima kasih atas ilmu dan keteladanannya.
Ali Asyhar, Ketua STAIHA dan Wakil Ketua PCNU
Tag:
#DUKA CITA