Puluhan turis asing rela berdiri hanya demi menyaksikan tarian tradisional Mandailing yang dipersembahkan dalam rangkaian Sail To Indonesia di Pulau Bawean, Sabtu (05/10/2019).
Tarian mandailing tersebut merupakan tarian tradisional khas Bawean yang disajikan untuk menyambut para tamu istimewa yang berkunjung ke Pulau Bawean.
Diiringi alunan musik yang ditabuh, penari memasuki lapangan untuk perform. Tampaknya, tarian itu seakan menghipnotis para turis. Tak hanya menikmati tarian, mereka juga tampak berfoto bersama para penari. Bahkan, tak sedikit dari mereka juga ikut bergabung untuk menari bersama.
Tidak ketinggalan, Wakil Bupati Gresik, Moh.Qosim juga ikut menemani para turis menari. Termasuk juga perwakilan dari Kemenko Maritim, Kementerian Pariwisata serta Putri Pariwisata Indonesia 2019 Clarita Mawarni Salim untuk ikut memeriahkan Sail To Indonesia 2019.
Tahun 2019 Pulau Bawean yang berjuluk Pulau Putri itu kembali menjadi salah satu dari 14 destinasi pada event Sail To Indonesia 2019, setelah tahun 2018 lalu dinilai sukses. “Melalui event ini Bawean menjadi salah satu daerah dengan destinasi wisata yang bakal dikenal di kancah Internasional lantaran menjadi jujukan yacht (perahu pesiar) dari berbagai penjuru negara,” ujar Wabup Gresik M.Qosim.
Dengan kearifan lokal Bawean lanjut M.Qosim, baik itu kebudayaan dan kesenian khas Bawean. Momentum ini juga sebagai salah satu upaya untuk mengenalkan destinasi wisata alam laut kepada para turis, baik domestik maupun asing. “Kami berharap, event ini akan terus terlaksana tiap tahun. Disamping itu, selain pengenalan potensi wisata, juga nantinya bakal meningkatkan ekonomi bagi masyarakat sekitar agar semakin sejahtera,” paparnya.
Asisten Deputi Bidang Olahraga, Seni dan Budaya Maritim pada Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kosmas Harefa, mengungkapkan bahwa pemerintah pusat mendukung sepenuhnya atas pengembangan potensi wisata di Bawean. Salah satunya terpilihnya kembali Pulau Bawean menjadi salah satu destinasi pada event Sail To Indonesia tahun 2019 ini.
Ia menyampaikan, apabila Bawean ingin mendorong pengembangan potensi destinasi pariwisata, maka harus mengikuti formulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Sebab, pemerintah mempunya formulasi untuk mengembangkan daerah. “Ada Badan Otorita Pariwisata dan juga Kawasan Ekonomi Khusus. Tinggal pilih yang mana. Artinya, segara regulasi dikembalikan ke daerah, sebab segala usulan berasal dari daerah yang bersangkutan,” ungkapnya.
Dirinya melanjutkan, tentu untuk mewujudkan itu semua harus melalui visibility dan juga study kelayakan. Sehingga, dapat terealisasi dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan.