Media Bawean, 12 Oktober 2010
Erwan Jaelani Panjaf (52 Th.) asal Garut Jawa Barat merasa lebih betah berbisnis Di Pulau Bawean, dibanding daerah lain di Indonesia. Alasannya merasa lebih tenang tidak tergesa-gesa.
Merantau dilakukan setelah tamat STM 1 Ponco di Jakarta, sudah hampir semua kota di Indonesia yang didatangi untuk membuka usaha, termasuk ke negeri singa Singapura juga pernah kerja kesana dan sempat menikah tetapi akhirnya bercerai.
Tahun 1987 masuk Timor - Timur dengan membuka usaha dagang, setelah sukses disana ternyata terjadi perubahan politik sehingga memilih kembali ke Indoensia.
Menetap di Bawean sejak tahun 2000, tetapi sebelumnya sudah seringkali keluar masuk. Setelah memutuskan menetap di Pulau Bawean, menikah dengan perempuan Bawean asal Sangkapura, Alhamdulillah sudah punya anak satu.
"Meskipun penghasilan berbisnis di Bawean minim, tidak seperti binis di Timor -Timur yang setiap harinya memperoleh Rp.25 juta, ternyata lebih tenang bisnis di Pulau Bawean. Kerja jam 8 sampai jam 12 tutup, sedangkan di daerah lainnya tidak mengenal waktu untuk bekerja," katanya.
Betah tinggal di Pulau Bawean, menurut Erwan, "Masyarakat Bawean mempunyai persaudaraan sangat tinggi, antara satu sama yang lain saling mengenal akrab. Ketenangan hidup hanyalah di Pulau Bawean," ujarnya. (bst)