Media Bawean, 20 Juli 2009
Penampilan dan tutur katanya yang lemah lembut nan sopan santun, itulah ciri khas Abdul Hadi Rahmani, S.Pdi sebagai santri asal Pulau Bawean yang mondok di PP. Mahasiswa Al Hikam Malang dengan Pengasuh KH. Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU).
Pendidikan santri asal Teluk Cokel desa Patarselamat Sangkapura, bersekolah SDN Disallam sampai kelas enam, hampir ujian akhir memutuskan pindah ke Malaysia dan mondok di Balai Dakwah Islamiyah di Jeram, Sungai Bulu Selangor selama 1,5 tahun. Dari Malaysia melanjutkan mondok di Ponpes Sidogiri Pasuruan selama 6 tahun. Kemudian melanjutkan ke Ponpes Mahasiswa Al Hikam Malang sebagai angkatan pertama di STAIN Ma'had Al Hikam pada tahun 2007.
Setelah menamatkan studi S1, sekarang mengadikan diri di Ponpes Al Hikam dengan jabatan sebagai Kabid Kemahasiswaan, Musriful Logha Arab Inggris dan Ketua Pos Kesehatan Pesantren.
Abdul Hadi Rahmani, S.Pdi memiliki hubungan sangat dekat dengan Pengurus PBNU seperti KH. Hasyim Muzadi dan Prof. Dr. KH Said Agil Siradj.
Menurut Abdul Hadi Rahmani, S.Pdi kepada Media Bawean (19/7) mengatakan, "Seharusnya santri jangan hanya diajari ilmu agama saja, tapi harus dipelajari nilai-nilai untuk membentuk kejiwaan yang lebih baik," katanya.
"Banyak santri asal Pulau Bawean yang kehilangan kontrol saat pulang, seperti keluar dari sangkarnya, tapi tidak semuanya demikian," ujarnya.
"Sangat penting sekali santri diajari life skill, sebagai modal bila kembali sebagai masyarakat. Sehingga mereka punya keahlian untuk hidup mandiri," jelasnya.
Kenapa Anda tidak mengabdikan ilmu yang dimiliki di Pulau Bawean, Abdul Hadi Rahmani menjawab, "Saya belum siap, masih mencari kesuksesan diluar Pulau Bawean. tapi bila tercapai Insya Allah saya menetap di Bawean, sesuai harapan orang tua," jawabnya. (bst)
Setelah menamatkan studi S1, sekarang mengadikan diri di Ponpes Al Hikam dengan jabatan sebagai Kabid Kemahasiswaan, Musriful Logha Arab Inggris dan Ketua Pos Kesehatan Pesantren.
Abdul Hadi Rahmani, S.Pdi memiliki hubungan sangat dekat dengan Pengurus PBNU seperti KH. Hasyim Muzadi dan Prof. Dr. KH Said Agil Siradj.
Menurut Abdul Hadi Rahmani, S.Pdi kepada Media Bawean (19/7) mengatakan, "Seharusnya santri jangan hanya diajari ilmu agama saja, tapi harus dipelajari nilai-nilai untuk membentuk kejiwaan yang lebih baik," katanya.
"Banyak santri asal Pulau Bawean yang kehilangan kontrol saat pulang, seperti keluar dari sangkarnya, tapi tidak semuanya demikian," ujarnya.
"Sangat penting sekali santri diajari life skill, sebagai modal bila kembali sebagai masyarakat. Sehingga mereka punya keahlian untuk hidup mandiri," jelasnya.
Kenapa Anda tidak mengabdikan ilmu yang dimiliki di Pulau Bawean, Abdul Hadi Rahmani menjawab, "Saya belum siap, masih mencari kesuksesan diluar Pulau Bawean. tapi bila tercapai Insya Allah saya menetap di Bawean, sesuai harapan orang tua," jawabnya. (bst)
Posting Komentar