Media Bawean, 7 Juli 2010
Candi Di Batusendi Sebagai Bukti Sejarah Terlupakan
Di Dusun Batusendi Desa Sidogedungabtu Sangkapura, ada peninggalan sejarah berupa candi berjumlah tujuh buah, tetapi sekarang tinggal enam buah. Candi tersebut menjadi dasar nama kampung Batusendi.
Menurut Masrur sebagai tokoh Batusendi, ditemui Media Bawean kemarin (6/7), mengatakan, "Nama kampung Batusendi berasal dari batu candi yang ada di depan SDN Sidogedungbatu I, sehingga dinamai Batusendi" katanya.
Dari manakah asal Candi? "Menurut orang tua terdahulu candi berasal dari Thailand yang dibawa masuk ke Pulau Bawean,"jawabnya.
"Sebelum Islam masuk di Pulau Bawean, candi tersebut dijadikan kuil sebagai tempat peribadatan agama non muslim," jelasnya.
"Dulu waktu saya masih kecil, candi tersebut seringkali dijadikan tempat pemasangan sesaji, tapi sekarang sudah tidak ada," ujarnya.
"Dahulu ada mitos, bila candi tersebut dijatuhkan kedalam sungai akan terjadi banjir besar, pernah dicoba oleh orang-orang dijatuhkan kedalam sungai, ternyata tidak terjadi banjir besar," terang Masrur. (bst)
Dari manakah asal Candi? "Menurut orang tua terdahulu candi berasal dari Thailand yang dibawa masuk ke Pulau Bawean,"jawabnya.
"Sebelum Islam masuk di Pulau Bawean, candi tersebut dijadikan kuil sebagai tempat peribadatan agama non muslim," jelasnya.
"Dulu waktu saya masih kecil, candi tersebut seringkali dijadikan tempat pemasangan sesaji, tapi sekarang sudah tidak ada," ujarnya.
"Dahulu ada mitos, bila candi tersebut dijatuhkan kedalam sungai akan terjadi banjir besar, pernah dicoba oleh orang-orang dijatuhkan kedalam sungai, ternyata tidak terjadi banjir besar," terang Masrur. (bst)
Posting Komentar