Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » 90 Persen Usia Produktif
Di Bawean Jadi TKI

90 Persen Usia Produktif
Di Bawean Jadi TKI

Posted by Media Bawean on Selasa, 24 Agustus 2010

Media Bawean, 24 Agustus 2010

Sumber : Antara Jatim

Gresik - Sebanyak 90 persen warga usia produktif di Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur lebih memilih menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia, Singapura atau Australia ketimbang melanjutkan ke perguruan tiggi.

"Keberhasilan tetangga, maupun saudaranya yang memicu mereka lebih memilih menjadi TKI daripada kuliah," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemkab Gresik, Saputro, Selasa.

Ia mengemukakan, mereka yang memilih menjadi TKI ke beberapa negara tujuan itu rata-rata telah lulus SMU atau SMK.

"Mereka kebanyakan tidak ada cita-cita lain kecuali menjadi TKI, karena Malaysia ibarat negara kedua bagi orang Bawean. Hingga mereka mempunyai sebutan warga Bawean di Malaysia dan Singapura sebagai orang 'Boyan'," ujarnya

Rendahnya minat kuliah warga Bawean juga tercermin pada beasiswa kuliah gratis yang ditawarkan oleh Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jawa Timur.

"Dari sepuluh kursi yang ditawarkan untuk warga Bawean ini hanya ada dua pendaftar. Padahal, persyaratan beasiswa ini tidak terlalu sulit. Minat sekolah masyarakat Bawean sampai saat ini masih rendah," kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerbang Bawean, Abdul Basith.

Berbeda dengan di Madura, UPN hanya menawarkan 20 beasiswa kuliah gratis bagi warga daerah itu, namun pendaftarnya jauh lebih banyak dari kursi yang disediakan.

"Asal memiliki nilai baik, meski standarnya tidak ditentukan UPN. Selain itu, beasiswa ini diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu," terangnya.

Dikatakanya, dalam beasiswa ini tidak disertai penggratisan biaya hidup di Surabaya. Namun, menurut dia itu tidak terlalu berpengaruh.

Lebih lanjut dia menjelaskan, setelah lulus dari UPN "Veteran" Jatim, para sarjana itu nanti diwajibkan mengabdi di tanah kelahirannya Bawean, misalnya menjadi staf di kecamatan, wirausaha, atau lainnya.

"Pihak UPN juga bekerja sama dengan dua pemerintah kecamatan di Bawean, yaitu Kecamatan Sangkapura dan Tambak untuk menampung lulusan dari beasiswa ini," terangnya.

Meskipun lapangan kerja setelah lulus UPN "Veteran" Jatim nanti terjamin, tetap saja beasiswa ini tidak diminati warga Bawean. Masyarakat Bawean lebih memilih menjadi TKI di Malaysia, Singapura, atau Australia.

Sementara, kedua siswa yang mendaftar beasiswa UPN "Veteran" jatim adalah Ummi Nasehatin (18) asal SMA Umar Mas'ud dan Ainun Nufus (18) asal SMAN Sangkapura. Keduanya warga asli Dusun Daya Sungai Desa Sungairujing Kecamatan Sangkapura dan asal Dusun Padek Desa Lebak Kecamatan Sangkapura.

Sementara itu, pihak universitas berharap beasiswa yang ditawarkan ini dimanfaatkan oleh siswa asli Bawean dengan sebaik-baiknya agar mereka bisa mengembangkan Bawean yang notabenenya selama ini memang jauh tertinggal dari daerah lain di Gresik.

"Beasiswa khusus siswa asli Bawean ini selayaknya dimanfaatkan, sehingga peluang emas ini tidak disia-siakan. Dari dua mahasiswa yang mendaftar, mereka akan terbebas dari uang gedung dan uang kuliah (semester) hingga lulus, karena keduanya perempuan, kami menyediakan mereka asrama," kata Prof. Akhmad Fauzi, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UPN “Veteran” Jatim.

Dia menambahkan, masih ada peluang bagi siswa lain yang berminat, meskipun kegiatan pengkaderan (ospek) sudah digelar mulai Senin (23/8).

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean