Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Demo Tuntut Listrik 17 Jam

Demo Tuntut Listrik 17 Jam

Posted by Media Bawean on Jumat, 06 Agustus 2010

Media Bawean, 6 Agustus 2010

Sumber : Surabaya Post

GRESIK – Ratusan pelanggan PLN didukung Persatuan Mahasiswa Bawean (PMB) menggelar aksi demo di Kantor Kecamatan Sangkapura dan Kantor Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Bawean, Kamis (5/8). Mereka menuntut normalisasi listrik dari 12 jam kembali 17 jam segera direalisasi.

Massa mengecam surat yang diterbitkan Camat Sangkapura terkait pelaksanaan normalisasi listrik. “Mulai 17 Juli 2010 janjinya listrik kembali menyala selama 17 jam, namun diolor 18 Agustus 2010. Warga capek dengan janji-janji, apalagi sebentar lagi bulan puasa. Kami menuntut normalisasi listrik segera direalisasikan,” kata Muhammad Ismail, koordinator lapangan.

Massa melakukan aksi jalan kaki dari alun-alun Sangkapura menuju Kantor Kecamatan Sangkapura dan dilanjutkan ke Kantor UPJ PLN Bawean. Massa juga membawa spanduk dan poster. Selanjutnya, mereka berdialog dengan Camat Sangkapura Suhaemi.

Dari dialog didapatkan keterangan jika surat edaran tersebut berdasarkan surat dari Bupati Gresik dan General Manager APJ PLN Gresik. Isinya, listrik di Pulau Bawean akan menyala selama 17 jam mulai 17 Juli 2010.

Terkait tertundanya normalisasi listrik, Kepala PLN UPJ Bawean, Akbar Pantonangi mengatakan, karena pengiriman tiga mesin pembangkit yang dilakukan PT Artho Ageng Energi (AAE), selaku pemenang tender, mengalami keterlambatan akibat cuaca buruk.

Dalam suratnya no: 228/SK/AAE/VIII/2010 tertanggal 2 Agustus 2010, PT AAE menyatakan, kalau pengiriman 3 unit mesin sudah diberangkatkan dari Pulau Batam menuju Pulau Bawean sejak 3 Agustus 2010. Perjalanan laut tersebut diperkirakan membutuhkan waktu kurang lebih 12 hari. Apalagi saat ini, cuaca sering berubah sehingga pengiriman agak tertunda. "Diperkirakan 18 Agustus 2010 mesin sudah dapat beroperasi, sehingga rencana nyala 17 jam sehari bisa direalisasikan," ujar Akbar.

Ratusan massa belum puas dengan penjelasan dari Camat Sangkapura dan Kepala PLN UPJ Bawean. “Bila tanggal 18 Agustus 2010 ternyata PLN Bawean belum normal, kami akan menggelar aksi yang lebih besar setelah lebaran,” kata Sukron Makmun.

Dari pantauan Surabaya Post, saat ini listrik di Bawean hanya menyala 12 jam. Selain itu, tidak semua daerah teraliri lisrik dari PLN, khususnya di daerah pegunungan, seperti di Desa Promaan, Grejeg, Kebunteluk Dalem, Balikterus. Desa Teluk Jatidawang, Gelam, dan Dekatagung sebenarnya sudah terpasang tiang listrik, tapi hingga sekarang masih nganggur.

Untuk penerangan, warga di pegunungan tersebut menggunakan listrik dari jenset, itupun hanya segelintir orang yang bisa memiliki jenset, biasanya mereka yang tergolong kaya. Warga yang tidak memiliki jenset umumnya terpaksa menumpang minta listrik dari tetangga yang mempunyai jenset. Untuk sebuah lampu mereka harus membayar Rp 30 ribu-Rp 35 ribu per bulan.

Rata-rata di setiap rumah warga hanya memiliki sebuah lampu untuk menerangi di ruang tamu, dan paling banyak dua lampu. Lampu itu pun tidak menyala 24 jam nonstop. Setiap harinya, listrik dari jenset dinyalakan mulai pukul 18.00 dan dipadamkan pukul 22.00.

Sedang di Teluk Jatidawang, sejak awal 2000-an pemerintah sudah berkali-kali menjanjikan bakal ada listrik dari PLN. Tapi hingga kini janji itu belum juga terealisasi, tiang listrik yang terpasang sejak tahun 2002 lalu hingga kini masih juga menganggur.

Amburadulnya listrik dan jalan di Bawean membuat sejumlah investor asing enggan berinvestasi di Bawean. Berdasarkan keterangan dari Unit Teknis (UPT) Dinas Pariwisata di Bawean, banyak investor dari asing, seperti Australia dan Kanada terpesona oleh sajian alam Pulau Bawean. Mereka tertarik untuk mengembangkan wisata Bawean, termasuk membangun resor di sejumlah pulau-pulau kecil yang mengelilingi Pulau Bawean. Tapi investor-investor mancanegara tersebut langsung mundur ketika melihat infrastruktur jalan dan listrik yang sangat tidak memadai untuk pengembangan usaha di Bawean. sep

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean