Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Keluh Kesah Sopir Bawean

Keluh Kesah Sopir Bawean

Posted by Media Bawean on Sabtu, 21 Agustus 2010

Media Bawean, 21 Agustus 2010


Profesi sebagai sopir di Pulau Bawean mulai dikeluhkan, sehubungan sedikitnya pengguna angkutan yang menghubungkan ke daerah-daerah. Salah satu dampak sepinya penumpang, menurutnya semakin banyaknya warga Bawean yang memiliki sepeda motor, angkutan mobilnya semakin banyak dan terjangkaunya jaringan seluler di Pulau Bawean.

Kemas Abd. Fatah sebagai sopir di Sangkapura membandingkan bahwa profesi sebagai sopir lebih menjanjikan tempo dulu, daripada sekarang. "Sopir tempo dulu umumnya dicari oleh penumpang, tapi sopir sekarang umumnya mencari penumpang," katanya.

Menurut Pengakuan Kemas Abd. Fatah, waktu dulu setiap harinya mampu mengumpulkan uang Rp.200ribu, harga bensin 1 liter Rp.500 dengan trayek Sangkapura - Tambak, sedangkan perongkosan masih Rp.2.500. "Tapi sekarang harga bensin 1 liter Rp. 5.500, untuk sehari mengumpulkan uang Rp.50ribu sangat berat sekali," ujarnya.

Senada dengan Kemas Abd. Fatah, yaitu Sudi sebagai sopir asal Tambak mengeluhkan kondisi sepinya penumpang sekarang. "Penyebab sepinya penumpang di Pulau Bawean, disebabkan warga sudah memiliki sepeda motor," paparnya.

Sudi menjadi sopir sejak 20 tahun yang lalu, dengan jurusan Tambak - Pagerangan. "Ongkos penumpang pada waktu itu sebesar Rp.200, seharinya mampu mengumpulkan uang Rp.60ribu, sedangkan harga bensin Rp.500. Tapi sekarang rasanya sangat sulit untuk mendapatkan uang banyak setiap harinya" terangnya.

Perlu diketahui, ongkos penumpang Sangkapura - Tambak yang berlaku sekarang untuk 1 orang sebesar Rp. 30ribu, sedangkan carter satu mobil seharga Rp.250ribu. (bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean